Manusia
merupakan makhluk sosial. Dengan demikian, antara satu individu dengan yang
lainnya memiliki keterikatan. Dalam hal saling memenuhi kebutuhan itu
menunjukkan, bahwa diperlukannya sebuah organisasi, supaya lebih memudahkan
tercapainya tujuan, yang berlandaskan kerjasama dengan asas kekeluargaan dan
kekompakan.
Di dalam
organisasi juga sangat diperlukan adanya pemimpin yang akan menahkodai
anggotanya dalam menentukan arah berlangsungnya sebuah organisasi. Pemikiran-pemikiran pemimpin maupun langkah geraknya ikut berpengaruh terhadap
perkembangan organisasi tersebut.
Tipe-tipe kepemimpinan dapat kita
teladani dari para pemimpin umat Islam, yakni Khulafaur Rasyidin, salah satunya adalah
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اقتدوا
باللذين من بعدي أبي بكر وعمر
Artinya: “Ikutilah jalan orang-orang
sepeninggalku, yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah).
Setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam wafat, kaum muslimin dihadapkan suatu problematika yang berat, karena Nabi sebelum meninggal tidak meninggalkan pesan apa dan siapa yang akan mengganti sebagai pemimpin umat. Suasana wafatnya rasul tersebut menjadikan umat Islam dalam kebingungan, Hal ini karena mereka sama sekali tidak siap kehilangan beliau baik sebagai pemimpin, sahabat, maupun sebagai pembimbing yang mereka cintai.
Di tengah
kekosongan pemimpin tersebut, ada sebagian golongan sahabat dari Muhajirin dan
Anshar di tempat Saqifah Bani Saidah, sebuah tempat yang biasa digunakan sebagai
pertemuan dan musyawarah penduduk kota Madinah.
Singkat cerita, terpilihlah sahabat Abu Bakar
As-Shidiq sebagai penerus tongkat estafet kepemimpinan atas umat Islam. Setelah para sahabat Nabi dan kaum Muslimin saat itu membaiat
Abu Bakar, maka Abu Bakar pun memberikan pidatonya atas kepercayaan umat Islam
kepada dirinya. Adapun isi pidato itu adalah:
"Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah! Orang yang kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak dari padanya. Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan haknya kepadanya. Maka hendakklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bila mana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidak perlu mematuhiku. Berdirilah (untuk) shalat, semoga rahmat Allah meliputi kamu."
Demikianlah
proses terpilihnya Abu bakar menjadi khalifah sebagai pengganti Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Sikap dan sifat Abu bakar as Siddiq tidak berubah
meski beliau sudah menjadi khalifah ketika beliau memerintah beliau menunjukkan
sebagai khalifah yang bijaksana, beberapa prestasi yang diperolehkan sebagai
hasil usaha keras beliau dapat membawa umat Islam menuju kejayaan.
Setiap orang adalah seorang pemimpin, paling
tidak bagi dirinya sendiri. terutama bagi generasi-generasi muda yang
selanjutnya akan menggantikan generasi sebelumnya dalam peranan untuk menjadi
pusat dari kemajuan Bangsa. Seperti halnya pepatah arab mengatakan:
شبان اليوم رجال الغد
Pepatah arab yang satu ini sangat terkenal,
biasa dibawakan dalam pidato tentang pemuda, biasa pula disandingkan dengan
perkataan Soekarno : Berikan saya sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia.
Pemuda memang disiapkan untuk menjadi pemimpin
di masa yang akan datang, minimal dia akan memimpin satu lingkup terkecil dari
negara ini, yaitu keluarganya.
Siapapun bisa jadi dan pasti jadi pemimpin, namun tidak semua orang mampu memimpin. Oleh sebab itu, anda yang masih muda
yang masih banyak waktu luang harus benar-benar mepersiapkan diri untuk
mengambil tongkat kepemimpinan tersebut dengan terus belajar dan berlatih.
Imam syafii pernah berkata,
Siapa yang menghendaki dunia maka dia harus
punya ilmu, dan barang siapa yang menghendaki akhirat maka dia harus punya
ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka dia harus punya ilmu
Sekian dari saya, انظر ما قال ولا تنظر من قال .
Oleh: M. Yusrul Falah.