"Kepenulisan adalah salah satu bentuk menyampaikan عبارة yang ada di dalam akal kita, عبارة yang ada di dalam pikiran kita, akhirnya dibentuk dalam tulisan. Perlunya untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hati, biar bisa dibaca oleh orang lain dan bisa dirasakan oleh orang lain." Itulah yang beliau - Gus Aniq - sampaikan di dalam sambutan acara seminar kepenulisan pertama kali Pondok Pesantren Putra Al-Fattah yang digelar pada tanggal 23 Juni 2022 M.
Di awal sambutan, Gus Aniq juga memberikan semangat kepada para santri. Karena, beliau tidak ingin acara pada hari ini hanya sekedar acara biasa. Melainkan bisa memantik semangat para santri untuk menulis.
Gus Aniq memberikan motivasi menulis kepada santri santri |
Gus Aniq menceritakan ketika Perang Badar. Saat itu, Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beserta para sahabatnya berhasil memenangkan peperangan tersebut. Orang kafir baik yang mati ataupun menjadi tawanan banyak. Nah, coba bayangkan apa tebusan, apa persyaratan yang diminta oleh Rasulullah agar orang-orang quraisy ini lepas dari tawanan perang? Salah satunya adalah, kalau tawanan perang tersebut bisa baca dan bisa nulis, maka dia disuruh untuk menjadi mudabbirnya para Muhajirin dan Ansor.
Maka, bisa ditarik kesimpulan, di dalam agama Islam, konsentrasi menulis memang ada. Walaupun nabi kita adalah Ummi, tidak bisa baca tulis, tapi umatnya disuruh untuk bisa baca dan nulis.
Tapi, menulis juga kalau bisa yang bermanfaat, yang sesuai dengan kadar seorang tholibul ilmi. Apalagi, ini adalah santri, penerus para kyai.
Alhamdulillah, para santri antusias mengikuti kegiatan seminar |
Mungkin itu awalan sambutan dari Gus Aniq, yang menerangkan betapa pentingnya seseorang untuk menulis.
Nah, di acara seminar kepenulisan yang dimulai sekitar jam 08.15, dihadiri oleh Gus Aniq, juga Ummi Muthi' Imaroh sebagai dewan pimpinan sekaligus memberikan motivasi motivasi sebagai santri. Selain itu, acara ini dihadiri oleh narasumber yang tentunya penting dalam acara seminar.
Muhammad Hasan atau K-San sebagai narasumber pertama |
Narasumber pertama adalah Muhammad Hasan. Seorang penulis dari Kota Wali, Demak. Dia berasal dari pondok sendiri, Pondok Pesantren Putra Al-Fattah. Alasannya dipanggil sebagai narasumber adalah, karena dirinya yang punya semangat menulis tinggi dan sudah berhasil membuat beberapa karya novel. Di antaranya ; The Eight Stranger Things, Siluman Wadon, Si Naga, Sok Mben.
Agus Ferhadz Ammar Muhammad MIP sebagai narasumber kedua |
Narasumber kedua adalah Agus Ferhadz Ammar Muhammad MIP. Sama seperti narasumber pertama, beliau sekarang tinggal di Demak. Beliau adalah pemilik Rembang Bicara Media. Di acara tersebut, beliau diminta memberikan dasar dasar menulis kepada para santri.
Mungkin cukup sekian, untuk lebih lanjut bisa dilihat sendiri di Facebook INSAF
https://www.facebook.com/alfattahkudus/videos/1063529670937468/