Baru sadar, Gusti Allah suka bermain petak umpet. Dia menyembunyikan hal-hal besar dalam hal –yang menurut manusia- Dia menyembunyikan
ridlo-Nya dalam ketaatan. Maka jangan remehkan ketaatan, sekecil apapun itu.
Siapa yang mengira memberi minum lalat merupakan sebab ridlo-Nya? Siapa sangka
memberi minum anjing merupakan sebab diampuni dosanya? Dan siapa sangka, hanya
dengan ucapan صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ, seorang pemabuk dapat masuk surga? Kelihatan konyol bukan? Tapi
itulah sang Gusti, ia berbuat demikian agar hamba-hamba-Nya mau ber فاستبقوا
الخيرات, dalam ketaatan apapun.
Dia menyembunyikan
murkan-Nya dalam kemaksiatan, sekecil apapun itu. Tolong hati-hatilah. Hanya
karena niat ‘maksiat sebentar’, nanti taubat, seorang ulama’ mendapat final
su’ul khatimah. Hanya karena lupa pada
burung piaraanya, menjerumskannya dalam api neraka. Dan yang paling masyhur.
Kisah Barseso. Mereka terlalu meremehkan kemaksiatan, dan itulah yang terjadi.
Na’udzubillah
Dia menyembunyikan kekasihnya (wali) diantara makhluk-Nya. Aku ingat ucapan Gus Najih Sarang yang memang tidak suka Gus Dur. beliau berujar الله بالسرائرنحكم بالظواهر, و Beliau hanya mengkritik dzahirnya Gus Dur saja (yang saat itu mengucap Al-Qur’an adalah kitab paling porno) Gus Najih tahu perkataan tersebut pasti perlu ditafsirkan, tapi bila diterima orang awam bahaya kan?
Intinya, jangan meremehkan
makhluknya sang Gusti. Boleh-boleh saja secara dzahir anda komen. Tapi anda
harus tetap ingat, itu adalah sama-sama makhluk Allah, sama-sama ummate Kanjeng
Nabi, siapa tahu dia lebih mulia dari yang menghina?
0 comments: