Tuesday, July 7, 2020

Sayyidi...

            Sayyidi… ummatmu hendak berkeluh kesah. Maafkan diri ini, bila ia hanya bisa mengeluh. Apakah aku pernah membuat engkau tersenyum? Apakah aku termasuk ummatmu yang engkau berhamdalah karenanya, atau malah menangis dan beristighfar?

            Sayyidi… aku hanya ummatmu yang hidup lalang melintang dalam kegelapan. Tak jelas arahnya, tapi masih saja menikmatinya.

            Sayyidi… aku rindu padamu, tapi aku malu bertemu denganmu dengan keadaanku.

            Sayyidi… maafkan aku bilamana rinduku hanya sewaktu-waktu, lalu mengaku-ngaku orang yang paling rindu.

            Sayyidi… Apakah rinduku hanya sebatas kedok duniawi yang tersembunyi? Apakah pecinta sejati akan mengukur materi?

            Sayyidi… Apa yang harus kuperbuat untuk membalasmu? Harta? Engkau adalah pemegang kunci dunia, do’a? Tuhan dan para malaikatnya senantiasa bershalawat kepadamu, Tahta? Tanpa engkau, kamipun tak ada!

            Sayyidi… Sayyidi… Sayyidi…

            Maafkan aku bila persembahanku hanya selembar kertas dan guratan pena. Hatiku masih berlumur dengan dosa, tapi masih saja berdo’a. Pantaskah diri ini merindukanmu? Badanku yang berbau busuk, pantaskah mendekapmu? Mataku yang masih terhalang debu, pantaskah memandangmu?

            Aku mohon, pintaku satu, hanya ingin ‘gendolan’!


Previous Post
Next Post

0 comments: