Nah sekarang, bagaimana cara kita memahami banyak fan ilmu sekaligus? Padahal perangkat perangkat tadi sangat luas pembahasannya.
Caranya adalah kita harus memahami konsepnya dahulu, pondasinya! Apabila kita mempelajari suatu fan ilmu tanpa mengetahui pondasinya, maka bisa dianalogikan membangun gedug di atas laut, roboh. Untuk membangun pondasi yang kuat, kita harus mendapat bahan yan kuat, tepat. Dan, bahan yang tepat untuk belajar kitab kuning adalah menghafal matannya. Dalam Ta’lim Muta’alim dijelaskan (halaman 66 ……والصواب عندى خى هذ ما فعله مشائخنا الخ
Dikatakan juga : من حافظ المتون حاز الفنون
Hakikatnya orang yang menghafal matanya maka diatelah memperoleh fan-nya. Tidak salah banyak dari pondok pesantren yang mewajibkan para santrinya untuk menghafal kitab kitab matan sebelum beranjak ke pembahasan selanjutnya, di kitab syarah aau hasyiahnya.
Beberapa rekomendasi kitab matan dari berbagi fan, misalnya :
1. Nahwu : Jurumiyyah atau Al Imrithi
2. Fiqh : Goyyatut Taqrib atau Tanirul Hija
3. Tauhid : Aqidatul Awwam atau Durusut Tauhid
4. Hadist
: Al Arbai’n Nawawi
Dan lain lain dari banyaknya fan keilmuan. Bahkan, di beberapa pesantren, wiridan setelh shalatny membaca kitab kitab matan, untuk menyemangati dan membiasakan santri dengan hafalannya. Dalam Nadzhom mawarisnya, Imam Rahbani ngendikan :
والثلثان وهما التمام فاحفظ فكل حافظ امام
“Dua pertiganya itu sempurna. Maka menghafal lah, karena setiap orang yang hafal adalah pemimpin.”
Oleh : Muhammad Alawy Mahfudz
0 comments: