Malam yang indah. Rembulan cerah secerah hati Memet. Ia merasa hatinya tentram dan damai setelah melaksanakan sholat maghrib. Di teras masjid, Memet dan Mang Udin masih bercakap-cakap, banyak hal yang mereka bahas, entah tentang tetangga janda muda yang ditinggal mati suaminya, atau peternak kambing yang kemalingan beberapa hari lalu, atau juga tentang majikan mereka, Pak Bambang yang akhir-akhir ini jarang sekali di rumah, dan juga tentunya tentang agama yang akhir-akhir ini sering Memet pikirkan.
"Mang saya ada pertanyaan lagi Mang." Kali ini Memet bertanya.
"Apa?" Tanya Mang Udin sambil membatin, kenapa ni anak akhir-akhir ini bertanya terus, aneh-aneh lagi.
"Kenapa sih kalo sholat harus berjamaah?"
Mang Udin menepuk pelan dahinya sendiri, waduh, tak habis pikir ni anak, batinnya.
"Eh, kenapa Mang?"
"Gak papa, kamu mau tahu kenapa kalo sholat harus berjamaah?"
"Iya." Memet mengangguk.
"Kau lihat kedalam masjid." Perintah Mang Udin
"Oh, saya paham Mang, biar masjidnya ramai kan? Begitu kan?" Memet sok paham menjelaskan maksud Mang Udin.
"Gak blok. Maksud saya lihat noh didalam masjid ada siapa?"
Memet celingukan ke dalam masjid, "Ada Pak Imam?"
Mang Udin mengangguk.
"Terus, kenapa?" Cerocos Memet tak paham karena Mang Udin hanya diam.
"Ya Sudah sana tanya Pak Imam masjid, pasti beliau lebih paham dan bisa jawab pertanyaanmu tadi."
"Eh, saya sendiri Mang?" Memet salah tingkah.
"Ah eh ah eh, ya iyalah kamu sendiri. Kan yang punya pertanyaan kamu.
"Gak berani Mang."
"Kenapa gak berani? Kan sama-sama manusia."
"Ya gak berani, takut Mang."
"Kalo saya temenin?" Tanya Man Udin menawarkan.
Memet hanya mengangguk.
"Apa maksud kau hanya angguk-angguk gitu?"
"Ya kalo ditemenin saya berani Mang."
"Oh gitu. Begitu juga sholat Met, kenapa kok harus berjamaah? Ya itu tadi, seperti kau tadi, bertanya ke Pak Imam saja sendiri tidak berani, mintanya ditemenin. Apalagi kalo sholat, notabene-Nya yang kita hadapi adalah Allah Yang Maha Besar dan Maha Agung, Tuhan semesta alam,...."
"Oh saya paham Mang, makanya kalo sholat harus bersama-sama, berjamaah. Iya kan Mang?" Cerocos Memet memotong omongan Mang Udin.
Mang Udin tidak menjawab pertanyaan Memet, ia hanya beranjak meninggalkan Memet. melihat tangannya yang seakan-akan ada jam tangan disitu. Padahal tidak ada.
"Mau kemana Mang?" Tanya Memet penasaran dan juga agak kesal karena dicuekin.
"Sebentar lagi Isya', ayo masuk dulu." Ajak Mang Udin.
"Siap Mang." Memet ikut beranjak.
Oleh: Atreeya Dakshi.
0 comments: