Wednesday, June 8, 2022

Al Fattah Dalam Jaringan

            Selasa, 7 Juni 2022. Sekitar siang hari setelah Dzuhur, Keluarga Ndalem tindak’an ke Jogja untuk mengantarkan santri PonPes Al Fattah - Mas Abdullah Muafa - masuk ke pondok barunya, Al Munawwir Krapyak.

            Sore harinya, setelah Hadroh Basaudan, biasanya Gus Aniq mengajar kami kitab Al Waqt secara bandongan. Tapi kan, saat itu Gus Aniq di Jogja. Namun Masya Allah, Gus Aniq masih menyempatkan waktu beberapa menit untuk mengajar kami, walaupun lewat google meet yang disambungkan proyektor. Alhasil, kami masih bisa mengaji dan melepas rindu walaupun dalam keadaan yang jauh.


            Sebenarnya, lewat jaringan bukanlah yang pertama kali sore itu. Selapan yang lalu, saat Majlis Khotmil Qur’an Ahad Pahing, Gus Aniq juga membaca do’a khataman lewat online. Dan dulu waktu covid - 19 juga pernah dalam Rohmatul Lana.

            “Ada tekhnologi, eman kalau tidak digunakan.” Itulah yang beliau sampaikan sore kemarin sebelum ngaji kitab Al Waqt di mulai.

            Hal ini sama dengan apa yang ada dalam kitab Al Waqt bagian awal. Di situ dituliskan, seseorang seharusnya menjadi Shorim. Walaupun diterangkan, Shorim ialah menggunakan waktu sebaik mungkin. Namun, itu bisa diartikan ke hal lain juga. Karena, bukan waktu saja yang harus dieman eman. Tekhnologi, tenaga, dan lain lainnya juga harus digunakan sebaik mungkin.

            “Insya Allah tidak mengurangi keberkahan.” Tutur beliau – Gus Aniq – saat itu juga.

                                                                    

Previous Post
Next Post

0 comments: