Saturday, December 17, 2022

Ojo Muncul Sedurunge Mencil




Suatu hari, seorang kyai khos berpesan kepada para santri, "Ojo muncul sedurunge mencil", jangan unjuk diri sebelum menyepi, begitulah kira-kira makna harfiahnya. Wasiat singkat ini sarat pesan, pengingat untuk kemudian menjadi 'thoriqoh' menempa jiwa kepemimpinan.


"Ojo muncul" dapat ditafsir sebagai pesan agar tidak terburu-buru berada di depan. Seperti yang disebut Ki Hajar Dewantara; "ing ngarso Sung tulodho", yang berada di depan memberi keteladanan. di sini maqam atau tingkatan pemberi 'tuladha' tidak disandang sembarang orang, ada syarat ketat yang harus dikantongi dan proses yang kudu ditempuh.


Proses tersebut dijabarkan dalam paruh kalimat kedua, "sedurunge mencil", sebelum mengucilkan diri. mencil yang dimaksud disini tak hanya mengucilkan diri dari khalayak ramai. lebih dari itu, melainkan mengecilkan pikiran dan hati untuk menempuh proses tertentu.


Tafsir kata "mencil" untuk kemudian sampai pada maqam "muncul" dapat kita lacak dari lakon sufistik yang berdasar pada tiga hal. Kita mengenal "Takholli" (mengosongkan diri /kuras), "Tahalli" (mengisi diri/ isi), dan "Tajalli" (memancarkan nur ilahi/ mancur).


Tahapan pertama; "Takholli", dapat ditempuh dengan 'kholwat' atau tirakat lainnya, tujuannya untuk mengosongkan jiwa dari nafsu dan sifat-sifat negatif. Tahapan selanjutnya adalah "Tahalli", pengisian jiwa dengan sifat-sifat terpuji (Al akhlaq Al mahmudah). Kemudian terakhir adalah "Tajalli", memancarkan nur ilahi. Ini adalah buah dari proses pembersihan dan pengisian jiwa. Tahap terakhir ini dapat kita sebut "muncul" kemudian dua tahap sebelumnya, kuras dan isi adalah "mencil".


Meminjam metode sufistik ini kita memetik pesan bahwa, dalam menapaki tangga kepemimpinan (Tajalli/ muncul) harus dilalui dengan tantangan di kelas "Mencil" sebagai pembentuk kualitas dan karakter melalui tahapan "Takholli dan Tahalli".




Mungkin ini salah satu maksud dari pesan inspiratif syaikhina Ahmad Basyir (Allahu yarhamhu). "Enome rialat, tuwone nemu drajat". Atau lakon riyadhoh/ tirakat di waktu muda berarti "Mencil" untuk menghimpun ilmu dan menempa jiwa. Pada akhirnya ilmu dan kebesaran jiwa akan mengantarkan kita pada maqam muncul atau semakna dengan "Tuwone nemu drajat".


Semoga Allah senantiasa membimbing dan mempermudah kita dalam melakoni tahapan tirakat atau menjauh untuk kemudian mengabulkan doa kita:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا


Referensi: catatan penulis saat mengaji adab bersama ustadz Alawy Al- Hafidz.

Penulis: Yusrul Falah.

Tuesday, December 13, 2022

Perkembangan teknologi dalam membangun karakter santri intelektual

 



Teknologi informasi digital yang semakin berkembang telah mengubah pola perilaku manusia. Berdasarkan data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), pada tahun 2022 pengguna internet di Indonesia mencapai sekitar 210 juta. Artinya ada penambahan sekitar 35 juta pengguna internet di Indonesia, dari total seluruh penduduk Indonesia. Ini cukup membuktikan betapa kebutuhan akan teknologi informasi relatif tinggi Hal ini bukan tanpa sebab karena teknologi informasi menawarkan berbagai kemudahan dalam hidup.


Dalam perspektif pendidikan, peranan teknologi ini juga akan sangat membantu bilamana dimanfaatkan dengan tepat. Mutu pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan mulai dari kurikulum 1994 sampai dengan kurikulum 2013. Di era revolusi industri 4.0 ini para siswa dituntut untuk berkarakter inovatif, kreatif, dan analitis. Media pembelajaran e-learning seperti ruang guru sedang menjadi tren di kalangan pemuda. Hal itu dilatarbelakangi oleh tingkat fleksibilitas yang didapat dari media pembelajaran daring tersebut. Para pelajar bisa mengakses aplikasi di manapun dan kapanpun mereka berada. Keuntungan lain yang bisa didapat adalah pengembangan materi yang disediakan oleh pengembang aplikasi jadi belajar tidak terpaku pada materi baku yang ada di buku.


Lain halnya daripada itu, kita sebagai Santri milenial juga harus melek terhadap teknologi. Stigma Santri hanya berkutat dalam sektor religius itu harus dihapuskan. Demikian santri harus menguasai segala sektor dalam kehidupan. Tidak peduli apakah itu sektor umum atau pun religi. Menurut KH. Sahal Mahfudz, dikotomi dalam ilmu itu tidak ada. "Antara ilmu agama dan ilmu umum; antara sekolah dan madrasah; antara guru dan ustadz; antara buku dan kitab. Dikotomi seperti ini tidak sehat sebenarnya apalagi kita tahu bahwa semua ilmu itu dari Allah." Semisal kita menguasai ilmu Biologi. Karena bisa jadi yang menjadikan kita wusul dan tahu akan hakikatnya Allah itu melalui pengetahuan tentang makhluk hidup yang di dalamnya memuat rahasia-rahasia Allah.


Pada hakikatnya di era revolusi industri ini Santri milenial dituntut untuk harus melek terhadap teknologi informasi. Dengan dibekali nilai nilai ajaran agama islam salah satunya adalah Tabayyun. dalam Islam, perintah untuk melakukan tabayyun mengenai informasi yang didapat, tertulis dalam Q.S al-Hujurat (49):6 “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”


Secara eksplisit, ayat di atas mengharuskan kita melakukan tabayyun terlebih teliti ketika menerima informasi dan pencarian bukti-bukti yang terkait dengan informasi yang beredar. Jangan sampai informasi tersebut berdampak fatal bagi sebagian pihak, sehingga ada pihak yang dirugikan karena informasi tersebut tidak sesuai dengan fakta. Dan, sayangnya kadung ditelan mentah-mentah. 


Tabayyun juga merupakan peringatan, jangan sampai ummat Islam melakukan tindakan yang menimbulkan dosa dan penyesalan akibat keputusan yang tidak didahului dengan tabayyun yang bisa mencelakakan dan merugikan orang lain. Selain itu, tabayyun dalam kehidupan sosial menjadi sangat penting dalam ihwal mencegah hal-hal yang dapat merenggangkan sendi-sendi persatuan dan kerukunan.


Jadi, sederhananya tabayyun merupakan kegiatan penelitian untuk mencari informasi secara hati-hati dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai fakta dalam rangka menguji kebenaran.


_https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/tech/20220609153306-37-345740/data-terbaru-berapa-pengguna-internet-indonesia-2022/amp_

_https://www.laduni.id/post/read/69778/ini-5-pesan-penting-kiai-sahal-mahfudz-untuk-para-santri_

_https://banten.nu.or.id/amp/opini/tabayyun-perintah-lawas-tetapi-masih-relevan-KjzqN_


Terimakasih, semoga bermanfaat.-

Oleh: Yusrul falah.

Wednesday, December 7, 2022

Open minded dari segi budaya dan agama

 



Akhir-akhir ini di beberapa platform media sosial ada salah satu isu yang sedang panas tentang masyarakat kita yang dianggap masih memiliki mindset yang konservatif pemikiran yang masih belum terbuka atau close minded. Masyarakat kita, dewasa ini masih sering memandang berbagai isu sosial yang terjadi di masyarakat dengan cara pandang skeptis dikarenakan faktor adat atau budaya yang tidak selaras terhadap isu-isu yang mencuat.


Pahit diakui, cara pandang demikian seringkali irelevan dengan zaman yang semakin dinamis, banyak kasus ketika beberapa individu di masyarakat kita memiliki sebuah ide inovasi brilian yang dapat memberi perubahan positif pada komunitas, acap kali itu mereka tidak diterima karena perbedaan ideologi, atau rasa keberatan terhadap inovasi karena sebab kepentingan kelompok tertentu. Dan jelas, Hal ini dapat menghambat kemajuan masyarakat kita.


Lalu bagaimana baiknya kita menyikapi permasalahan ini? Apa perspektif Islam terkait isu ini?


Solusi yang dapat kita ajukan, tentunya kita harus merombak mindset pandang kita, dari yang sering skeptis menjadi lebih objektif dalam menilai isu-isu yang baru muncul, dari yang awalnya kita pandang cuman dari satu sisi, sekarang kita coba lihat dari berbagai sisi yang lain, agar kita mendapat berbagai sudut pandang baru yang dapat membantu kita membuat konklusi paling tepat terhadap isu yang terjadi.


Sebagaimana analogi orang yang hanya melihat angka 6 dari satu arah dia tidak akan menyadari jika hanya dengan perbedaan sudut pandang, angka 6 juga bisa menjadi angka 9.


Dalam kacamata Islam, kita dikenalkan dengan konsep:

'المحافظه على القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلح

"menjaga hal lama yang sudah baik, danmengambil hal baru yang sifatnya lebih baik"

Adat budaya kita yang sudah baik, yang juga masih relevan dengan keadaan sekarang harus kita pertahankan, dan inovasi inovasi baru yang bersifat lebih baik, kita ambil untuk mengupgrade sistem lama yang sudah irelevan dengan zaman yang makin dinamis. Dengan konsep ini, adat budaya leluhur dan juga ajaran agama kita dapat terus terjaga dan bertahan di tengah derasnya arus perubahan global. Tak hanya itu, dalam mengurangi sikap skeptis yang sudah mengakar kuat di masyarakat, kita hendaknya terus mengambil sikap moderat tidak memihak satu pihak atau pihak lain, menjaga agar tetap objektif di tengah, dengan tetap menjaga toleransi antar sesama sehingga dapat terus mengambil keputusan paling tepat untuk komunitas kita.


Bukan begitu, kaum open minded?

Wallahu a'lam.


Oleh: M. Rafly.

Monday, December 5, 2022

Keburukan Zaman Sekarang

     

   “Luwih apik jamanku, tho.” Begitulah kata-kata orang tua yang sering dilontarkan pada kita. Tak bisa dipungkiri, memang lebih banyak orang bobrok yang ditemukan di zaman ini ketimbang orang bobrok di zaman dulu. Selain itu, mungkin apabila kita mencermati, kualitas orang zaman dulu juga lebih baik daripada kualitas orang zaman sekarang. 

Saya pun pernah membahas perkara ini pada postingan yang lama. Namun kala itu, saya belum tahu apa alasannya. Nah, kali ini saya akan membeberkan salah satu alasan yang akhirnya saya dapat, kenapa sih orang-orang sekarang pada bobrok dan lebih banyak dari zaman dulu? 


1. Internet.

Sebenarnya, kalau internet digunakan dengan baik, seseorang bisa saja menjadi lebih baik dari zaman dulu. Internet memberikan akses yang mudah untuk belajar, mengaji, bepergian, membeli makanan, dan lain-lainnya. Namun, kebanyakan orang salah mengartikan kegunaan internet ini. Mereka malah terlalu PW, terjebak dalam zona nyaman dan tak mau berjuang.

Akan tetapi, alasan besarnya bukanlah itu. Di dalam internet, seseorang mengakses film, buku PDF, anime, manga, dan segala hiburan lainnya yang berupa karya dari seseorang ataupun perusahaan. Semua itu bisa diakses dengan gratis di dalam situs ilegal. Seperti Mangaku, Rebahin, lk21, samehadaku, anoboy, dan banyak lagi situs lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu-satu. 


Situs Ilegal


Pada Undang-Undang Republik Indonesia no. 14 tahun 2014, Bab II Paragraf dua pasal 12 disebutkan, ‘Setiap Orang dilarang melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribusian, dan/atau Komunikasi atas Potret yang dibuatnya guna kepentingan reklame atau periklanan secara komersial tanpa persetujuan tertulis dari orang yang dipotret atau ahli warisnya.’ Situs ilegal ini juga melanggar undang-undang moral, ekonomi, dan pelanggaran berat lainnya. 



Selain itu, Tere Liye dalam novelnya Selamat Tinggal menyampaikan dengan tersirat bahwa ia tidak rela (tidak ridho) dengan yang berhubungan dengan pembajakan, baik pembajaknya, penyebar, penikmat, dan lain-lainnya. Tere Liye tidak hanya menyampaikan kebencian, ia juga menyampaikan alasannya. Di Novel itu, diceritakan ada penulis hebat yang dikenal banyak orang. Namun, karyanya yang beredar ternyata bajakan sehingga ia sama sekali tidak mendapatkan satupun uang dan royalti dari pembajakan bukunya yang telah beredar dimana-mana. Penulis itu pun jatuh miskin dan anaknya terpaksa jualan cilok di tempat wisata. Tere Liye juga menuliskan dalam setiap halaman terakhir novelnya bahwa novel bajakan itu jelek, beracun, merusak mata, dan berbagai macam bentuk yang bisa kita rasakan kebenciannya. 

Ungkapan kesal Tere Liye yang viral di media sosial

Nah, kalau bentuk yang kita nikmati itu syubhat (belum diketahui apakah diridhoi atau tidak), bahkan berkemungkinan banyak tidak diridhoi, atau malah jelas telah disebutkan oleh pengarangnya bahwa tidak ridho seperti Bang Tere Liye, maka itulah perusak orang-orang zaman sekarang. Kan zaman dulu (sepertinya) bajakan film, komik, buku tidak seganas sekarang. 


Orang jaman dulu nonton film bareng-bareng, gratis. Jadi Insya Allah pengaragnnya ridho


Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan kepadaku bahwa  ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).


Oleh : K-San

Thursday, December 1, 2022

MAHABBAH

 


       Kita sejak kecil telah diajari akan rasa cinta kita kepada junjugan kita Nabi Muhammad ﷺ , diajari lewat siroh atau adab-adab beliau atau hadis-hadis beliau dan lain-lain, rasa yang tumbuh sejak kecil ini perlu kita tanamkan yang dalam-dalam agar melekat di hati kita bahwa cinta kita kepada Nabi Muhammad ﷺ tidak ada ruginya bahkan kita malah merasa bahwa diri kita itu tidak hidup sendirian melainkan ada yang membimbing kita dalam menjalani hidup ini.

Nabi Muhammad ﷺ sangatlah cinta pada umatnya bahkan sampai-sampai ketika beliau wafat beliau bersabda;
ﺍٔﻣﺘﻲﺍٔﻣﺘﻲامتي
yang kurang lebih artinya: "umatku umatku umatku."

Rindu dengan Nabi Muhammad ﷺ adalah suatu yang wajar ketika sudah tertanam rasa cinta kepada beliau, kita bisa mengobati sedikit dari rasa rindu kita dengan maulid, membaca sholawat dan lain-lain.

Rasa ini perlu kita pertahankan sampai kita wafat, rasa inilah yang akan kita jadikan bukti akan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad ﷺ .

Ketika diri kita merasa jauh dengan beliau, segeralah mendekat sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ membuka lebar lebar tangan beliau untuk merangkul umat umatnya.

Di zaman akhir seperti ini, perbanyaklah sholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ karena di zaman akhir tidak ada amal yang mudah dan gampang diterima selain sholawat.

Marilah kita bersama-sama membangun rasa cinta ini seindah indahnya, agar beliau Nabi Muhammad ﷺ tersenyum melihat kita akan rasa cinta kita kepada beliau .

Oleh: Naim.

Friday, November 25, 2022

R.I.P Earth

 


Belakangan ini cuaca ekstrem sering melanda wilayah di berbagai negara, termasuk wilayah Indonesia, global warming atau pemanasan global menjadi masalah yang terus terjadi; suhu sangat panas, curah hujan tinggi, angin kencang, iklim yang terus berubah-ubah dan tidak menentu menjadi salah satu sumber bencana alam yang terus meningkat.

Tak bisa dipungkiri faktor alam memang sangat berpengaruh terhadap meningkatnya trend bencana yang terjadi, akan tetapi faktor manusia juga tak kalah berpengaruh dalam rusaknya lingkungan seperti banyaknya sampah atau limbah yang dibuang ke sungai sehingga bisa menyebabkan banjir, banyaknya pengendara motor maupun mobil sehingga dapat menyebabkan pencemaran udara bahkan merusak lingkungan atau sumber daya alam dan masih banyak lagi karena itu Allah pernah berfirman: 

ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايدي الناس ليذيقهم بعد الذي عملوا لعلمهم يرجعون (الروم: ٤١)

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.(Ar-Rum: 41).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa kerusakan di bumi disebabkan oleh manusia alias oknum tertentu, contoh sederhananya yaitu banyak oknum yang gemar membuang sampah sembarangan padahal sudah disiapkan tempat sampah sehingga aliran sungai terhambat lalu saat musim hujan tiba air sungai meluap dan menyebabkan banjir.

Selain itu di era revolusi industri seperti sekarang banyak penggunaan kendaraan motor maupun mobil dan penggunaan alat-alat elektronik yang berlebihan, karena itu dampaknya sangat berpengaruh terhadap suhu bumi peristiwa ini disebut dengan pemanasan global atau global warming. Maka dari itu saya mengajak kalian semua untuk menjaga bumi tercinta ini yang notabenenya sebagai tempat tinggal kita, agar bumi ini masih tetap hijau sehingga kita dapat beribadah kepada Allah dengan khusyuk untuk mencapai kehidupan yang abadi. Sekian dari saya terima kasih.

Oleh: Rafi Ariq.



Sunday, November 20, 2022

Surah Al-Fil dan Kanjeng Nabi

(Baca dan artikan dulu surahnya)

       Sebelum masuk tahukah kita bahwasanya peristiwa gajah itu turun atau terjadi di masa sebelum Nabi lahir? Jika kita tahu, sadarkah bahwasanya zaman yang enggak ada rasul itu namanya zaman fathrah? Dan zaman fathrah adalah zaman anti azab.  

وما كنا معذبينا حتى نبعث رسولا
"Kami tidak akan mengazab sampai kami mengutus seorang rasul".

Maka jika kita sadar - ya alhamdulillah kita sadar sekarang wkwk - peristiwa gajah itu terjadi di periode fathrah lah, kenapa ada azab di peristiwa Al-Fil, padahal kan zaman fathrah belum ada Rasul, kan nggak boleh ada azab?

Ini pertanyaan kyai Maimun di kala itu.

Ini aneh kata beliau, zaman fathroh kok ada azab besar-besaran, diabadikan pula di Al-Quran. Biasanya azab itu terjadi setelah setelah ada nabi dan kaum itu mendustakan nabinya dulu. Kaum muktafikah melakukan dosa besar lalu Allah mengutus Nabi Luth kepada mereka, nah saat mereka mendustakan beliau, diazab lah mereka. Begitu pula kaum Nuh, Hud, dan lain-lain. Azab terjadi bila ada rasul yang didustakan

Beliau - Mbah Maimun - menyindir perkataan mendasar seperti ini, sedikit orang memikirkan. Lah bagaimana mau memikirkan, kepikiran saja enggak sambil tertawa dengan khasnya.

Kembali ke pertanyaan kenapa? 

