Wednesday, September 7, 2022

Serial Memet : Gembus

  

"Semangat kerja! semangat kerja!" seru Pak Bambang kepada karyawan-karyawan di pabriknya. "Kerja! kerja! kerja!" serunya lagi. dan kalian tahu Bagaimana reaksi karyawan-karyawannya? Luar biasa sekali, seperti pejuang-pejuang kemerdekaan ketika Bung Tomo menyerukan "MERDEKA" maka mereka berseru dengan seruan yang sama dengan suara lantang dan kepalan tangan penuh keyakinan dan kemenangan. seperti itulah reaksi karyawan-karyawan pak bambang berseru "kerja! kerja! kerja!" dengan lantang laksana prajurit kemerdekaan, semangat sekali.

 

Entah aura apa yang disalurkan oleh Pak Bambang hingga membuat karyawan-karyawannya berjiwa Patriot bak pahlawan, siap mati dalam pertempuran dan mungkin mereka juga berpikiran kalau mati saat kerja bersama Pak Bambang maka mereka akan Syahid, ya walau sebetulnya sangit. Ya memang sangit karena kalau kalian lihat, para pekerja pak Bambang hampir semuanya berkulit hitam, tubuh kekar, dengan hanya memakai celana kolor berwarna-warni. jadi, jika kalian lihat, di tempat itu seperti kolam kopi dengan topping permen yupi warna-warni.

 

"Met hari ini kamu ikut bantu divisi pengumpulan tempe ya.” perintah pak Bambang. "siap pak" hormat Memet Ia pun bergegas ke divisi pengumpulan tempe. Perlu kalian ketahui, di pabrik pak Bambang seperti halnya perusahaan -perusahaan besar, terdapat tiga Bagian yaitu Bagian Tempe, Bagian Tahu dan Bagian Gembus. dan juga di setiap Bagian terdapat divisi-divisi, salah satunya adalah divisi pengumpulan. hebat bukan!

 

Baru 5 menit berlalu, pak Bambang datang, "Met kamu pindah ke divisi pengumpulan tahu ya" perintah pak Bambang.

"siap pak" jawab Memet tidak heran dengan bosnya karena memang pak Bambang bukanlah tipe bos yang hanya berpangku tangan, mengawasi, dan hanya teriak-teriak saja. Pak Bambang adalah tipe bos yang ikut turun tangan langsung dalam proses produksi di pabriknya. Tidak seperti ASN-ASN itu yang sok merasa dirinya penting datang ke suatu daerah minta dihormati, di jamu, dilayani bak raja, tak boleh ada rakyat jelata yang boleh menginjak bayangannya, datangnya pun sok minta dikawal patwal karena penting katanya.

 

Memet pun beranjak dan pindah ke divisi pengumpulan tahu. Lagi-lagi, baru berjalan lima menit, pak Bambang datang, "Met, kamu pindah ke divisi pengumpulan gembus ya" perintahnya.

"Ha? pindah lagi saya Pak?" tanya Memet mulai heran dengan bosnya.

"Iya biar saya saja" jawab pak Bambang duduk menggantikan Memet.

 

Memet pun beranjak dan pindah ke divisi pengumpulan gembus. Dan lagi dan lagi baru berjalan 5 menit, pak Bambang datang lagi, dan tanpa diperintah Memet langsung beranjak berdiri, " pindah ke divisi pengumpulan mana lagi pak? kan cuma tiga bagian" tanyanya.

"kembali ke divisi pengumpulan tempe dong" jawab pak Bambang.

 

Beranjak-lah kembali Memet menuju divisi pengumpulan tempe, dan mencoba bersabar dengan tingkah aneh bosnya. Hingga setelah 3 kali putaran pindah Bagian. Dari Bagian Tempe ke Bagian Tahu ke Bagian Gembus ke Bagian Tempe ke Bagian Tahu ke Bagian Gembus ke Bagian Tempe ke Bagian Tahu ke Bagian Gembus dan berlangsung selama 72 menit. (tentu kalian bertanya, kok bisa 72 menit, padahal kan tadi Memet di setiap Bagian cuma 5 menit ketika pak Bambang datang. kalian juga harus menghitung setiap cekcok, dan waktu berjalannya Memet dan pak Bambang dong. Nah, waktu cekcok dan berjalannya pak Bambang adalah 4 menit. ya memang 4 menit, karena sebenarnya 3 Bagian tersebut terdapat dalam satu ruangan dan berdekatan. maka hitunglah, pasti nanti akan pas 72 menit).

 

setelah 3 kali putaran pindah Bagian. Dari Bagian Tempe ke Bagian Tahu ke Bagian Gembus ke Bagian Tempe ke Bagian Tahu ke Bagian Gembus ke Bagian Tempe ke Bagian Tahu ke Bagian Gembus dan berlangsung selama 72 menit kesabaran Memet habis maksudnya sudah sampai batasnya.

"Bapak ini kenapa sih?! Bapak ini bos! Harusnya bertingkah seperti bos dong, harus percaya dengan bawahannya dong, jangan kayak ketua-ketua dan menteri-menteri diluar sana dong, tugasnya apa, kerjanya apa, semuanya di sikat, “Alah mbuh ah, Bos Kok gitu... ". teriak Memet beranjak dan membanting gembus ditangannya ke dalam wadahnya.

"Oi Met, hancur Met" teriak pak Bambang kepada Memet yang mulai beranjak meninggalkan ruangan.

Memet pun tersadar, kalau ia tadi membentak dan membanting gembus di hadapan majikannya. Memet pun berbalik dan salah tingkah. "Apanya yang hancur ya pak?" tanyanya dengan suara dipelankan dan menunduk-nunduk.

"Hati saya Met hiks hiks hiks" sedih pak Bambang. Bos sinting seru Memet dalam hati.

Oleh: Arif Akbar W.


Previous Post
Next Post

0 comments: