Saturday, November 7, 2020

KUDET itu Perlu

 

            Dunia maya saat ini sudah merebak diseluruh masyarakat. Indonesia sendiri menjadi negara nomor 5 sebagai pemakai terbanyak media sosial (berikut dengan keadaan Indonesia yang cukup besar juga). Lalu, apakah ini sebuah pencapaian yang besar? Mungkin saja, ini adalah prestasi anak-anak bangsa Indonesia? Ataukah justru seballiknya?

Voa Indoneisa mengatakan ada kurang lebih 200 anak di Jawa Barat yang harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) karena kecanduan gedget. Kita juga tanpa sadar melihat layar gadget 85 kali sehari, ya ternyata banyak sekali. Dan inilah beberapa dampak dari memakai gadget berlebihan.

            Kita bisa menyebut hal ini dengan Gadget Addiction. Gadget Addiction ini tak jauh dari obat-obatan adiktif yang membuat kecanduan lainnya. Alkohol, sabu, kokai, dan lain-lain yang notabene memberi dampak kesehatan pada kita, Gadget pun demikian. Terutama pada kesehatan mental kita.

Lalu seberapa jauh sih dampak Gadget Addiction ini?


Perlu kita ketahui ternyata Withdrawal atau efek kecanduan Gadget Addiction ini setara dengan kokain. Ya, kita pasti tahu cerita para pecandu kokain yang kerjaanya bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup namun malah membeli kokain kembali. Loh, kok bisa sama? Karena saat kita mengonsumsi informasi di gadget, kita akan selalu ingin mencari euforia yang sama, hingga akhirnya kita butuh waktu yang lebih lama demi memenuhi euforia yang kita inginkan itu. Nah, dampak selanjutnya yang kita alami adalah produktivitas yang menurun. Kan eman-eman..

            Selanjutnya, Gadget Addiction ini juga akan memberi efek Fear of missing out atau dapat kita artikan dengan takut ketinggalan berita. Efek ini akan memberikan rasa cemas, tidak sabar, dan kurangnya fokus hingga akhirnya proses belajar ataupun bekerja kita akan terganggu.

Terus Bagaimana kita menanggulanginya?

Semua ini bisa kita mulai dari diri kita dan keluarga. Marilah kita sedikit meninggalkan gadget dan lebih fokus pada pelajaran ataupun kerja kita. Kurangi obrolan yang tidak penting dengan teman ataupun keluarga. Kita harus bisa memberi keluarga kita keleluasaan dengan menghindari efek Fear of Missing Out. Ya, mulailah tidak memberi kabar yang tidak penting atau tidak perlu pada keluarga. Hingga akhirnya, dia tidak akan takut ketinggalan informasi dari kita karena kita tidak melulu memancing dia dengan memberi kabar yang tak penting itu.

Sekian terima kasih.

Oleh : Mhammad Nasihul Umam

Previous Post
Next Post

0 comments: