Monday, June 13, 2022

Sosial Media dan Segala Problema Penggunanya

      Dunia berada dalam satu genggaman. Semua dapat dicapai dengan satu klik tanpa menunggu lama. Informasi, hiburan, pekerjaan, sampai urusan perut bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun.

        Begitu pun kehidupan sosial penggunanya. Dengan hadirnya sosial media, sedikit banyak mempengaruhi kehidupan seseorang yang menggunakannya. Termasuk cara berpakaian, cara bersosial dengan lingkungan, bahkan pola pikir bisa terpengaruh olehnya. Di samping pengaruh positif yang ditimbulkannya, banyak juga dampak negatif yang muncul darinya. Seperti menurunnya interaksi antar individu, maraknya informasi yang tidak benar, bahkan yang paling parah bisa mengganggu kesehatan mental kita. Loh, emang bisa bersosial media bisa mengganggu kesehatan mental kita? Sangat bisa sekali dong. Seperti, gangguan kecemasan (anxiety), memicu depresi, kecanduan, dan menganggu kualitas tidur.

         


          Ada lagi dampak buruk yang ditimbulkan dari bersosial media, yaitu cyber bullying atau perundungan dalam dunia maya. Pernah tidak kamu membuka facebook, kemudian dalam facebook itu muncul "kenangan anda 10 tahun yang lalu" apa perasaanmu? Jika itu benar-benar kenangan baik bagimu tak akan jadi masalah. Namun, jika itu merupakan ke-alay-an mu dimasa lalu? Malu lah pastinya. Dan jika itu diunggah kembali di masa sekarang, maka akan timbul perundungan di sekitar kita. Minimal hate comment atau komen yang tidak mengenakkan. Sedikit banyak cyber bullying seperti ini bisa mengganggu kesehatan mental kita. Maka benar kutipan "yang trending sekarang, maka akan alay pada masa nya". Maka berbijak lah dalam mengikuti trending-trending yang bersliweran disekitar kita.

          Dengan bijak menggunakan bersosial media kita bisa mencegah diri kita dari pengaruh negatif bersosial media. Salah satu treatment atau cara berbijak bersosial media adalah dengan puasa sosial media. Bukan berarti kita meninggalkan 100% sosial media kita ya, namun membatasi pengguanaan sosial media. Seperti halnya berpuasa, ada saatnya berpuasa ada juga saatnya berbuka. Hanya kita yang tau dan bisa me manage kapan kita berpuasa sosial media dan kapan kita membukanya. Sedikit banyak pasti ada efek yang ditimbulkan dari treatment ini.


         Kemudian saya ingat dawuh Abuya Ahmadi tentang bijak menggunakan televisi. Beliau mengibaratkan televisi itu sebagai pisau. Jika pisau digunakan untuk masak, makan akan berdampak baik. Bahkan bisa berpotensi pahala jika diniati ibadah. Namun jika digunakan untuk membunuh orang,maka akan jadi menjadi dosa bagi pelakunya. Begitu juga bersosial media, jika kita menggunakannya sebagai sarana positif,seperti membagikan informasi yang sesuai fakta, media belajar media bertukar informasi maka akan berdampak positif bagi kita. Namun jika kita menggunakannya untuk berkomen yang tidak baik, membagikan informasi hoax, tentu akan sangat mungkin menjadi ladang dosa bagi penggunanya.

A boardcaster of daily happiness,
M. Ulil Azka.

 

Previous Post
Next Post

0 comments: