Tuesday, November 13, 2018

Kunjungan Muhibbah Habib Bidin part III



WAWANCARA DENGAN HABIB ALI ZAINAL ABIDIN ASSEGAF

  1. Di pondok pesantren putra alfattah inikan lebih mengedepankan khidmah dan mahabbah dari pada ilmu, menurut pandangan habib bagaimana? 

Menurut saya , hal itu melanjutkan misi rosulullah , rosulullah sendiri di utus di dunia ini
  إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَا مَكَارِمَ الْأَخْلَاق  , sebelum kita memiliki ilmu , pondasi ertama adalah harus memiliki adab , supaya jika berilmu tetap di bungkus dengan adab yang baik , supaya ilmu lebih bermanf aat dan barokah. Sama dengan misi di pondok ini khidmah di kedepankan , walupun ilmunya sedikit tapi insyaallah buahnya lebih bermanfaat, ketimbang yang mengutamakan ilmu dulu baru adab . terjawab dengan situasi zaman sekarang , orang berlimu semakin banyak tapi yang memberikan manfaat semakin sedikit. Berlimu,yang alim alim banyak, tapi yang memberikan manfaat semakin sedikit karena tidak ada adab, karna mereka tidak mengambil buahnya khidmanh kepada guru dan pesantren .

  1. Lalu, pandangan habib mengenai jalan pikiran pondok pesantren putra alfattah yang seperti itu bagaimana di era milenial?

Orang pinter belum tentu bener Kalau tidak memakai adab , tapi orang bener insyaallah banyak pintere. Lebih baik benerke orang dari pada minterke orang . maka dari itu habib luthfi itu kalau ada tamu terus orang tuanya minta do’a “bah nyuwun putro lan putri kulo dados tiang pinter”tidak , tapi “tak dongakno dadi wong kang  bener” jadi yang sekarang di cari itu itu manfaat , bukan masalah pinter , kalau ilmu ada sekolahannya  tapi kalau adab ada sekolahannya tapi belum tentu memiliki adab . makanya sekarang banyak pesantren yang  di utamakan adalah ilmu akhlaq . ilmu adab insyaallah ilmunya minalkatutin.

  1. Bagaimana adab kita terhadap kanjeng nabi pada zaman sekarang ?

Terjawab dengan العُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاء, kita tidak mengikuti zaman nabi , tapi nabi ngasih tinggalan 2 yaitu:
-al qur an
 -ahlul bait(anak , cucu nabi dan Para ulama’ yang mewarisi ilmu Nya nabi )   
أَدِّبُوا أولادَكم على ثلاثِ خِصَالٍ : حُبُّ نبيِّكم ، وحُبُّ أهلِ بيتِه ، وقراءةُ القرآنِ 
tapi qiroatul quran di nomor tigakan , karena kalau hanya berlimu , pinter thok, langsung ke al qur an tanpa mempelajai adab ke nabi ,menerjemah al quran nyasar. Hubbub nabiyyikum yang pertama , inilah gunanya kenapa di gelas sholawatan di mana mana , maulidinnabi setiap hari , akhlaqnya nabi harus di pelajari, kenapa? , biar kalau pinter tetap bener nganggo adabe kanjeng nabi , menafsirkan al qur an tanpa mengetahui riwayat nabi , nyasar, menafsirkan al qur an  tanpa mengenal keluarga nabi, nyasar, kerena ,أنامدينة العلم وعليّ بابها , mau nyampai kotanya ilmu harus lewat pintunya , sayyidina ali bin abi tholib , tidak ketemu sayyidina ali , lewat turunnya   sayyidina ali ,dalam catatan,yang betul betul min ahlissunnah waljamaah , yang betul betul ikut salafunassholih, yang betul betul mengikuti salafnya fadhil mugoddam , yang betul betul mengikuti salafnya habib Abdullah al haddad, yang betul betul mengikuti salafnya habib adurrahman segaf, sampai pada ibnu ‘ali zainal abiding bin Muhammad bin baqir ja’far shodiq sampai pada hasan Husain itu catatannya. Rahasia knp nabi mengasih qiroatul quran terakhir itu gunanya supaya menafsirkn quran biar peto, genah, ben jelas, haru pakai adabnya Nabi Muhammad saw.

  1. Pesan-pesan untuk santri Al-Fattah
“Mondok jangan cita2 jadi kyai, tapi jadi orang benar. Mondok diniatkan birrul walidain / membahagiakan orang tua”.                                                             

Sunday, November 4, 2018

Kunjungan Muhibbah Habib Bidin Part II



Pentingnya Melestarikan Tradisi Pondok Pesanten Salaf




      Satu lagi yang kami serap dari lautan ilmu Beliau saat kunjungan muhibbah Beliau kemarin (26/10/2018) . Diantaranya adalah betapa pentingnya melestarikan tradisi-tradisi pondok salaf, karena menurut Beliau, model pendidikan yang ada di pondok pesantren salaf adalah yang paling komplet dan konkret untuk saat ini. Bahkan kalau pun kita sudah belajar ke luar negeri sekalipun, misal ke Arab Saudi, Mesir atau negeri-negeri Islam lainya, Beliau masih menganjurkan kita untuk mondok di pondok pesantren salaf terlebih dahulu, sebelum kita terjun ke masyarakat. Mengapa demikian? karena yang akan kita di hadapi dalam masyarakat adalah orang Indonesia, maka mau tidak mau kita harus memahami terlebih dahulu kultur masyarakat Indonesia, yang kebanyakan telah terminiatur dalam pondok pesantren salaf.
               Pendapat Beliau di atas juga di kuatkan oleh pengakuan salah seorang teman Beliau. Teman Beliau adalah seorang yang lahir Arab, besar di Arab, bahkan menyelesaikan pendidikan Strata Tiga (S3) nya disana. Teman Beliau tersebut mengatakan bahwasanya kalau mau mempelajari tentang Islam yang sesungguhnya, di Indonesialah tempatnya. Apa alasannya, karena ada satu hal yang tidak di ajarkan di sana namun sangat di kedepankan di Indonesia, apakah itu? menerima perbedaan. Indonesia dengan masyarakat multikulturalnya sangatlah bisa menerima perbedaan, hal inilah yang mendasari perkataan teman Beliau yang mengatakan tempat belajar Islam yang sesungguhnya adalah di Indonesia.
               Kalau orang yang hidup dan besar di Arab yang notabenenya adalah pusat peradaban Islam mengakui kalau Indonesialah tempat terbaik untuk belajar tentang Islam, sudah sepatutnya kita bangga, kita lestarikan, kita pertahankan tradisi tradisi kita,tentunya tanpa mengabaikan perkembangan yang ada.
المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
memelihara tradisi lama yang baik mengambil hal baru yang lebih baik
Kita mengikuti arus agar tak tergerus, bukan malah tertelan arus.