… يَرفَعِ اللّهُ الَّذِينَ امَنُوا مِنكُم وَالَّذِينَ اُوتُوا العِلمَ دَرَجتٍ …
“... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...”
Pernah ada suatu cerita dari Habib Novel Alaydrus Solo yang Beliau dapat dari Habib Husain bin Hasan Alaydrus Solo. Ketika Beliau Habib Husain masih kanak-kanak setiap malam jumu’ah selalu diperintah ayah Beliau Habib Hasan ke Masjid Riyadh untuk hadir majelis maulid yang dipimpin Habib Alwi bin Ali Al Habsyi. Sebelum berangkat, Habib Husain selalu dipesani untuk mencari sesuatu diantara kedua mata Habib Alwi, dan namanya anak-anak pasti patuh terhadap orang tauanya. Berngkatlah Habib Husain ke Masjdi Riyadh Solo, diacara maulid tersebut Habib Husain selalu melihat wajah Habib Alwi deraya mencari sesuatu yang disampaikan ayahnya Habib Hasan. Sebulan, dua bulan, tiga bulan bahkan sampai setahun beliau ketika menghadiri majleis maulid di Masjid Riyadh selalu dipeseni ayahnya Habib Hasan tentag hal itu, tetapi hasilnya nihil semua, Habib Husain tidak menemukan apapun sama sekali. Hingga suatu waktu Habib Hasan bilang keanaknya Habib Husain “aku sengaja suruh kamu cari, agar pandanganmu tidak kemana-mana, biar memandang wajahnya Habib Alwi yang pernah beliau pernah bertemu Habib Ali Al Habsyi, yang pernah bertemu dengan banyak wali-wali dulu dan yang mungkin pernah bertemu Rasulullah dalam mimpi ataupun lebih dari itu, sehingga wajahmu ini mendapat barokah dari Habib Alwi Al Habsyi”.
Tetapi kita sebagai manusia zaman akhir, yang tidak sekurun ataupun sekurun tapi juga tidak pernah berjumpa dengan beliau-beliau karena jarak yang jauh. Apa yang bisa kita andalkan untuk mendapatkan keberkahan seperti itu dizaman akhir ini? Diterangkan dalam syair yang disusun Al Habib Ali bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi (muallif simthud duror) :
بَختْ مَن قَد رَآهُم أَو رَأَى مَن رَآهُم
“beruntung orang yang pernah melihat mereka (orang sholih / ulama’) atau orang yang melihat orang yang pernah melihat mereka (orang sholih / ulama’)”
Saking besarnya keberkahan melihat orang sholih / ulama, melihat orang yang pernah melihat mereka saja mendapat keberkahan juga. Sekarang, jikalau kita juga tidak pernah melihat orang yang pernah melihat beliau-beliau, lalu bagaimana? Apa yang kita andalkan lagi? Lanjutan dari syair diatas :
kedekatan muncul karena adanya rasa cinta |
أو تَعلّق بهم دَائم ولاَزَم فينَاهُم
"atau (beruntung) orang yang mempunyai
hubungan dengan mereka, selalu didepan
pintu mereka"
Mempunyai hubungan yang dimaksud adalah adanya rasa cinta terhadap orang sholih atau ulama tersebut, karena kedekatan tumbuh karena adanya rasa cinta, kalau sudah dekat dengan beliau-beliau, tidak mungkin kalau keberkahan tidak kita dapatkan karena ketika Allah Ta’ala melihat dengan rahmat kepada kekasih-kekasihnya tersebut maka orang yang dekat dengan mereka pun akan merasakan rahmat-Nya Allah tersebut. Dan selalu berada didepan pintu mereka adalah selalu berharap dekat dengan mereka, selalu ingin bertemu mereka baik dimimpi atau lebih dari itu, selalu meneladani perilaku mereka dan mengambil ilmu-ilmu dari mereka.
Semoga kita selalu dimudahkan Allah Ta’ala. Untuk mengambil / ngalap keberkahan dari orang-orang sholeh dan ulama dengan sebaik-baiknya, Amiin.