Ternyata memang Gusti Allah iku apikan, Gusti Pengeran nggak butuh
perkara yang wah hanya untuk membuat hamba-Nya bahagia. Kadang, cuma dengan
sebab perkara remeh seperti sebungkus nasi Allah mampu membuat seorang
hamba-Nya yang kelaparan bahagia.
Juga,
di lain waktu Allah pun memberi hal-hal yang menurut pandangan dzahir
itu wah tapi Allah tidak membarengi nikmat barakah pada hal tersebu
t, akibatnya
orang yang mendapat hal tadi tidak bahagia. Contoh mudahnya adalah banyak orang
yang kelihatan luarnya kaya tapi sebenarnya mereka tidak bahagia oleh sebab
harta yang mereka miliki tidak barakah.
Maka
dari itu sedikit banyaknya pemberian Allah itu disyukuri, Dawuhe Allah
لَئِن شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ
Jika dirimu bersyukur wahai hamba-Ku,
maka Aku akan benar-benar menambah nikmat-Ku padamu. (Ibrahim:7)
Bukti
lain bahwa Allah itu maha baik adalah Allah telah memberi pada kita dengan
kemurahan-Nya nikmat iman dan islam, Gusti Allah telah memberi nikmat kita
dapat menggenggam miftahul jannah yaitu لاَ
اِلَهَ اِلاَّ اللهُ. Cuman kadang kala kita mengannggap ini hanya sebuah perkara
biasa, tidak ada wahnya sama sekali. Tapi, sebenarnya saat kau mengucapkan
kalimat ini itu berarti Allah telah mengizinkan dirimu untuk dapat memegang
kunci surga Allah yang darinya mengalir sungai-sungai, di dalamnya terdapat bidadari-bidadari
yang menyenangkan mata, serta hidup kekal di sana.
Coba
bayangkan, jika Allah mencabut nikmat tersebut darimu. Betapa banyak orang yang
Allah biarkan tersesat dalam kekufuran karena tidak memegang lentera keimanan
yang dapat meneranginya menuju cahaya Allah.
Semoga
Allah terus memberi kita nikmat untuk tetap dapat memegang kalimat ini, kalimat
yang merupakan kunci utama kita meraih ridlo-Nya di kehidupan kita baik dunia
maupun akhirat. Aamin
Wallahu
a’lam.
0 comments: