Sungguh tak terasa satu tahun yang berisi 12 bulan, 52 minggu, 365 hari itu rasanya telah lewat begitu saja. Lebih parahnya lagi, semua terasa hanya sia-sia. Pertanyaan yang kerap terlintas dibenak orang-orang, ‘apasih yang sudah kuhasilkan, apasih yang sudah kudapatkan tahun ini?’
Nah, kegiatan akhir tahun 1443 Ponpes Al-Fattah berlokasi di ruang tamu ndalem. Sekitar jam lima lebih seperempat, para santri sudah duduk rapi. Lalu, Gus Aniq dan beberapa vokalis memimpin para santri membaca amalan akhir tahun, dan dilanjutkan do’a akhir tahun milik Al-Habib Ali Al-Habsyi yang dibacakan oleh beliau, Agus H. Aniq Muhammad Makky, B.Sc.
Lantas, Gus Aniq memberikan sedikit faidah-faidah di awal dan akhir tahun dan bagaimana tepatnya seorang santri menyikapi hadits dari share yang ternyata maudhu’ (palsu).
“29 Dzulhijjah itu haulnya Sayyid Muhammad Ali ba Alawi Al -Faqih Muqoddam. Satu Muharam haulnya Syeikh Yasin Isa Al-Fadani.” Imbuh beliau. Lantas, menunggu tahun baru, para santri membaca Rotibul Haddad.
Adzan Maghrib berkumandang, tahun baru 1444 telah datang. Setelah sholat, seperti sebelumnya, para santri membaca amalan awal sanah yang dipimpin Gus Aniq dan beberapa vokalis pondok. Kemudian dilanjutkan dengan do’a awal tahun milik al-Habib Ali al-Habsyi. Disambung amalan tahun baru berikutnya, Ittiba’ Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, para santri meminum susu putih. Hal ini diharapkan supaya tahun ini menjadi bersih seperti susu putih.
Terakhir, sebelum sholat Isya’ para santri maulidan al-Barzanji.