Sunday, December 3, 2023

Ketika Anak Fisika Mencurahkan Isi hati

 Ketika Anak Fisika Mencurahkan Isi hati


Sebagai manusia hidup selalu berkaitan dengan tuntutan yang harus dipenuhi dalam waktu tertentu. Bahkan tuntutan tersebut telah muncul sejak kecil, seperti cara berjalan, berbicara, hingga mandiri dengan kehidupan. Semakin besar beban tuntutan yang ada, maka semakin luas pula pola pikir seseorang.

Seorang pelajar pasti tidak akan jauh dari tuntutan dalam proses pembelajaran. Dimana si murid diharuskan menguasai semua mapel yang ada. Akan tetapi keinginan setiap orang itu berbeda-beda. Tergantung apa yang disukai, maka pelajaran tersebutlah yang ditekuni. Dan bagi pelajaran lain yang tidak disukai seakan-akan pelajaran itu sangat membosankan untuk ditemui. Contoh saja seorang siswa tidak menyukai matematika maka siswa tersebut tidak akan paham dengan ilmu-ilmu yang ada di dalamnya.

Albert Einstein sendiri seorang pemikir terbesar abad ke-20 akan ilmu fisika dan matematika. Bahkan saat masih sekolah ia mendapat nilai sempurna hanya di mapel tersebut. Albert begitu menyukai ilmu fisika dan matematika sehingga saat kuliah hanya mengikuti 2 kelas tersebut, dan ia juga meninggalkan kelas-kelas lain. Akan tetapi karena ia menyukai dan menekuni 2 ilmu tersebut, Albert dapat mencapai keinginan dalam hidupnya.

Maka jika ditarik benang merah secara kasar, orang yang berada dalam paksaan tidak akan dapat apa yang ia inginkan. Ada dua pilihan yang dapat kita ambil yaitu antara menikmati proses dan merubah tujuan atau mengganti proses dan menetapkan tujuan.

Oleh: F-aza



Sunday, November 26, 2023

Masuk Surga Sebab Pahala apa Sebab Allah!!??

        Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya pernah menerangkan kitab Jami’ul Ushul Fil Auliya’ bahwa kita sebagai hamba Allah wajib memiliki sifat Roja’. Pengertian singkat tentang Roja’ adalah mengharap kepada Allah dan secara otomatis telah menghilangkan harapan kepada selain Allah. Tujuan sifat Roja’ adalah menepis harapan hati kepada selain Allah. Kesimpulannya adalah kita hanya boleh mengharap kepada Allah saja, membuang jauh jauh harapan kita kepada selain Allah.

Roja’ sendiri dibagi menjadi 3:

  1. Roja’ul ‘Am yaitu harapannya orang awam untuk meminta ampunan kepada Allah.

  2. Roja’ul Khosh yaitu harapannya orang-orang khusus (orang orang ma’rifat kepada Allah) untuk meminta anugrah dan takut hatinya kehilangan Allah.

  3. Roja’ul Akhosh yaitu harapannya orang-orang yang sangat istimewa. Beliau semua itu beribadah tanpa memandang amaliyah dan pahalanya, tapi beliau semua beribadah memang Lillahi Ta’ala. Karena jika beribadah dengan mengharapkan pahala itu bisa mengurangi keimanan. Jika ditanya “masuk surga karena apa?” Dan dijawab “karena pahala” berarti pola pikirnya harus dibenahi. Padahal yang memasukan ke surga adalah Allah melalui perantara amal shalih.

Coba kita berpikir sebentar, anggap saja kita hidup selama 60 tahun, dipotong masa aqil baligh 15 tahun awal, berarti masa kita terbebani oleh syariat islam adalah 45 tahun.  Nah sekarang hitung waktu sholat kita, kita sholat 5 menit dikali 5 waktu jadinya 25 menit. 25 menit dikali 30 hari jadinya 750 menit. Lalu dibagi 60 (dijadikan satuan jam), hasilnya 12 jam 30 menit. Jadi total waktu sholat kita 1 bulan hanya selama setengah hari. Lanjut lagi dikali 45 tahun hasilnya 280 hari. Jadi kesimpulannya sholat kita seumur hidup hanya selama 280 hari.

Hitungan diatas menunjukan bahwa amal ibadah kita tidak bisa menjamin masuk surga. Mengingat hadits Nabi Muhammad yang menjelaskan bahwa kita masuk surga itu sesuai kehendak Allah, tidak sesuai amal ibadah.


