klunting…klunting…klunting..seperti biasanya notifikasi inbox Kanjeng Nabi
Shalallahu Alaihi Wasallama yang sangat padat, tapi tak seperti biasanya, malam
ini pesan yang masuk ke inbox Kanjeng Nabi Shalallahu Alaihi Wasallama lebih
padat, lebih ramai dari pada biasanya.
‘’Yaa Rasulallah, Si Fulan
mengucapkan sholawat untukmu.” Isi salah satu pesan yang disampaikan malaikat
kepada beliau.
Beliau membuka satu persatu pesan
yang masuk dengan wajah yang di hiasi dengan senyum indah. Malam ini para
malaikat sibuk melaporkan sholawat yang dihaturkan umat Beliau. Malam ini
langit dihiasi dengan cahaya sholawat umat Beliau yang rindu dan mengharap
syafaat.
Begitulah jika kita imajinasikan
malam ini, malam pertama bulan Rabi’ul
Awwal, Syahrul Anwar. Bulan kelahiran Nabi kita Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasallama, Sang Penghilang Kegelapan. Lantunan sholawat, pujian dan pembacaan
siroh Rasulillah terus bergema,saling bersahutan di seluruh penjuru semesta.
Mungkin pernah kita bertanya-tanya,
mengapa Rasululullah Shalallahu Alaihi Wasallama dilahirkan di Bulan Rabiul
Awwal ? Mengapa tidak dilahirkan di
Bulan Ramadhan saja yang di dalamnya turun Al-Quran dan ada lailatul qadr, atau
bulan-bulan haram ?
Dinukil dari perkataan Imam Ibnu
Hajj beliau berkata bahwa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin memuliakan bulan
(Rabiul Awwal) yang mana Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallama lahir di
dalamnya. Jika Beliau dilahirkan pada waktu-waktu mulia yang disebutkan tadi
(Ramadhan atau bulan-bulan harom) maka bisa disalah pahami bahwa Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wasallama menjadi mulia bukan karena dirinya sendiri,
melainkan karena waktu-waktu mulia nan suci tersebut.
Disamping itu, sejatiya dalam kata Rabii’
terdapat sebuah pertanda baik dan sebuah optimisme jika dipandang dari segi
asal usul katanya. Asal-usul kata Rabii’ adalah bermakna subur. Jadi
bisa diartikan bahwa kelahiran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallama di Bulan Rabiul Awwal merupakan pertanda
kebaikan akan suburnya kebaikan dan keberkahan bagi umat manusia.
Salah satu cara menyambut maulid adalah bersholawat |
Wa ba’du, apapun itu, mumpung
masih di awal bulan kelahiran Kanjeng Nabi Shalallahu Alaihi Wasallama, marilah
kita menampakkan rasa bahagia, menanti detik-detik kelahiran Sang Baginda
Muhammad Shalallahu alaihi Wasallama. Karena tidak ada kenikmatan yang lebih
besar , lebih agung yang melebihi nikmat lahirnya Sang Baginda. Bukankah karena
Abu Lahab bersuka cita dengan kelahiran Sang Baginda, dia setiap hari senin
diringankan siksanya ? Lalu bagaimana jika kita umatnya, yang beriman
kepadanya, yang melakukannya ? Assholaatu Wassalaamu Alaika Yaa Sayyidi
Rasulallaah khudz biyadii…