Dipojokan gazebo Memet terlihat melamun sambil tangannya memegang gunting kuku. disampingnya juga terlihat segelas susu yang sudah habis setengah gelasnya. ia terpaksa memotong kukunya, karena tadi ketika rutinitas paginya, yaitu menyalami dan membuatkan susu untuk majikannya pak Bambang, kukunya menyentuh tangan pak Bambang dan membuatnya murka.
“woy, kuku hitam jelek dan panjang kau mengenai kulit putih mulusku ini. jadi iritasi ini nanti kulitku, jijik kali aku lihatnya. potong dan bersihkan kuku kau sana! hih jijik kali lah kau ni! sana sana kau potong kuku kau tu biar tidak iritasi aku”. gerutu pak Bambang
“iya pak”. Memet beringsut mundur.
“heh bawa juga susu tu! sudah tercemarlah dengan kuku kau tu”
“eh iya pak”
begitulah yang terjadi pagi tadi, hingga Memet akhirnya terpaksa memotong kukunya. tapi bukan itu yang membuat Memet melamun, ada hal lain yang membuat hatinya janggal. yaitu, apakah ada sesuatu yang ada tanpa permulaan dan akhiran atau adanya tanpa ada yang sebelumnya dan sesudahnya. karena tadi dia tanpa sengaja melihat video di toktok, ada seorang ceramah bahwasanya Allah itu ada tanpa permulaan dan akhiran, tanpa ada yang sebelum-Nya dan sesudah-Nya.
Udin berjalan santai sambil memegang rokoknya, tak lupa juga berkalung sarung favoritnya, karena hari ini pak Bambang tak ada jadwal keluar, jadi dia bisa menanggalkan pakaian formalnya. ketika melewati gazebo, dilihatnya si Memet, dengan posisi seperti monyet duduk sambil melamun seperti patung hingga terlihat seperti patung monyet.
“Met Met Met”. dipanggilnya Memet berulangkali sambil tangannya ia kibaskan didepannya. yang dipanggil masih mematung tanpa bergerak sedikitpun. “kesambet apa ni anak”. pikir Udin. tanpa pikir panjang ia ambil susu di samping Memet, ia minum sedikit lalu berkumur sambil membaca sedikit jampi-jampi sebelum akhirnya ia semburkan ke Memet, “CHUHH”. Memet terkaget dan tersadar dari lamunannya.
“akhirnya..”
“woi ngapain kau”. sergah Memet tak terima wajahnya lengket dengan air susu campur ludah sedikit.
“kau yang ngapain, malah ngelamun kayak monyet gitu”
“eh nganu Din, saya itu mikir Din. tadi saya lihat video pendek, ada ustadz yang ceramah kalo Allah itu Ada Wujud, tanpa ada permulaan dan akhiran. Allah itu ada tanpa ada yang sebelum-Nya dan tanpa ada yang sesudah-Nya. lha terus saya bingung Din, masak ada sesuatu yang tanpa ada yang sebelumnya dan sesudahnya”
“wah harusnya jangan terlalu kau pikir masalah itu. pokoknya kita itu disuruh iman, kalo mikir, mikir tentang ciptaan dan makhluknya Allah saja. jangan kau pikir Allah, tidak akan kuat otak kau tu”
“lha terus gimana dong, sudah terlanjur mikir ini”
“ya sudah saya jawab semampu saya, kamu tadi tanya apakah ada sesuatu tanpa ada yang sebelumnya dan sesudahnya? jawabannya, Ada. kau tengok jari yang kau potong kuku tu”.
Memet melihat jarinya, “sudah”. jawab Memet
“kau lihat jari jempol kau tu”. perintah Udin.
Memet mengangguk.
“apakah ada sesuatu sebelum jempol?”. tanya Udin.
Memet menggeleng.
“lalu kau tengok jari kelingking kau tu”. perintah Udin lagi.
Memet mengangguk lagi.
“apakah ada sesuatu sesudahnya?”. tanya Udin lagi.
Memet menggeleng lagi.
“lalu apa yang kau pusingkan? di dunia ini saja ada sesuatu yang ada tanpa ada sebelumnya dan sesudahnya, apalagi Allah yang Maha Segalanya”. konklusi dari Udin sambil merentangkan tangannya, seolah dia sedang berorasi di depan masa.
"Betul juga kau Din. Tapi ada satu hal lagi Din, lalu Allah sekarang dimana?". tanya Memet penasaran.
"Ya tidak dimana-mana. Pokoknya Allah itu berbeda dengan kita makhluk. Allah tidak terikat dengan waktu dan tempat. Kan sudah kubilang jangan kau pikir tentang Allah, Ndak akan kuat otak kau itu"
"Ya gimana lagi, namanya juga penasaran"
"Ya sudah gini, kau tengok gelas susu ini!". perintah Udin menunjuk gelas yang dari tadi dipegangnya sehabis nyembur Memet.
"Oke, sudah". Memet menurut.
"Kau percaya susu ini mengandung lemak?"
"Heem percaya"
"Lalu, kau tau letak lemak tu dimana? Di tengah, di bawah, atau di atas gelas?"
"Oh saya paham Din, jadi di dunia ini saja ada sesuatu yang ada tanpa terikat tempat, apalagi Allah yang Maha Kuasa dan Maha Segala-galanya, gitu kan Din?". Konklusi dari Memet menirukan gaya Udin.
Si Udin pergi meninggalkan Memet yang masih kagum dan terheran-heran dengan ucapannya sendiri.
Oleh: Arif Akbar Wafa.