فَوَالله الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Artinya:

“Demi Allah, Dzat yang tidak yang haq disembah selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar telah beramal dengan amalan penduduk surga sehingga jarak antara orang itu dengan surga hanya tinggal sehasta. Namun dia didahului oleh al-kitab (catatan takdirnya) sehingga dia beramal dengan amalan penduduk neraka, maka dia pun masuk ke dalam neraka. Dan sungguh, salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penduduk neraka hingga jarak antaranya dengan neraka hanya tinggal satu hasta. Namun dia didahului oleh catatan takdir, sehingga dia beramal dengan amalan penduduk surga, maka dia masuk ke dalam surga.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut sudah sangat jelas keterangan dari Rasulullah bahwa kita masuk surga itu dengan rahmat dari Allah ta’ala. Dan cara mendapat rahmat Allah adalah melaksanakan perintah-perintah Allah yaitu melakukan amal sholih dan mengharap rahmat kepada Allah ta’ala.

 إن تجدوا عيبا فسد الخللا   #   جل من لا عيب فيه وعلا

Sekian dari saya mohon maaf dan terima kasih


Oleh : Kamil.



Thursday, November 16, 2023

Cara Bahagia Setiap Orang Berbeda-beda

       Tiap orang punya definisi bahagia mereka masing-masing. Ada mereka yang menemukan kebahagiaan dalam satu hal, dan juga ada mereka yang menemukan kebahagiaan dalam hal yang lain. Itu wajar, karena memang setiap orang berhak memiliki makna bahagia mereka masing-masing. 


       Cuman nih, banyak gak sih, orang yang suka masang standar bahagianya ke orang lain? Sumpah gue gedek banget sama orang model gituan. Pas ada temennya lagi seneng, eh dia seenak udelnya bacot "norak banget sih, gitu aja seneng" bang, sumpah deh lu, minggat ke mars aja sono gih, gak asik banget lu bang. 


       Bahagia itu bisa sederhana, sesederhana kita dapat menganggap besar hal-hal yang kadang dianggap kecil menurut pandangan orang. Entah itu ketika kita masih bisa tertawa saat mendengar jokes orang lain, entah itu ketika kita masih bisa bangun pagi ini, dan semua hal yang kadang dianggap orang remeh, semuanya bisa kita jadikan alasan untuk berbahagia ketika kita menganggap besar hal-hal itu. 


       Jadi, tidak etis rasanya kalau kita merusak kebahagiaan orang lain dengan mengatakannya 'norak', kan katanya bahagia itu sederhana, ya gak sih?

Friday, November 10, 2023

Kisah Sahabat ‘Imron Bin Hushoin


Dikisahkan pada zaman Nabi ada seorang Shohabat bernama  Abu Nujaid ‘Imron Bin Hushain Bin Ubaid Al-Khaza'i -Radhiyallahu ‘Anhu-. Beliau masuk Islam pada 7 tahun setelah Nabi Hijrah lebih tepatnya saat terjadi Perang Khaibar bersamaan dengan Abu Hurairah -Radhiyallahu ‘Anhu-

Ciri khas dari Shohabat ini adalah beliau terkena sakit wasir (Ambeien) selama 30 tahun. Akan tetapi beliau tetap sabar menghadapi penyakit tersebut. Beliau sama sekali tidak pernah mengeluh akan penyakit yang mengidap didirinya, sampai-sampai beliau tidak pernah mengucapkan “Ah” karena penyakitnya. 

Suatu saat beliau bertanya ke Rasulullah ﷺ tentang cara shalat bagi orang yang sakit.

عن عمران بن حصين رضي الله عنهما قال: كانت بي بَوَاسيرُ، فسألت النبي عن الصلاة، فقال: «صَلِّ قائما، فإن لم تستطع فقاعدا، فإن لم تستطع فعلى جَنْبٍ».  [صحيح] - [رواه البخاري]

Artinya: "Dari ‘Imron Bin Hushain berkata: aku sakit wasir dan aku bertanya ke Rasulullah tentang cara sholat orang sakit. Rasulullah pun menjawab: Shalatlah dengan berdiri. Jika tidak bisa, maka shalatlah sambil duduk. Jika masih tidak bisa juga, maka shalatlah sambil berbaring." (HR Bukhari)


Ada juga hadits lain yang diriwayatkan oleh Sahabat ‘Imron Ibn Hushain tentang sholat dengan duduk.


عن عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ وَكَانَ مَبْسُورًا قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ عَنْ صَلَاةِ الرَّجُلِ قَاعِدًا فَقَالَ إِنْ صَلَّى قَائِمًا فَهُوَ أَفْضَلُ وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ. [صحيح] - [رواه البخاري]

Artinya: “Dari ‘Imron Bin Hushain saat sakit wasir bertanya ke Rasulullah tentang  sholat dengan duduk.  Rasulullah pun menjawab: Sholat dengan berdiri itu lebih utama, barangsiapa shalat dengan duduk maka pahalanya adalah setengah dari pahalanya orang yang berdiri. Dan barangsiapa sholat dengan tiduran maka pahalanya adalah setengah dari pahalanya orang yang duduk.”

Berkat sakit dan kesabaran atas sakit beliau, beliau mendapat kemuliaan yaitu sering berjumpa dan disalami oleh Malaikat. Setiap sakitnya kambuh pasti ada Malaikat yang datang dan menyalami beliau. Sebab hal tersebut, beliau merasa sangat senang dan merasa terobati. 

Suatu saat, tanpa mengurangi rasa sabar beliau meminta doa kepada Rasulullah untuk mendapat kesembuhan dari sakitnya. Rasulullah akhirnya mendoakan ‘Imron dan pastinya sakit beliau pun sembuh. Akan tetapi selang beberapa hari, ada hal janggal yang dialami ‘Imron. Yaitu Malaikat yang setiap hari menyalaminya sudah tidak pernah datang lagi. ‘Imron merasa sangat sedih dan rindu pada Malaikat yang dulu sering menguluk salam kepadanya. 

Singkat cerita ‘Imron datang dan bertanya ke Rasulullah tentang Malaikat tersebut. Rasulullah menerangkan bahwa hal tersebut karena kesembuhan dari sakit wasirnya. Seketika ‘Imron meminta ke Rasulullah untuk mendoakan bisa mendatangkan sakit wasir ke tubuhnya kembali. Rasulullah pun mendoakan ‘Imron dan ‘Imron terkena sakit wasir kembali. Sejak saat itu juga Malaikat terus datang dan menguluk salam sampai akhir hayat beliau.

Oleh: K. Nashirin.


Friday, October 27, 2023

Sulit Bersyukur?

 

.


Sudah sepatutnya kita sebagai hamba Allah untuk mensyukuri nikmat-nikmatnya, baik itu ni’mat dhohir maupun batin seperti nikmat sehat, iman & islam, dan masih banyak lagi nikmat nikmat yang tak terhitung jumlahnya, namun dalam kenyataannya apakah bersyukur dapat dilakukan dengan begitu mudah…??memang apa sih faktor faktor yang membuat kita sulit bersyukur…??oke, mari kita bahas.

Sebelum itu, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa makna syukur, dalam kitab Lubbul Ushul disebutkan bahwa bersyukur adalah menggunakannya seorang hamba terhadap semua ni’mat Allah untuk apa ni’mat tersebut diciptakan (menggunakannya dengan semestinya) seperti pendengaran digunakan untuk mendengarkan hal hal yang bermanfaat dan berpotensi pahala, bukan untuk hal hal yang tidak berguna dan berpotensi dosa, namun pemahaman mudahnya kita anggap saja bersyukur adalah rasa terima kasih seorang hamba kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya, oke kita lanjut ke pembahasan selanjutnya.

Namun kenyataannya…, dengan begitu banyak ni’mat yang telah diberikan Allah kepada kita, kita lebih banyak syukur atau kufur? menurut saya, syukur maupun kufur itu tergantung perspektif kita masing masing, lah kok bisa..??!! ya bisa, karena salah satu faktor terbesarnya adalah kita sering melihat orang orang yang derajatnya lebih tinggi dari kita (dalam finansialnya) dan menjadikan tolok ukur kebahagian kita pada mereka, sehingga semakin sering dan semakin banyak kita melihat mereka, kemungkinan untuk tidak bersyukur menjadi semakin besar dan juga berpotensi menumbuhkan sifat kepenginan/milik an/merinan (dalam beberapa istilah jawanya) jika tidak ditanggapi dengan benar, sedikit-sedikit pengen kayak begitu, sedikit sedikit pengen ini itu ini itu sampai nggak ada habisnya, bener nggak??

Jadi solusinya cukup mudah, kita hanya perlu lebih sering melihat orang-orang yang derajatnya dibawah kita, karena jika kita sering melihat mereka, yang akan tumbuh dalam diri kita adalah rasa prihatin terhadap mereka, sehingga kita jadi lebih mudah bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah kepada kita yang mana tidak diberikan kepada mereka, seperti yang sudah dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad dalam sebuah Hadits

 

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ


Artinya : "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu," (HR Bukhari dan Muslim)


By Firdan Ziyad


Sunday, October 15, 2023

Hilangnya Etika


     Etika. Mungkin saat mendengar kata etika, yang terlintas di pikiran kita adalah tata krama bersosial atau adab sopan dan santun. Sebenarnya hal tersebut tidaklah salah karena memang ada beberapa orang yang menganggap bahwa etika itu adalah sopan santun.

Bahkan di kehidupan sehari hari kita tidak bisa lepas dari konteks etika. Dimulai dari perilaku baik atau buruk orang disekitar kita, Entah dalam lingkungan keluarga atau bahkan lebih luas lagi. Dalam kata lain etika juga bisa diungkapkan sebagai moral. Moral sendiri adalah ajaran tentang perilaku hidup seseorang, baik dari pandangan agama atau pandangan hidup. Moral memiliki makna yang berbeda-beda tergantung keadaan suatu daerah tertentu. Karena moral dipengaruhi oleh adat, budaya, agama, norma kesusilaan, serta hukum yang berlaku di daerah tersebut.

Etika bahkan dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman. Etika di dunia itu digerus oleh waktu dan pasti akan hilang kapan saja. Contoh kecilnya adalah banyaknya anak muda yang berbicara sesuka hati mereka. Mereka tidak mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Anak-anak muda berbicara sesuka hati karena mereka berpikir bahwa sebesar apapun dampak yang terjadi di media sosial, tidak akan mempengaruhi kehidupan nyata pemuda tersebut. Mungkin beberapa dari mereka ada yang merasa puas jika ada masyarakat yang terpengaruh oleh opininya.

Semua berita yang terjun dalam media sosial tidak dapat kita percayai seluruhnya. Karena ada kemungkinan besar itu adalah berita hoax. Hoax sendiri menurut KBBI adalah berita atau cerita bohong yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab moral yang semakin menurun adalah adanya kebebasan bicara di media sosial tanpa didasari memikirkan dampak negatif bagi orang yang menerimanya.


Oleh: Alip Ya.


Thursday, October 12, 2023

Cinta Sejati Tidak Akan Mengkhianati

Perasaan suka dan rasa cinta adalah hal yang melekat dalam setiap insan yang bernyawa. Tidak dapat dipungkiri apalagi dihindari. Seseorang pasti akan menemukan cintanya yang sejak azali termaktub dalam Lauh Rabbi. Tugasnya cukup mengimani serta senantiasa mempersiapkan diri.

Akan tetapi banyak sekali yang tidak menyadari, satu-satunya cinta sejati yang takkan pernah mengkhianati hanyalah cinta dan kasih sayang seorang Nabi akan umatnya yang disayangi. Lantas pantaskah diri ini disebut sebagai umat sejati yang layak mendapat syafaatnya di hari kiamat nanti?

Dan bukti akan adanya rasa cinta ialah timbulnya rasa rindu. Yakni pesan hati orang yang mencintai akan kegelisahan yang tidak bisa diungkapkan. Memang mudah ketika diucapkan tapi berat saat dilakukan.

Namun keduanya omong kosong belaka jika tak ada yang namanya pembuktian, seperti yang dijelaskan dalam kitab Dhou'ul Ma’ali fi Syarhil Bad'il Amali, 2 Bait nadzom karya Imamuna As-Syafi’i : 

تعصي الإله وأنت تظهر حبّه   هذا محال في الفعال بديع

لو كان حبّك صادقا لأطعته   إنّ المحبّ لمن يحبّ مطيع

(ضوء المعالي شرح بدء الأمالي ص : 25)

Artinya : “Engkau bermaksiat kepada Allah, dan engkau juga menampakkan cinta kepadanya, ini adalah perbuatan yang muhal dan aneh. Jika kau benar benar cinta pasti kau akan taat kepadanya, sesungguhnya seorang pecinta dengan orang yang dicintainya itu taat”

Dan tak jarang juga, ada sebagian orang yang menyangkal dengan dalih dan juga alasan atas sebuah hadits yang berbunyi

"إنّ محبّ القوم منهم"  و  "أنت مع من أحببت"

(الفوائد المختارة لسالك طريق الآخرة ص : 601)

Akan tetapi telah dijelaskan dalam syarahnya bahwa sesungguhnya orang yang mencintai itu harus sesuai alias mengikuti terhadap orang yang dicintainya, meskipun dalam sebagian amal-amal kebaikannya. Ketahuilah sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka mencintai Nabi Musa dan Nabi Isa Alaihimassalam, namun mereka tidak bersamanya

"أنّه لا بدّ مع هذا من الموافقة لهم ولو في بعض أعمالهم الحسنة, فإنّ اليهود و النّصارى يحبّون موسى و عيسى عليهما السّلام و ليسوا معهم"  (الفوائد المختارة لسالك طريق الآخرة ص : 601)

Maka demikianlah, saat kita mengaku cinta kepada Allah dan juga Rasul-Nya berarti kita pun harus menaati keduanya, dengan melaksanakan apa yang diperintah dan meninggalkan semua yang dilarang oleh keduanya. Supaya cinta sekaligus iman kita ini dapat ber-fellyou / bernilai dihadapan keduanya. Ini juga yang sepatutnya diterapkan saat kita -sebagai seorang santri- mencintai guru-guru dan Kyai kita. -لأنّ هذه حقيقة المحبة-


Demikian semoga bermanfaat…..


وإن تجدوا عيبا فسدّوا الخللا  ** جلّ من لا عيب فيه و علا


الفقير القائم تحت تراب نعل المصطفى : محمد يسر الفلاح


Friday, September 29, 2023

Cinta Terindah


Sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai umat islam untuk berbahagia dengan kedatangan bulan Rabi’ul Awwal, bulan dilahirkannya Manusia yang paling mulia yakni Baginda Agung Nabi Muhammad , kehadirannya merupakan penerang bagi alam semesta, bagi semua makhluk, berakal maupun tidak, manusia maupun jin, yang mana ialah sebab diciptakannya alam semesta ini, seperti keterangan yang ada pada hadits qudsi berikut

لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك

Artinya: Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak akan aku ciptakan alam semesta ini. 

Tak terbayang berapa banyak rahmat yang turun pada bulan ini sebab kelahiran beliau, semua perkara yang dinisbatkan kepada beliau pasti juga akan menjadi mulia termasuk bulan dilahirkannya beliau, beliau adalah sabab atas mulianya sesuatu bukan musabbab dari sesuatu yang mulia, seandainya beliau dilahirkan pada bulan yang agung dalam islam pasti sebagian orang akan beranggapan bahwa beliau mulia karena bulan tersebut seperti keterangan dalam kitab Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid karangan Imam As Suyuthi, dan ini merupakan anggapan yang salah karena beliau mulia dari dzatiyyah beliau sendiri bukan yang lain.

Beliau adalah seorang Nabi yang selalu memikirkan umatnya bahkan yang belum pernah beliau temui, ajak bicara bahkan menatapnya saja tidak pernah, begitu besar kecintaan beliau terhadap umatnya, cinta beliau merupakan cinta sejati dan sejatinya cinta, tak akan ada yang dapat membandingi cinta beliau,membayangkannya saja tidak akan bisa. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mencintai Nabi Muhammad melebihi cinta kita kepada siapapun dan kepada apapun, kita harus menempatkan cinta kita kepada Nabi Muhammad pada puncak tertinggi cinta kita, memang tidak mudah, tetap harus dilatih, sedikit demi sedikit, mencintai orang yang tidak pernah kita lihat, yang bahkan wajahnya tidak dapat kita gambarkan dalam benak kita tetap akan sulit, tapi jika dipikirkan lebih dalam dan banyak diangan angan yang dapat diwujudakan dengan banyak cara misal memabaca maulid, siroh nabawiyyah bahkan novel novel yang berisi tentang Nabi Muhammad , rasa cinta tersebut akan tumbuh dalam diri kita.

Jika rasa cinta tersebut sudah mulai tumbuh, juga harus dibarengi dengan pembuktian, karena cinta tanpa bukti adalah omong kosong, orang jika sudah mencintai sesuatu pasti akan mentaatinya, bahkan yang tidak diperintahkannya juga akan dilakukan, kita dapat membuktikan cinta kita dengan banyak cara salah satunya menghidupkan sunnah sunnah beliau mulai dari siwakan, melakukan sesuatu yang baik mendahulukan yang kanan dll. Buat apa mengejar cinta manusia yang belum pasti dan malah menyia nyiakan cinta Nabi Muhammad yang pasti, percayalah, cinta kita tidak akan ditolak oleh beliau, tidak akan bertepuk sebelah tangan……


By Firdan Ziyad


Sunday, September 24, 2023

Membangun Kepercayaan Diri


Kita ini santri, santri adalah generasi penerus Kyai & Ulama’ di masa depan, tugas seorang santri bukan hanya belajar, muthola’ah kitab, muroja’ah hafalan, dll, tapi juga melatih kepercayaan diri untuk nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu), namun, kepercayaan diri semua orang tidak sama rata, maka dari itu, santri harus belajar melatih kepercayaan diri ketika masih di pondok, supaya ketika terjun di masyarakat tidak kagok.

Nah, seperti yang dikatakan di awal tadi kepercayaan yang dimaksud disini lebih condong ke nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu), santri boleh pintar dalam hal akademik, tapi juga harus pintar dalam mengemas ilmu yang didapatkannya agar menarik dimata masyarakat umum.

Untuk menjadi santri yang pandai menyampaikan ilmu/didepan orang banyak, perlu banyak belajar dan latihan. Di Pondok Al Fattah sudah diajarkan untuk menyampaikan ilmu contohnya ketika musyawarah fiqhiyyah semua kelompok harus menyampaikan jawabannya, dulu juga pernah ada mauidhoh hasanah setelah kegiatan maulid di malam jum’at, dan yang datang pada bulan Rabi’ul Awal ini ba’da Maghrib sebelum acara maulid ada tausiyah yang disampaikan oleh para santri pilihan.

Itu saja yang bisa yang saya sampaikan, pada intinya, menjadi santri itu harus bisa menyebarkan ilmu dengan cara/metode yang menarik, supaya masyarakat umum mudah untuk menerimanya.

Sekian, terima kasih


Oleh = Muhammad Abid Yakhsyallah.


Wednesday, September 20, 2023

Ijazah Sholawat dari Gus e

Tadi malam, tepatnya malam Rabu Wage hari Selasa Pon, 4 Robi’ul Awwal 1445 H. / 19 September M. Kami santri-santri Pondok Pesantren Putra Al Fattah Kudus mendapat ijazah sholawat dari guru kami KH. Aniq Muhammad Makki, B. Sc, MA. Yaitu berupa sholawat yang dikarang oleh beliau sendiri ketika masih berada di Sampit, Kalimantan. 


بِسمِ الله الرَحمٰن الرَحيم اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَاةً تَجْعَلُنَا دائماً أبداً سَرْمَدًا فِي خِدْمَةِ رَسُولِ اللَّهِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِالله, وَتَجْعَلُنَا قُرَّةَ عَيْن في قلبه، وتَزِيدُ مَحبَّتَنَا لَهُ وَمَحَبَّهُ لَنَا ، وَعَلَى آلهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِك وَسَلّمْ


Artinya : “Ya Allah limpahkan lah rahmat ta'dzim, keberkahabn, dan keselamatanmu  kepada junjungan kita Sayyidina Muhammad, keluarga beliau, dan para shohabat.

Yang mana ketika kami membaca sholawat ini, bisa melayani Rosulillah Muhammad Bin Abdillah selama-lamanya. Dan berkat sholawat ini Rasulullah menjadi senang terhadap kita. Dan berkat sholawat ini juga semoga cinta kita kepada Rasulullah menjadi tambah dan menjadi tambah pula cinta Rasulullah terhadap kita. “


Beliau membuat sholawat ini ketika proses pembuatan kitab نفحة الفجرية. Tujuan dibuatnya sholawat ini karena beliau ingin khidmah kepada Rasulullah, ingin dekat membersamai Rasulullah. Sedangkan kalau dipikir kembali kita tidak bisa dekat-dekat dengan Rasulullah hanya dengan mengandalkan sholawat kita sendiri. Kita pasti kalah dengan salafush Shalih yang membaca sholawat sampai ratusan ribu bahkan jutaan. Apalah daya diri kita yang masih malas untuk beribadah. Cara satu-satunya adalah kita menjadi budaknya Rasulullah bahkan lebih hina lagi.

Saat pembuatan sholawat ini, beliau -secara bahasa jawanya- meri dengan Guru Sekumpul yang mana beliau pasti orang yang dicintai oleh Nabi. Beliau juga berangan-angan besok ketika di Surga bisa membaca maulid di belakang Guru Sekumpul bersama Rasulullah. Tapi sulit untuk mencapai Maqam tersebut. Jalan satu-satunya untuk bisa dekat dengan Rasulullah adalah menjadi khodimnya Rasulullah. Dan tentu saja kita pasti kalah dengan Sayyidina Anas dan Sayyidina ‘Abbas. Tapi dengan cara apapun juga semoga semua yang kita lakukan membuat hidup kita menjadi penuh untuk berkhidmah kepada Rasulullah.

Sholawat ini bisa diamalkan minimal 10 kali dalam 1 hari. Tidak ada waktu khusus untuk membacanya, akan tetapi lebih baik membacanya setelah sholat ashar. Khasiat daripada sholawat ini beliau tidak mengetahui spesifiknya. Tapi Beliau KH. Aniq Muhammad Makki berkat sholawat ini ingin dekat dan menjadi khodimnya Rasulullah.


Oleh : Kamil.


Sunday, September 17, 2023

JADI ORANG ITU YANG SOLUTIF!!




       Seringkali kita melihat banyak orang yang kesulitan meninggalkan maksiat dan susah berubah menjadi lebih baik, penyebabnya adalah malu dan stigma masyarakat. Hah? Kok bisa??? Saya analogikan seperti ini, dulu ada seorang bertato yang awalnya tidak pernah ke masjid, tapi pada suatu hari ia menjadi sering pergi ke masjid. Saat berwudhu ada masyarakat yang nyeletuk “Pak, wudhu kalo ada tatonya itu tidak sah, jadi kalo wudhunya aja nggak sah apalagi sholatnya. Sholat bapak juga tidak sah!!!” sejak saat itu orang bertato tadi jadi malas ke masjid gara-gara omongan masyarakat itu. Waduuh, gak bahaya ta??!!
        Memang, secara hukum fiqih pendapat masyarakat tadi bisa dibenarkan. Tapi apakah dia sudah berfikir lebih jauh bahwa omongannya itu bisa membuat seorang hamba yang awalnya ingin berubah menjadi lebih baik malah tambah menjauh dari Allah? Cus kita selesaikan.

Dalam kasus kaya gini, kita sebagai orang itu harus bijak dalam bersikap. Kitu harus melihat bagaimana cara Rasulullah dalam berdakwah. Beliau selalu memberikan kabar gembira terlebih dahulu kepada masyarakat, tujuannya ya buat orang orang itu senang. Bukannya kabar ancaman yang bikin orang lari terbirit birit! Dalam penggalan ayat saja Allah berfirman bahwa Nabi Muhammad itu datang dengan مبشرا ( pemberi kabar gembira) dulu. Baru setelah itu Allah meneruskan dengan redaksi  نذيرا (pemberi ancaman). Pokoknya Nabi itu punya porsinya masing-masing dalam berdakwah. Kalo penulis simpulkan Rasulullah pasti sering memberi بشير kepada sahabat yang baru masuk islam, menjanjikan surga dan nikmat Allah yang diberikan kepada orang beriman. Alih alih menakut-nakuti sahabat dengan siksa itu kalo dia nggak iman. Nah ini kalo kata Gus Baha’, jadi kyai itu yang solutif.

Nah kesimpulan hemat dari penulis, sebagai orang yang lebih paham agama dari mereka yang kurang beruntung belum bisa belajar agama, kita harus pandai pandai mengurusi masyarakat supaya mereka tidak sakit hati. Lalu bagaimana cara kita menyikapi keadaan seseorang seperti kasus di atas? Kalo kata Habib Ali Al-Jufry “Orang seperti itu adalah berlian yang belum dicuci”. Jadi tugas kita sebagai santri adalah membersihkan berlian- berlian itu dengan ilmu yang sudah kita pelajari. Kalo udah bersih, bukankah berlian itu bisa menjadi indah? enak dipandang? Pokoknya gitu! Ngga boleh ngga!!! Oke??!!


Sekian dari saya and thank you….


By : Ust. Wafiq.