Jawabannya adalah, karena umat Muhammad adalah ummatun marhumah umat yang dirahmati kata beliau.

Maksudnya iya, azab yang terjadi setelah pendustaan umat terhadap rasulnya itu tidak boleh terjadi kepada umat Nabi Muhammad, sebab azab itu sifatnya penghabisan sekali. Kaum tsamud mendustakan nabinya. Tidak ada yang tersisa dari mereka seluruhnya, dan sekali seseorang pernah mendustakan nabinya, maka musnah mereka seketurunan-turunannya, tidak ada yang tersisa selain nama dan ceritanya saja. Itu sifatnya azab. Sedangkan Rasulullah, beliau diutus ke seluruh manusia, sekali azab turun, selesai kehidupan.Maka, khusus umat Rasulullah tidak boleh ada azab penghancuran. Sebab:

امتي هذه امة مرحومة
Umatku ini adalah umat yang dirahmati

Maka azab yang aslinya milik umat ini, Allah majukan, Allah cepatkan, Allah turunkan kepada suatu kaum yang bukan umat beliau, kaum raja abrahah. كيدهم في تضليل . Semua rencana mereka sesaat tertimpa rencana besar Allah, dikirimlah burung-burung berbondong-bondong membawa batu api yang menghancurkan mereka sehancur-hancurnya dengan cara mengenaskan. Sekarang, sama sekali tidak ada yang tersisa kecuali kisah naasnya

Jadi ada azab yang terjadi malah sebelum diutus Rasul, dan ini satu-satunya. Kenapa? Sekali lagi, karena umat Nabi Muhammad adalah umat yang dirahmati.

Umat Nabi Muhammad enggak boleh ada azab penghancuran sebab Allah terlanjur menginginkan umat ini menang. Umat ini berkuasa, agama ini terpampang dengan segala kebesarannya. Itu semua demi kekasihnya, Nabi Muhammad. Allah terlanjur sayang kepada apapun yang berhubungan dengan beliau.

هو الذي ارسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره الكافرون (التوبه: ٣٣)

Selama Rasulullah ada Allah sudah berkeinginan tidak menurunkan azab jangankan ada beliau ada Salah satu sifat beliau di suatu komunitas maka tidak ada azab apalagi ada beliau sang rahmatan lil alamin.
وما كان الله ليعذبهم وانت فيهم ما كان الله معذبهم وهم يستغفرون (الانفال: ٣٣)

Nah pemikiran seperti ini untuk menafsiri surah ini memang jarang sekali ada yang sampai itu menunjukkan betapa dalamnya syaikhona Maimun bertadabur Alquran tidak cukup itu harus ada mahabbah kepada sang nabi maka jika ada orang cinta nabi alim dan ahli Quran selesai masalah.

Friday, November 18, 2022

Minhajut Tholibin, Karya Fenomenal Imam Nawawi

 




Sekilas Kitab

Minhajut Thalibin merupakan kitab yang penuh keberkahan. Keberadaannya menarik banyak perhatian ulama di kalangan Syafi’iyah, khususnya generasi muta’akhirin. Para ulama besar Mazhab Syafi’iyah seperti Imam Jalaluddin al-Mahalli (864 H), Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli (957 H), Imam Ibnu Hajar al-Haitami (974 H), Imam Muhammad bin Ahmad Al-Khatib Asy-Syirbini (977 H), serta lainnya; menulis syarah atau komentar berjilid-jilid atas kitab ini. Ada sekitar tiga ratus lebih kitab yang lahir dari Minhajut Thalibin ini. Baik berupa syarah (komentar), hasyiyah (catatan kaki atas syarah), taqrir, nadzam, mukhtashor dan lain sebagainya.

Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, salah seorang ulama kelahiran Jakarta yang saat ini menetap di Madinah, dalam kitabnya “Al-Manhajus Sawi Syarah Ushulut Thariqah Sadah Ali Ba'alawi menuturkan :

وكان سيدنا القطب عمر بن عبد الرحمن العطاس نفع الله به يأمر بقراءة المنهاج ويحرض عليه ويقول ان النووي ضمن بالفتوح لمن قرأ فيه

“Suatu ketika Sayyid Qutb Umar bin Abdurrahman al-Attas (1072 H), penyusun Ratibul Attas, menyuruh dan menganjurkan murid-muridnya untuk membaca kitab Minhaj. Beliau berkata : Imam Nawawi memberi jaminan futuh (dibuka pemahamannya) bagi orang yang mau membacanya.”


Silsilah Kitab 

Mata rantai kitab Minhajut Tholibin dimulai dari kitab Nihayatul Mathlab karya Imam Haramain (478 H). Kitab ini menjadi sumber Madzhab Syafi’iyyah yang isinya adalah hasil ringkasan dari 4 kitab induk Syafi’iyyah yaitu al-Umm, al-Imla’, al-Buwaithi, dan Mukhtashor Muzani.

Lalu kitab Nihayatul Mathlab diringkas oleh murid beliau, Abu Hamid al-Ghozali menjadi kitab al-Basith. Lalu diringkas lagi menjadi al-Wasith, diringkas lagi menjadi al-Wajiz.

Kemudian Imam Abdul Karim bin Muhammad ar-Rafi’i (623 H) meringkas kitab al-Wajiz menjadi kitab al-Muharror.

Nah, dari kitab al-Muharror inilah Imam Nawawi meringkasnya lagi menjadi Minhajut Tholibin yang mana beliau berkata dalam muqoddimahnya “Jika kalian mendapati perbedaan antara kitabku ini dengan al-Muharror atau kitab kitab fiqh yang lain, maka berpeganglah pada kitabku ini. Karena aku telah mentahqiqnya dengan kitab kitab hadist yang mu’tamad”

 

Turunan Kitab

Dari sekian banyak mukhtashor yang dikarang, yang paling masyhur adalah kitab Manhajut Thullab karangan Imam Zakariya al-Anshori (823 H) yang diberi syarah oleh beliau sendiri dengan nama Fathul Wahab.

Dari kitab Manhajut Thullab, Imam al-Jauhari mringkasnya lagi menjadi kitab an-Nahj.

Sedangkan ulama yang membuat nadzam atas kitab ini antara lain Imam as-Suyuthi dengan karyanya al-Ibtihaj bi nadzmil Minhaj. Ada juga Ghiniyyatul Muhtaj ila Nadzmil Minhaj karangan Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Ahmad al-Kittani al-Mishri. Dan ulama lain yang tidak bisa saya tampilkan semua.


Syarah dan Hasyiyah 

Beberapa syarah dan hasyiyah kitab ini yang paling terkenal antara lain :

1.   Tuhfatul Muhtaj karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami (Pendapat dan fatwa beliau dijadikan pegangan oleh mayoritas penduduk Yaman, Syam, Kurdi, Hijaz)

2.   Nihayatul Muhtaj karya Imam Ramli (Pendapat dan fatwa beliau dijadikan pegangan oleh mayoritas penduduk Mesir

3.   Mughnil Muhtaj karya Khatib as-Syirbini

4.   Kanzur Raghibin (al-Mahalli) karya Imam Jalaluddin al-Mahalli

5.   Hasyiyah Qolyubi wa Umairah karya Syihabuddin al-Qolyubi

Dan masih banyak lagi.


Adab dan Tingakat Belajar 

Saya akui, membaca dan memahami kitab Minhajut Tholibin adalah sebuah tantangan tersendiri. Gaya penulisan kitab ini cenderung tegas, lugas, dan sarat akan makna. Maka untuk memulai membaca kitab ini, ada beberapa tips yang bisa di lakukan (berdasarkan pengalaman pribadi)

1.    Bacalah kitab al-Muqoddimah al-Hadhromiyyah terlebih dahulu ! Saya pernah bertanya kepada teman saya yang melanjutkan studinya ke Universitas al-Ahqaf Yaman, perihal tingakatan belajar fiqih yang harus dilalui disana. Ternyata, kitab Minhajut Tholibin termasuk jenjang yang tinggi dalam pelajaran fiqh disana. Sebelum mulai membaca dan mempelajarinya, para mahasiswanya dituntut untuk memahami kitab Muqoddimah Hadhromiyyah terlebih dahulu.

2.    Gunakan syarah dalam membaca kitab ini ! Percayalah, menggunakan syarah akan sangat membantu memahami kitab ini. Bahasa yang lugas dan ringkas dalam kitab ini akan dijabarkan oleh syarihnya. Lalu, mau pakai syarah yang mana ?

Dalam al-Manhaj al-Sawi, Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas berkata :

من اراد ان يتعلم فعليه بالمغني ومن اراد ان يعلم فعليه بالتحفة ومن اراد ان يحقق فعليه بالمحلي على المنهاج

*Bila dia seorang pemula hendak belajar, maka syarah yang digunakan untuk pendamping adalah “Mughni Al-Muhtaj.” Reputasi kitab ini dikenal luas sebagai salah satu kitab yang paling renyah dibaca ketimbang syarah-syarah Minhaj lainnya. Sehingga, wajar saja jika kitab ini direkomendasikan untuk para pemula yang masih baru mempelajari Minhaj.

*Sementara bagi mereka yang siap mengajarkan kitab Minhaj, maka dianjurkan untuk memilih “Tuhfatul Muhtaj” sebagai rujukannya, tidak lain karena bahasanya yang agak sulit dicerna. Walau begitu, karya Ibnu Hajar al-Haitami ini hadir sebagai wacana fikih yang mampu memberikan solusi terhadap setiap persoalan-persoalan fikih secara detail.

*Syarh Al-Mahalli (Kanzur Raghibin) adalah solusi terbaik bagi mereka yang hendak membaca kitab al-Minhaj secara mendalam (tahqiq). Imam Jalaluddin al-Mahalli mengulas tuntas isi dari kitab Minhaj dengan menampilkan rujukan-rujukan baik dari Al-Qur’an maupun Sunnah. Tidak ketinggalan, beliau juga menyisipkan nalar-nalar ushul fiqh di tengah-tengah persoalan fikih yang beliau syarahi.

A’la kulli hal, selamat belajar …

 Oleh: M. Alawy Mahfudz.

Sunday, November 13, 2022

Peringatan Harlah Ponpes Al-Fattah

         Rabu, 9 November 2022 M, Pondok Pesantren Putra Al-Fattah mengadakan acara maulid akbar untuk memperingati  Haul Habib Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Harlah Majelis Anwarul Mushthofa, dan Harlah Ponpes Al-Fattah. Santri Al-Fattah sangat gandrung menyambut acara tersebut. Semuanya sangat maksimal menyambutnya.

        Pagi-pagi sekali, semua santri yang selesai setoran AL-Qur'an kepada Abuya Ahmadi Abdul Fattah langsung berbondong-bondong ke Ndalem Wetan (sebutan kami untuk Aula Majelis Anwarul Mushthofa). Semuanya dibersihkan hingga kinclong. Mulai dari tempat untuk tamu-tamu di Aula Majelis ataupun Ndalem wetan bagian belakang untuk Mas Rozaq dan kawan-kawan yang mengurusi Sound, Live, dan kawan-kawannya. 

        Sebelum Maghrib, semuanya sudah siap. Mic dicek, bagus, jelas. Live dicek, HD. Mantap lah. Benar-benar luar biasa. Para santri benar-benar bungah menyambut acara.

Pembacaan Rotib Al-Haddad

        Ba'da Maghrib, setelah sholat yang diimami Mas Rafly, pembacaan Rotib Al-Haddad yang dipimpin Mas Adib, dan Tartibul Fatihah yang dipimpin Mas Ariq. Santri-santri Al-Fattah yang berada di dalam Aula Majelis memang tidak terlalu banyak, selain karena tugas mereka banyak, kami lebih mengutamakan tamu. Memang seharusnya begitu bukan?

Pembacaan Do'a Manaqib

        Acara dilanjutkan dengan pembacaan Manaqib yang dibagi pada santri yang berada di dalam Aula Majelis. Pembacaan Manaqib untuk memperingati Haul Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani yang juga digabung. Mas Wafiq yang mengawali dengan pembacaan hadroh dan juga membacakan do'a Manaqib dengan suaranya yang merdu.

Pembacaan Maulid

     Lantas, puncak acara dari itu semua, pembacaan Maulid SimtudDurror yang dipimpin oleh Gus Aniq, dengan backing Vokal, Mas Arif, Mas Wafiq, Mas Ariq, Mas Ardi, dan Mas Nabil. Al-Habib Muhammad bin Husein bin Anis Al-Habsyi, Al-Habib Abdurrohman Al-Jufri, Al-Habib Ali As-Segaf, Habib Fadhil Al-Atthos juga menyempatkan rawuh pada acara, membuatnya semakin luar biasa.

 
Pembacaan Do'a Maulid

    Tak terasa, maulid yang begitu syahdu tersebut sudah sampai pada fasal terakhir. Hingga akhirnya, Habib Muhammad bin Husein pun membaca do'a yang diamini segenap jama'ah. Tidak berhenti di situ, beliau - Al-Habib Muhmmad bin Husein - pun memberikan tausiyah kepada kami semua. Tentang kemuliaan Rasulullah, juga tentang sifat Rasulullah yang selalu melihat kebaikan untuk menghilangkan keburukan. Mauidhoh yang lebih full bisa dilihat di sini. Sekalian ngalap barokah!

Penanda Tanganan Prasasti

       Setelah acara selesai, acara diakhiri dengan penanda tanganan prasasti yang dilaksanakan diTeras Ndalem. Dan, Alhamdulillah, kami semua para santri sempat mengalap barokah dengan bersalaman kepada beliau-beliau. Kecuali yang pilek dan batuk, juga yang gudiken.

Monday, November 7, 2022

Cinta Yang Sesungguhnya

Cinta Yang Sesungguhnya

 

            

            Terkadang kita masih bingung akan semua hal, Tentang kehidupan yang manis ataupun pahit, Terlebih lagi tentang perasaan. Ya, Benar...Cinta!!

            Seakan - akan kita diguncang oleh Perasaan, Bingung untuk membedakan mana Cinta yang sesungguhnya, Entah itu Cinta Palsu, Cinta Monyet, Cinta Abal - abal. Tapi pernahkah kalian berpikir, Jika ada Cinta yang belum pernah kalian bayangkan, yakni Seseorang yang sangat cinta kepada kita, Ya siapa lagi kalau bukan beliau,

 Nabi Muhammad SAW.

            Bahkan saat beliau menjelang wafat, Di saat Izrail bersiap mencabut ruh Rasulullah. Rasulullah merasa kesakitan. Padahal, Izrail sudah melembutkan caranya dalam mencabut ruh Rasulullah yang mulia. Jibril memalingkan wajahnya. Ia tak kuasa melihat Rasulullah merasakan sakitnya sakaratul maut. Di tengah sakit yang tak tertahankan itu, Rasulullah berkata ;

“Ya Allah, dahsyat nian maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan kepada ummatku.” Subhanallah!

            Apakah kalian sudah menyadari akan hal tersebut? Apakah di pikiran kalian hanyalah mengejar cinta seorang perempuan, Entah pacar, atau apapun itu. Maka sadarlah...

“Di saat engkau mengejar cinta seseorang, Maka berbaliklah, Tanpa engkau sadari di belakangmu terdapat Cinta Yang Sesungguhnya”

 


Oleh;Muhammad Burhanuddin||@burhan.udd1

 

Friday, November 4, 2022

PEPELING DARI PAIJO

 

 


Tertampar sebuah ibarah 


اسعد الناس هذه الامة من ادرك قيمة النسبة لسيدها


Yang paling bahagia dari kalangan umat ini adalah yang menyadari mahalnya hubungannya dengan Nabi Muhammad


Apakah kita merasa dekat dengan Nabi? Sedangkan tasbih pun tak berputar melangitkan sholawat, menghidupkan Sunnah2 nya juga tidak.


Berapa puluh ketukan pintu hati kita yang diketuk Rasulullah namun enggan kita membuka nya. Menengok pun saja tak mau.


Sudahkah kita membuat Rasulullah tersenyum setelah melihat buku rapor kita? Atau bahkan Berapa ribu Istighfar Rasulullah telah langitkan untuk memohonkan ampunan atas amal jelek kita? Tidakkah malu jika ada orang yang terus2 an menyakiti Hati kekasihnya?


Maka marilah momen Rabiul Akhir ini kita jadikan momentum untuk memperbaiki hubungan spesial kita dengan Rasulullah.  Sudah cukup usia kita habiskan untuk menyakiti hati Rasulullah.


Di Akhir pesan singkat ini, kami ingin mengajak teman-teman semua untuk menikmati kebersamaan kita dengan Rasulullah. Bagaimana cara menikmati nya sedangkan bertemu dengan beliau saja belum pernah?. Maka benar, dawuh Gus Aniq yang tak akan pernah saya lupakan. Jika kita tidak bisa membayangkan wajah Rasulullah, Maka bayangkan saja contoh saja, kita bermaulid di depan Kubah Hijau nya Rasulullah di Masjid Nabawi sana. Kemudian Rasakan Hadirkan beliau dalam relung2 jiwa kita.

 

لا يسمعون بذكر طه المصطفى # الا به انتعشوا واذهب رانا


Monday, October 31, 2022

Potret MSS

        30 Oktober 2022 M, Kota Santri kembali mengadakan acara MMBS setelah dua tahun diliburkan karena corona yang datang. Seperti acara-acara MMBS sebelumnya, acara itu dimulai dengan lor alun-alun sebagai start sekaligus finishnya. Di sana, sudah dibuatkan macam gapura ketika lomba.

Katanya, tahun ini, istilah MMBS yang berkepanjangan Mlaku-Mlaku Bareng Santri, diganti dengan istilah MSS yang berupa singkatan dari Mlampah Sareng Santri. Yah, sama saja sih, hanya saja bahasanya yang berubah kromo, lebih santun dan halus. Dan seharusnya santri pun seperti itu. 

Akan tetapi, seorang guru pernah menyumbang pertanyaaan di dalam kepala, “Kenapa namanya MMBS, Mlaku-Mlaku Bareng Santri. Padahal, semuanya yang mlaku-mlaku kan santri. Lantas, kalau dinamai bareng, berarti ada pihak yang gak santri dong.”

Alamak. Benar juga. 

Namun, ketika mengikuti acara besar itu, berada di dalam barisan yang katanya santri, rasa itu muncul, bahwa kalau kudus menamainya dengan MMBS atau MSS sudah benar. Karena, seperti yang dikatakan sang guru, tidak semua - bahkan mayoritas - yang berbaris jalan-jalan di sana bersikap tidak seperti santri.

        Apa itu santri? 

Jadi, apakah mayoritas di sana seperti definisi di atas? Mungkin tidak. Mayoritas santri yang ikut ke simpang tujuh punya tujuan cuci mata. Nah, bukannya menjauhkan diri dari maksiat, tapi malah menghampiri. Ada juga yang memeriahkan dengan melempar potongan kertasyang mengotori di mana-mana, juga dengan Smoke Bomb yang membuat alun-alun macam tragedi Kanjuruhan. Apakah itu hal kebaikan? Tentu tidak. Lha wong sebenarnya sudah dilarang petugas. Lantas, apa yang berjalan-jalan itu senang? Oh, iya. 

Suasana MSS

   Jadi, apakah barisan itu santri? Silahkan tanya diri sendiri!


*Komentar Kaji tentang acara Mlampah Sareng Santri