Friday, March 10, 2023

Serial Si Memet : Bekerja dan Tanda


"Allahu Akbar! Allahu Akbar!" Terdengar suara adzan maghrib, suaranya lantang. Bahkan kata orang-orang yang hiking - baca : naik gunung, satu-satunya suara yang terdengar dari bawah adalah suara adzan. Bahkan lagi, kata astronot yang pernah keluar angkasa, satu-satunya suara yang terdengar dari bumi adalah suara adzan. Dan suara itulah yang sekarang membuat hati Memet bergetar, seperti ada aliran listrik yang mengalir di dadanya, dan aliran itu seperti berputar-putar terus menerus hingga adzan selesai dikumandangkan. 


Mang Udin yang bersiap akan pergi ke Masjid, melihat Memet melamun dan terbengong-bengong, bahkan diperhatikan matanya seperti berkaca-kaca. Kenapa lagi ni anak, akhir-akhir ini seringkali dia melamun. Pikir Mang Udin

"Met, Met, ayo sholat, Met." Ajak Mang Udin sambil memegang pelan bahu Memet. 

"Sundul langit sapitu, mak tratap modar separo!" Memet seperti biasa terkaget-kaget. 

"Mamak! Mamak!" Mang Udin tak kalah kaget. 

"Eh, Mang Udin, mau ke masjid, Mang?" Tanya Memet. "Iya Met, mau ikut gak?" Mang Udin bertanya sambil mengelus-elus dadanya karena sisa terkaget-kaget tadi. Sebenarnya, ajakannya adalah basa-basi rutinnya ketika maghrib, karena dia tahu Memet pasti langsung menolaknya. Tapi dia tak pernah putus harapan, semoga teman kerjanya ini mau berubah. Walaupun KTP Memet tertulis Islam, tapi jarang sekali bahkan hampir sudah tidak pernah Memet menginjakkan kakinya di masjid. 

"Eh, sholat Mang?" Tanya Memet kaku. "Eh apa? Kau tadi bilang apa? Kau tidak langsung menolaknya tadi?" Mang Udin terheran-heran karena kali ini jawaban Memet berbeda. 

Si Memet hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Mang Udin. 

"Jadi gimana mau ikut Met?" Mang Udin memastikan

"Emang boleh Mang?"

"Ya bolehlah, kan kau muslim."

"Tapi, sudah lama sekali diri ini tidak sholat Mang." 

"Gak papa. Ayo!" 

"Tapi, sebelumnya saya ada pertanyaan, Mang." Waduh mulai lagi ni anak. Pikir Mang Udin. "Kenapa sih kok kita harus sholat?" Nah benar kan tebakanku. Gerutu Mang Udin dalam hati. "Ya mudah saja, kenapa kamu bekerja kepada Pak Bambang?" Tanya balik Mang Udin. 

"Ya pertama, karena saya butuh kerja, butuh uang. Kedua, ya karena suka saja bekerja dengan pak Bambang."

"Kenapa kamu suka bekerja dengan Pak Bambang?"

"Ya karena beliau baik."

"Ya begitu juga dengan sholat. Lebih baik mana Allah sama pak Bambang? Setiap hari, berapa kilo oksigen yang kau hirup tiap hari? Belum tubuh yang kau pakai bekerja tu. Siapa yang ngasih tubuh itu? pak Bambang atau Allah? Apakah Allah pernah menagih harga sewa tubuh kau itu? Maka, dengan sholatlah bentuk cinta kita, bentuk senang kita, bentuk suka kita kepada Allah. Bukan Allah yang butuh sholat kita, tapi kita yang butuh sholat seperti jawaban kau tadi yang butuh kerja."

"Eh begitu ya, tapi bukannya lelah ya Mang sholat sehari lima waktu?"

"Hei, ketahuilah! Lebih lelah lagi ketika kau jauh dari Allah." cerocos Mang Udin seperti khatib-khatib sholat Jumuah. Sedangkan Memet bingung, mengulang-ulang kalimat yang diucapkan Mang Udin tadi.

"Dan satu lagi, Met. Kau muslim kan?" Tanya Mang Udin. 

"Heem." Memet mengangguk.

"Maka yang menjadikan tanda bahwa kau muslim, dan yang membedakan antara kau dengan orang non muslim adalah sholat! Camkan itu!"¹ Mang Udin mulai beranjak meninggalkan Memet.

"Eh, lha terus ini saya harus gimana, Mang?" Memet salah tingkah.

"Ya sudah, sana mandi! tobat dulu, terus syahadat, kemudian ke masjid! Oke? Saya tunggu."

"Eh, gakpapa, Mang?" Memet menggaruk kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah lagi.

"Ya makanya buruan masih ada waktu ini." Balas Mang Udin sambil melihat tangannya seolah-olah sedang melihat jam di tangannya, padahal dia tidak punya jam tangan. 


1

 وَعَنْ بُرَيْدَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قََالَ :


العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تََرَكَهَا فََقَدْ كََفََرَ .


رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ



Dari Buraidah ra. dari Nabi saw. yang bersabda:


Ikatan janji di antara kami (umat islam) dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat, berarti dia telah menjadi kafir.


(HR al-Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan sahih)


Hadits hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmizi, hadis no. 2545; dan Ibnu Majah, hadits no. 1069.



Oleh: Atreeya Dakshi.

Previous Post
Next Post

0 comments: