Bismillah adalah awal dari segala bentuk kebaikan, dan oleh karenanya lafadz bismillah selalu dijadikan awalan di setiap perkara penting. Kullu amrin dzi balin la yubda-u bibismillahi fahuwa aqta, setiap perkara yang penting, ketika tidak diawali dengan bismillah akan aqta, maksud dari lafad aqta disini adalah kurang barakahnya.
Bismillah juga merupakan bukti penyerahan diri terhadap Allah, Dzat Yang Maha Kuasa atas segala hal. Buktinya, perhatikanlah cerita berikut.
Ada pengembaraan yang sama dilakukan oleh dua orang, yang satu rendah hati dan yang satu sombong. Pengembara yang rendah hati menisbatkan dirinya pada penguasa, sementara yang sombong tidak mau menisbatkan dirinya pada penguasa. Mereka mengembara di padang pasir. Setiap kali orang yang menisbatkan diri itu singgah pada suatu kemah, ia disambut dengan penuh hormat akibat nama penguasa yang disandangnya. Ketika di jalan bertemu perampok maka ia berkata ‘Aku berjalan atas nama penguasa’ mendengar hal itu, maka perampok membiarkannya pergi.
Sementara itu, orang yang sombong, ia menjumpai berbagai cobaan dan musibah. Pasalnya, sepanjang perjalanan ia terus berada dalam keadaan takut dan cemas. Ia selalu minta dikasihani maka itu dia menjadi terhina.
Pengembara tersebut adalah manusia. Dunia yang luas adalah gurun pasir tersebut. Kebutuhan seorang manusia tak terhingga dan tak pernah habis, maka hendaknya seorang manusia menisbatkan dirinya pada nama Allah Dzat yang menguasai padang pasir tersebut, agar terhindar dari kecemasan dalam menghadapi cobaan di gurun pasir tersebut.
wallahu A’lam.