Monday, August 24, 2020

Komentar

 Kiat untuk Hadapi Kritik Pedas Orang Lain

            Kritikan adalah hal yang wajar bagi manusia. Karena mereka memang mereka diciptakan dengan penuh kekurangan (walaupun mereka adalah sebaik-baik makhluk). Kekurangan-kekurangan tersebut dapat ditambal sedikit demi sedikit melalui kritikan.

            Yang tidak wajar adalah bagaimana mungkin manusia, yang penuh kekurangan ini, saling menghin, saling menyalahkan? Sudah tahu salah tambah disalahkan. Terus untuk apa Gusti berfirman وَأَصْلِحُوا۟ ذَاتَ بَيْنِكُمْ ?

          Dan yang paling tidak wajar lagi, ada manusia –mungkin banyak- yang menerima hinaan dan ejekan tersebut. Seolah-olah membenarkan apa yang disandarkan pada mereka. Kepikiran jadi, stress akhirnya.

            Dalam ilmu psikologi, hal ini tak luput dari cakupan studi mereka. Ada manusia bertipe proaktif dan ada juga yang bertipe reaktif. Untuk yang pertama -proaktif-, kritikan dan hinaan adalah bahan bakar mereka untuk terus berkembang kearah yang lebih baik. Sistem otak mereka telah terprogram untuk menerima stimulus negative menjadi output positif.

            Untuk yang kedua, kritikan dan hinaan adalah sebuah batu besar di punggung mereka. Semakin banyak, semakin down mereka. Mereka adalah tipe orang yang pasif, hanya melakukan sesuatu jika ada komando, dan sangat bergantung pada orang lain.

            Yah…. intinya, terimalah kritikan jika memang membangun. Jika arahnya menjatuhkan, biar sajalah. Toh yang mengkritik masih manusia juga yang masih punya kekurangan. Dalam Al-Hikam didawuhaken bahwa مساوية محاسنهم ‘kebaikan adalah kejelekan (bagi yang lain)’. Apalagi kejelekan mereka? 

    Oleh: Muhammad Alawy Mahfudz

Previous Post
Next Post

0 comments: