Saturday, July 30, 2022

Tahun Baru 1444 H

  Sungguh tak terasa satu tahun yang berisi 12 bulan, 52 minggu, 365 hari itu rasanya telah lewat begitu saja. Lebih parahnya lagi, semua terasa hanya sia-sia. Pertanyaan yang kerap terlintas dibenak orang-orang, ‘apasih yang sudah kuhasilkan, apasih yang sudah kudapatkan tahun ini?’

Nah, kegiatan akhir tahun 1443 Ponpes Al-Fattah berlokasi di ruang tamu ndalem. Sekitar jam lima lebih seperempat, para santri sudah duduk rapi. Lalu, Gus Aniq dan beberapa vokalis memimpin para santri membaca amalan akhir tahun, dan dilanjutkan do’a akhir tahun milik Al-Habib Ali Al-Habsyi yang dibacakan oleh beliau, Agus H. Aniq Muhammad Makky, B.Sc. 

Lantas, Gus Aniq memberikan sedikit faidah-faidah di awal dan akhir tahun dan bagaimana tepatnya seorang santri menyikapi hadits dari share yang ternyata maudhu’ (palsu). 

“29 Dzulhijjah itu haulnya Sayyid Muhammad Ali ba Alawi Al -Faqih Muqoddam. Satu Muharam haulnya Syeikh Yasin Isa Al-Fadani.” Imbuh beliau. Lantas, menunggu tahun baru, para santri membaca Rotibul Haddad.

Adzan Maghrib berkumandang, tahun baru 1444 telah datang. Setelah sholat, seperti sebelumnya, para santri membaca amalan awal sanah yang dipimpin Gus Aniq dan beberapa vokalis pondok. Kemudian dilanjutkan dengan do’a awal tahun milik al-Habib Ali al-Habsyi.  Disambung amalan tahun baru berikutnya, Ittiba’ Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki, para santri meminum susu putih. Hal ini diharapkan supaya tahun ini menjadi bersih seperti susu putih.

Terakhir, sebelum sholat Isya’ para santri maulidan al-Barzanji.


    Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di Facebook INSAF, Klik Disini

Tuesday, July 26, 2022

Harlah Majelis Anwarul Musthofa Kudus Bersama Al-Habib Muhammad Bin Husein Bin Anis Al-Habsyi





Kemarin, lebih tepatnya Ahad, 24 Juli 2022 M. Panitia mengadakan agenda yang sangat luar biasa yakni harlah majelis Anwarul Musthofa Kudus yang dihadiri oleh beliau sayyidil walid Al-Habib Muhammad bin



Husein bin Anis Al-Habsyi dan juga Al-Habib Abdurrahman Al-Jufri. Dengan serangkaian acara, yang diawali dengan pembacaan Rotibul Haddad dan Tartibul Fatihah. 

Dan kemudian memasuki acara inti yakni pembacaan maulid Simtudduror yang diikuti dengan ta’dzim dan penuh khidmat. Suasana di seluruh ruangan disulap menjadi luapan rindu akan sang rasul. Dengan ritme irama qasidah-qasidah dan alunan rebana yang meliuk-liuk bak ombak pantai yang sejuk dan menentramkan jiwa yang gundah gulana. 


Di penghujung acara, do’a penutup pun dibacakan oleh beliau Al-Habib Muhammad Al-Habsyi dan ditutup dengan untaian kalam hikmah yang menjelaskan tentang dua sosok manusia. 

Jadi dikatakan dalam kitab Al-Hikam karya Imam Abdullah bin Alawy Al-Haddad bahwa:

“وقال رضي الله عنه: العاقل الذي لاعلم له كرشيد الذي لامال له. والعالم الذي لا عقل له كصاحب المال الذي لا رشد له."

"Orang yang berakal (menggunakan akalnya) tapi dia tidak punya agama, maka dia seperti orang cakap dan pandai berdagang, namun dia tidak punya modal. Dan orang yang alim (pandai ilmu agama) namun dia tidak punya akal, maka dia ibarat seperti orang yang punya harta banyak namun dia tidak punya kemampuan untuk menggunakan hartanya tersebut. 


Jadi ada dua orang, yakni alim dan juga aqil. Ada orang itu aqil memang dia itu berakal (pintar), dia mungkin bijaksana, tapi ketika kepintarannya dia, kebijaksanaannya dia tidak ada rambu-rambu rel, yaitu syari’at. Maka kebijaksanaannya dia, kepintarannya dia akhirnya tidak ada nilainya, semuanya sia-sia, kenapa? Karena tidak punya ilmu. 

Kadang kala ada juga orang itu alim tapi tidak aqil mengerti kitab, mengerti Al-Qur’an, mengerti Hadist, tapi tidak aqil dia, akhirnya apa? Iya ilmunya dia akhirnya tidak bisa tersampaikan dengan bagus dan sia-sia. 

Contoh pertama aqil pintar dia segala ilmu mengerti tapi ketika dia tidak sholat maka akhirnya dia tidak punya tuntunan rohaniyah. Maka anda mau jadi apapun juga boleh, silahkan! Jadi pengacara silahkan, jadi dokter pun boleh. Tapi harus punya ilmu agama setidaknya ilmu yang anda tahu mana halal, mana haram. Ilmu yang anda dengan itu bisa punya keyakinan akidah yang betul, dan ilmu yang menjadikan anda juga punya sikap (Akhl
ak) yang terbaik. Masa katanya orang intelektual, terpelajar tapi tersinggungan.

    
Menurut ringkas penulis Al-Habib Muhammad berpesan kepada santri-santri Al-Fattah khususnya, semua santri pada umumnya akan dua hal yakni “Pantaskanlah dirimu untuk mendapat futuh dari Allah.” Dan “Korbankan semua demi ilmu”. 


Mungkin, itu sedikit yang bisa kami sampaikan. Untuk lebih banyaknya, bisa ditonton langsung di Facebook INSAF, Kik Disini

Thursday, July 21, 2022

Info Karya Santri di Seminar Kepenulisan

Info Karya Santri di Seminar Kepenulisan


                Pada tanggal 23 Juni yang lalu, ponpes Al – Fattah melaksanakan acara seminar kepenulisan. Ada banyak sekali tujuan yang diinginkan Gus Aniq dalam acara pertama dalam sejarah pondok itu. Salah satunya adalah, di dalam agama Islam, konsentrasi menulis memang ada. Walaupun nabi kita adalah Ummi, tidak bisa baca tulis, tapi umatnya disuruh untuk bisa baca dan nulis.

            Untuk lebih lengkapnya bisa dibuka dalam link di bawah ini ;

https://www.alfattahkudus.net/2022/06/pentingnya-semangat-menulis.html

            Atau bisa melihat videonya dari Facebook yang sebelumnya telah di live ;

https://www.facebook.com/alfattahkudus/videos/1063529670937468

            Nah, untuk memeriahkan acara tersebut, sang ketua panitia – Muhammad Yusrul Falah – membuatkan lomba menulis yang akan dinilai dari narasumber, dan mereka yang tiga besar akan diberi hadiah besar.

            Berikut adalah link untuk kumpulan karya santri untuk menyambut acara seminar ;

https://drive.google.com/drive/folders/1lP-kb-Z8QJyV-TGrYowjvMklyGlNfg5e

            Kemudian, dimulai lah acara seminar dengan diawali sambutan dari ketua panitia dan guru kami tercinta, Agus Aniq Muhammad Makki Bsc. Lantas, diteruskan narasumber pertama yaitu, Muhammad Hasan atau nama penanya, K-San. Terakhir, narasumber dari Demak, Owner Rembang Bicara menulis, Agus Ferhadz Ammar Muhammad MIP.

            Tapi, ternyata Ummi Muthi’ Imaroh yang juga mengikuti acara ini tidak berhenti memeriahkan acara. Di akhir, beliau mengumumkan untuk membuat lomba menulis sebagai follow up acara tersebut, plus yang paling bagus tiga akan diberi hadiah langsung dari Ummi. Maka, seminggu itu wuiihh…. Seluruh santri sangat bersemangat untuk membuat karya. Ada yang sampai ketiduran untuk mencari inspirasinya, ada yang membuat lebih dari satu, ada yang biasanya memilih takziran kini malah membuat sebaik mungkin, dan semangat menulis lainnya. Semua itu tak lain karena semangat ‘pentingnya menulis’ yang disampaikan Gus Aniq dan Ummi Muthi’ Imaroh yang ingin membaca karya karya santri.

            Nah, berikut adalah link karya santri sebagai follow up acara seminar ;

https://drive.google.com/drive/folders/1GJVZky3A1gk13CUiM8U5lkJFdm70z5Ku

 

           

 

Saturday, July 16, 2022

Hidup Enak Dengan Cara Mengikuti Jalan Salafus Sholih

Hidup Enak Dengan Cara Mengikuti Jalan Salafus Sholih

     Salafus Sholih, atau dalam arti gampangnya orang soleh terdahulu, pendahulu-pendahulu kita, guru guru kita, ulama, wali wali Allah yang memiliki siroh atau sejarah hidup yang sudah terbukti, lurus sesuai dengan Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad.

    Mereka para Salafus Sholih telah berusaha meninggalkan sebuah jalan atau thoriqoh bagi orang-orang setelahnya, dengan tujuan agar mereka orang orang setelahnya itu enak. Tinggal menguikuti langkah-langkah kaki mereka, gak perlu buat jalan lagi. Pokoknya Salafus Sholih yang mikirin dan kita tinggal ngikutin. Udah enak tho?!

            Ada yang bikin jalan sholawat, seperti Mbah Basyir Jekulo. Anak-anak keturunannnya atau murid-muridnya tinggal ngikutin jalan yang sudah beliau bangun. Ada juga yang membuat jalan Al-Qur’an, seperti Mbah Arwani. Tinggal murid-murid beliau ngikutin. Insya Allah selamat dunai akhirat. Wenak tho? Nggak perlu repot-repot buat jalan baru. Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi berkata;


من لا سلك في طريق اهله تهيّم وضاع فيا فروع النبي سيروا على الإتّباع خلّوا القدم بالقدم واحذر لابتداع

            "Barang siapa yng tidak mengikuti jalan keluarganya, maka dia bakal bingung (susah dan tesesat). Wahai keturunan Nabi (pecinta Nabi), ikutilah jalan yang udah dibuat leluhurmu".

            (Gimana caranya?) Taruhlah pijakan kakimu di atas pijakan kaki mereka, jangan buat jalan lain. Kenapa kita nggak disaranin buat jalan baru? Karena kalau kita buat jalan baru, belum tentu aman. Bisa kepeleset, keperosok, atau malah jatuh. Tapi, kalau jalan salafus sholih udah pasti aman, bahkan Habib Abdullah bin Muhsin Al-Atthos, Empang Bogor, pernah berkata,

الخير كله فى التباع السلف رضي الله عنهم

            Semua kebaikan itu ada pada jalan ngikutin salafus Sholih RadiyAllahu 'Anhum

            Semua kebaikan baik cara menuntut ilmum cara bersabar, cara bekerja / nyari cuan, semuanya udah dibuatin jalan oleh mereka, itu udah yang paling aman. Karena apa? Karena perbuatan, perkataan, dan keadaan mereka itu adalah hasil dari pengejawantahan, atau penerapan. Gampangane, pengamalan dari Al-Qur’an dan Sunnah Sunnah Nabi Muhammad.

Wallahu A’lam.

Oleh:Fiki Ishbahul Haq.

Thursday, July 14, 2022

Sirr Tashowuf

     Apa itu tashowwuf? Tashowwuf adalah berbuat baik dan mensifati diri dengan kandungan pesan illahi dan pesan Rasulullah dengan benar dan disertai penghayatan.


Sebelum mempelajari ilmu Tashowuf, kita harus tahu poin poin penting tujuan dalam memepelajari ilmu tashowuf. Ada lima poin penting dalam mempelajari ilmu tashowuf.

1)      Membersihkan hati

2)      Tujuannya hanya karena Allah

3)      Tidak merasa memiliki apa pun, hanya mempunyai Allah

4)      Agar di hati tertanam sifat rahmat dan mahabbah

5)      menghiasi diri dengan akhlak nabi

            Kalau sudah mengetahui tujuannya, kita masuk dalam bab pembahasan. Pembahasan tersebut berkaitan dengan hidayah. Hidayah adalah bisikan hati untuk berbuat kebaikan. Jika Hidayah sudah masuk ke hati, maka anggota tubuh akan semangat melakukan kebaikan. Penyebab penyebab munculnya hidayah :

1)      Ketika ada rasa takut kepada Allah

2)      Ketika diberi hibauan fadhilah

3)      ketika hati kita dibuat rindu (عند التشويق)

4)      Ketika memandang orang sholeh, atau kita dipandang orang sholeh

5)      Terkadang hidayah datang tanpa sebab

            Akan tetapi, yang paling kuat adalah empat poin yang lalu. yang tepenting yaitu jangan pernah berhenti berjalan kepada Allah. Jika sudah mendapat hidayah, maka lakukan tiga hal :

1)      Perbanyak lah berdzikir

2)      Duduk lah dengan orang sholih dalam satu majlis

3)      setelah itu kuatkan, istiqomah kan

            Kalau sudah mendapatkan hidayah, maka kita harus bertaubat kepada Allah dengan cara menyesali dosa yang telah kita perbuat., menajuhkan badan dari kemaksiatan, berjanji tidak akan mengulangi dosa atau maksiat lagi, dan yang terakhir membersihkan hati dengan cara berdzikir kepada Allah dengan cara bersholawat kepada rasulullah dan amal amal baik lainnya.

 

Oleh : Rafi Muhammad Ariq

Sunday, July 3, 2022

Jangan Salah Niat

         Salah satu keberagaman yang ada di pesantren adalah model model santri yang sangat jamak. Ada kang Jarno yang tidur tiduran melulu, ada yang biasa biasa saja, ada juga kang Peno yang seperti wali, tiap ada waktu kosong selalu di gunakan untuk hal positif, kadang mendaras hafalannya, kadang mutholaah kitab, yang paling menakjubkan adalah keistiqomahannya bangun malam untuk sholat malam dan mendaras Alquran, bukan hanya rajin, tapi kang Peno selalu khusuk kalau sedang membaca Alquran, ayat tiap ayat dia hayati maknanya. begitulah kira kira gambaran sosok kang Peno, sosok yang menurut saya sangat layak di jadikan role model untuk para santri, khususnya penghafal Alquran.    


           Pagi itu, saat sedang asik dengan Alquran, tibaa tiba datang kang Jarno dan kang Songko yang baru saja pulang dari makan lentok,

“Wuih, kang Peno ini Masyaallah”, sapa kang Songko.

“Waduh waduh, sampai ngak denger,”, karena sangking khusuknya, kang Peno sampai tidak merespon.

Kang Songko yang sapaannya tidak di respon, menepuk bahu kang Peno.

“Ada apa kang?” kata kang Peno setengah kaget.

“Nggak ada apa apa sih kang sebenernya, cuma kagum saja sama kang Peno ini”

“Apa sih kang yang bisa di kagumi dari saya ini” kang Peno memang sangat rendah hati.

“Ya kagum saja kang, kang Peno ini kan selain istiqomah juga selalu khusuk kalau membaca Alquran, rahasianya apa tho kang?”

“Ngak ada rahasianya kang”

“Kalo saya kog susah ya kang kalo mau istiqomah”

“Sampean mau istiqomah?”

“Iya dong kang”, jawab Kang Songko antusias.

“Sampean kalo mengaji kalo mendaras itu niatnya apa?”, tanya kang Peno.

“kalo ngaji ya biar pintar, kalo baca Alquran ya biar hafalan saya lancar”

“Terus kalo sudah pintar, kalo sudah lancar?”

“Ya Alhamdulillah dong kang”

“Maksutnya….., kalo sampean Sudah pintar sudah lancar, nggak mau ngaji, nggak mau mendaras lagi?”

“Ya nggak gitu juga kang”

“Kalo mau istiqomah itu kita jangan niat biar begini biar begini, kalo kita niatkan untuk apa apa, nanti takutnya kalo kita sudah mencapai apa apa itu, kita jadi malas lagi”

“Terus gimana kang niat yang bener?”

“Ya niat ngak karena apa apa, niat saja karena Allah, kita mengaji bisa jadi pintar, kita mendaras bisa jadi lancar, itu bonus dari Allah, kalo misal kita nggak pintar pintar, kita ngak lancar lancar, kan kita bakal masih mengaji dan mendaras terus tho, jadi meski kita nggak pintar atau nggak lancar, seengaknya kita masih dapat pahala” kang Peno menghela nafas sejenak lalu melanjutkan kalimatnya.

“Tapi kalo mau aman, kita niat saja seperti niat niat orang sholeh terdahulu”, lanjut kang Peno.

        di tengah obrolan asik kedua santri tersebut, tiba tiba terdengar suara dengkuran, yang usut punya usut adalah kang Jarno.

 Oleh : Koboy