Friday, April 21, 2023

Jangan Minta Maaf Sama Orang Lain Dulu!!

Setiap orang pasti normalnya pengen punya anak yang penurut dan senang birrul walidain sama orang-tuanya. Begitu juga kamu, pasti pengenkan punya anak yang seperti itu ?? Tapi apakah kamu tahu ?? Perilaku atau akhlakmu sekarang sangat memengaruhi akhlak dan perilaku anakmu kelak.

 قال عليه الصلاة والسلام: برُّوا آبَاءَكُمْ تَبركُمْ أَبْنَاؤُكُمْ وَعِفّوا تَعِفَّ نِسَاؤُكُمْ... الحديث رواه الحاكم في المستدرك 

“Berbuat baiklah kepada ibu bapak kalian, niscaya nanti anak keturunan kalian akan berbuat baik kepada kalian. Jagalah kehormatan kalian, niscaya nanti keluarga wanita kalian akan menjaga kehormatanya” (HR. Al-Hakim).

Hadits ini menjelaskan kepada kita, bahwasanya jika kita mau berbuat baik kepada orang tua, atau orang yang kita anggap sepuh dan hormati, maka balasan yang akan kita petik di dunia ini adalah kesolehan anak keturunan kita dan juga birrul walidain yang muncul pada sifat mereka. Hadits ini juga memberikan pesan tersirat kepada kita, jika ingin punya anak yang soleh, yang mau birrul walidain, maka kita harus birrul walidain dulu kepada orang tua kita. Dalam pepatah jawa disebutkan “nandur apik bakal bakale ngunduh apik, nandur elek bakale ngunduh elek”. Maka jangan heran jika ada orang yang tidak bisa birrul walidain biasanya dibalas oleh Allah lewat anak-anaknya sendiri.

Dan termasuk birrul walidain adalah, biasanya nanti saat lebaran, banyak anak-anak muda yang menebarkan permintaan maaf ke sosmed, tapi dia sendiri belum minta maaf, belum sungkem kepada orang tuanya dahulu. Kalau menurut KH. Agus Aniq M. Makky, B.Sc., ini bukan termasuk birrul walidain, karena orang yang paling layak kita dahulukan dikondisi apapun adalah orang tua kita. Jadi, kalau mau minta maaf urutannya ya orang tua dulu, kemudian para guru dan orang-orang yang kita sepuhkan, baru kepada orang lain. Karena menurut Beliau hal tersebut termasuk cara untuk mengamalkan hadits di atas.

Maka dari itu, ya sebisa mungkinlah menahan diri ketika malam ied atau menjelang idul fitri, jangan melontarkan permintaan maaf kepada orang lain dulu, sebelum kita minta maaf kepada orang tua kita.



Monday, April 17, 2023

Jangan Jadi Beban Bagi Banyak Orang

 

Kanjeng nabi ternyata pernah memarahi seorang sahabat lohh. Dan kamu tau nggak apa penyebab sahabat tersebut dimarahi oleh Kanjeng Nabi ?? Alasanyaa karena sahabat tadi memberatkan orang lain, jadi beban orang lain.

Ceritanya gini, Suatu hari seorang sahabat benama Muadz bin Jabal mengimami kaumnya sholat, -diriwayatkan bahwa saat itu sholat isya- (FYI beliau merupakan orang yang sangat dekat dengan Kanjeng Nabi, salah seorang sahabat yang mengikuti Bai’at Aqobah dan sangat ittiba’ dengan sunnah-sunnah Kanjeng Nabi). Tapi yang beliau baca setelah Al-Fatihah itu Surat Al-Baqoroh, surat terpanjang di Al-Quran. Subhanallah..Kemudian diantara ma’mumnya ada yang berniat mufaroqoh, memisahkan diri dari jamaah sholat. Lalu kabar mufaroqoh ini sampai kepada Sahabat Muadz dan secaras pontan beliau berucap : "انه منافق", “Dia Munafik”

Tak berselang lama berita mengenai vonis tersebut sampai ke telinga orang yang mufaroqoh tadi. Orang tadi nggak terima dongg di katain munafik. Akhirnya orang tadi langsung sowan kepada Rasulullah untuk mengadukan tentang tuduhan yang dilakukan oleh Sahabat Muadz. Akhirnya apa yang dilakukan Rasulullah? Apakah beliau marah kepada orang itu? Tidak! Tapi beliau malah memanggil Sahabat Muadz lalu beliau berkata :

"يا معاذ أفتّان أنت"

"apakah kamu ingin jadi orang yang buat fitnah yaa muadz ? Apakah kamu mau jadi orang yang buat onar yaa muadz ?" Beliau mengulang itu sampai 3 kali. Subhanallah, beliau berkata dengan redaksi yang mengatakan sholat adalah fitnah atau cobaan bagi orang lain.

Hal ini disebabkan karena yang jadi ma’mum itu bermacam-macam tipe manusia, ada yang memang suka beribadah, sehingga, tidak mengapa imam mau baca surat apapun, dia tidak masalah. Tapi harus diperhatikan juga kalau ada orang tua renta yang lemah yang tidak kuat lama berdiri, ada juga orang yang harus tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama, sehingga jika imam baca surat yang panjang, maka akan memberatkan bagi orang tersebut.

Cerita tadi ada di hadits berikut ini ;

عن جابر بن عبد الله ريض الله عنه أن معاذ بن جبل ريض الله عنه كان يصيل مع النبي -صىل الله عليه وسلم- ثم يأيت قومه فيصيلب هم الصالة، فقرأ بهم البقرة، فتجوّز رجل فصىل صالة خفيفة فبلغ ذلك معاذاً فقال: إنه منافق، فبلغ ذلك الرجل فأىت النبي -صىل الله عليه وسلم- فقال: يا رسول الله، إنا قوم نعمل بأيدينا ونسقي بنواضحنا، وإن معاذاً صلّ بنا البارحة فقرأ البقرة، فتجوّزت فزعم أين منافق، فقال النبي -صىل الله عليه وسلم-: ) يا معاذ أفتّان أنت؟ - قالها ثالثاً -، اقرأ }والشمس وضحاها{ و } سبّح اسم ربك األعىل { . ونحوها( متفق عليه واللفظ للبخاري

“Telah menceritakan kepada kami (Amr bin Dinar) Jabir bin Abdullah bahwa Mu’adz bin Jabal RA. pernah shalat (di belakang) Rasulullah SAW, kemudian dia kembali ke kaumnya untuk mengimami shalat bersama mereka dengan membaca surat Al-Baqarah, Jabir melanjutkan, ‘Maka seorang laki-laki pun keluar (dari shaf) lalu ia shalat dengan shalat yang agak ringan, ternyata hal itu sampai kepada Mu’adz, ia pun berkata, ‘Sesungguhnya dia adalah seorang munafik.’ Ketika ucapan Mu’adz sampai ke laki-laki tersebut, laki-laki itu langsung mendatangi Nabi SAW sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah kaum yang memiliki pekerjaan untuk menyiram ladang, sementara semalam Mu’adz shalat mengimami kami dengan membaca surat Al-Baqarah, hingga saya keluar dari shaf, lalu dia mengiraku seorang munafik.’ Nabi SAW bersabda, “Wahai Mu’adz, apakah kamu hendak membuat fitnah?’ Beliau mengucapkannya tiga kali. ‘Bacalah Was syamsi wadhuāhā dan sabbihisma rabbikal a’la atau yang serupa dengannya,” 


Dari peristiwa tadi, hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran adalah, kita jangan sampai jadi beban bagi orang lain, jangan jadi orang yang menyusahkan orang lain. Lha wong, sholat saja kelamaan di anggap menyusahkan, dianggap fitnah, dianggap bahaya. Apalagi kalau kita melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar? Walyaudzubillah..

Benar, kita merupakan orang yang merdeka, boleh berbuat apa saja, tapi ingat-ingat, kalian boleh melakukan apapun asal perbuatan kalian itu tidak membuat Allah marah Kanjeng Nabi kecewa, serta tidak menyebabkan madhorot bagi orang lain. Jika tiga hal itu tidak terpenuhi, sebaiknya jangan lakukan. Ringkasnya berpikirlah sebelum bertindak. Jangan sampai melakukan perbuatan yang memberatkan orang lain. Syukur-syukur jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Wallahu a‘lam.




Sunday, April 16, 2023

Yuuk Membantu Keluarga Di Rumah

 

Ternyata orang selevel Kanjeng Nabi yang merupakan sayyidil basyar -rajanya manusia- juga tetap melakukan pekerjaan rumah lohh. Beliau Menyapu rumahnya, bahkan menjahit pakaiannya sendiri. Nggak Percaya ?? Baca hadits di bawah ini;

خرج البخاري عن األسود قال: سألت عائشة: ما كان النبي صىل الله عليه وسلم يصنع يف بيته؟ قالت: كان يكون يف مهنة أهله - تعني :خدمة أهله 

“Apa yang dilakukan Rasulullah Ketika di rumah wahai Sayyidah ‘Aisyah ? maka beliau menjawab : Beliau itu kalau di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah. maksudnya menservice atau melayani keluarganya”.

Bahkan, dalam riwayat lain, beliau memeras susu kambing sendiri, dan juga menjahit terompahnya sendiri. Perhatikan, Kanjeng Nabi ingin mengajarkan kita bagaimana cara bermuamalah dengan orang-orang di rumah, kepada orang tua kita, dan saudara-saudara kita. Saat kita di rumah gunakan kesempatan ini untuk membantu keluarga kita semampu yang kita bisa, dan jangan malah merepotkan mereka.

Kita gunakan kesempatan ketika berada di rumah untuk mengikuti sunnah Rasulullah Shallaallahu Alaihi Wasallam ini, yaitu membantu pekerjaan keluarga di rumah. Dan jangan lupa kesempatan ini merupakan peluang kita untuk birrul walidain, berbuat baik kepada orang tua. Kita niati untuk mengikuti sunnah Kanjeng Nabi Shallaallahu Alaihi Wasallam. Dan membantu orang lain itu pahalanya besar sekali, apalagi yang kita bantu itu keluarga kita sendiri. Kanjeng Nabi pernah bersabda;

عن عائشة ريض الله عنها قالت: قال رسول الله صىل الله عليه وسلم: خريكم خريكم لألهله، وأنا خريكم لأهلي

Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluargaku.”

Maka, saya -Gus Aniq- ingatkan untuk semua yang membaca tulisan ini, khususnya untuk santri PP. Al-Fattah. Banyak anak laki-laki kalau disuruh oleh ibunya, misal beli cabai kewarung -biasannya- sering bilang gini ‘mangkeh buk..’ nanti buk.. padahal orang yang jauh lebih baik dari kita, yaitu Kanjeng Nabi Muhammad Shallaallahu Alaihi Wasallam, selalu membantu pekerjaan keluarga di rumah, kita ini siapa ?Disuruh beli cabai aja kok bilangnya nanti, nanti. Tidak malukah sama Rasulullah ?

  • Faedah Pertama :

Syaikh Muhammad Ismail Utsman Zain pernah menyampaikan sebuah hadits yang artinya;

 “Suatu hari Sayyidina Ibnu Abbas lagi i’tikaf di Masjid Nabawi, tiba-tiba ada seseorang yang datang lalu berkata “Aku punya sebuah hajat dan aku harap kamu bisa membantu.” Langsung saja tanpa babibu Ibnu Abbas keluar masjid lalu membantu orang tersebut. Ketika beliau kembali ke masjid, orang-orang bertanya kepada beliau “Wahai Ibnu Abbas, kamu kenapa kok meninggalkan masjid nabi yang mulia ini hanya untuk melayani orang tersebut ?” Beliau menjawab:

سمعت صاحب هذا القرب يقول لأن يمشي أحدكم لتقتىضي حاجة أخيه الملسلم خير له من أن تعتكف في مسجدي هذا عشرين سنة

Aku pernah mendengar shohibul kubur ini bersabda : sungguh kamu berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudara muslimmu itu lebih bagus dibandingkan dengan kamu beri’tikaf di masjid ini dua puluh tahun.”

-Syaikh Muhammad Ismail Utsman Zain-

Kaidah yang sering disebutkan oleh para ulama :

النفع المعتدي خير من النفع القاصر

“Amal yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang lain itu pahalnya lebih besar dibanding dengan amal yang manfaatnya hanya bisa dirasakan sendiri.”

  • Faedah Kedua :

Manusia itu makhluk yang lemah, tidak bisa lepas dari pertolongan, dan pertolongan yang paling dibutuhkan manusia adalah pertolongan Allah. Dari keterangan dalam hadits-hadits Kanjeng Nabi, pertolongan Allah itu terikat dengan satu hal, yang mana jika satu hal itu di lakukan maka pertolongan Allah pasti turun, namun jika tidak di lakukan jangan harap pertolongan Allah itu turun. Satu hal itu adalah menolong sesama makhluk Allah. Kanjeng Nabi bersabda :

وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيه

"Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.

Intinya, jika mau ditolong, maka menolonglah.





Saturday, April 15, 2023

Waktu Luang, Mau Ngapain?

 


Sekarang ini kita sedang melalui liburan yang sangat panjang, berarti secara gak langsung kita sedang keluar dari zona yang nyaman (pondok) menuju zona yang sangat nyuuaaamann (rumah). Nah, ini  harus kita waspadai, harus berhati-hati. Mengapa ?? Karena pasti banyak waktu-waktu kita yang kosong, banyak waktu luang, sehingga banyak dari kita yang terlena.

 14 abad yang lalu, Rasulullah sudah memperingatkan kita mengenai terlenanya kita dengan waktu luang. lewat sabda beliau;

نعمتان مغبون فيهام كثري من الناس: الصحة والفراغ

“Dua nikmat, yang kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

Ibnul Jauzi dalam mensyarahi hadits ini berkata : “adakalanya seseorang diberi nikmat kesehatan, tapi nggak diberi nikmat waktu luang karena kesibukannya. Adakalanya orang diberi nikmat waktu luang tapi nggak diberi nikmat kesehatan. Maka, biasanya kalau dua nikmat ini berkumpul dalam diri seseorang, banyak dari mereka yang tidak menggunakan nikmat itu dengan sebaik-baiknya, mereka terlena. Maka kata Kanjeng Nabi “maghbuuun” dia tertipu alias merugi.

Kita tahu bahwa dunia ini adalah tempat menanam kebaikan yang hasilnya akan kita panen di akhirat. Jika kita tidak menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri kita sendiri ataupun orang lain, trus apa yang akan kita panen, kecuali hanya kerugian dan penyesalan ?? Maka kita akan menjadi orang yang tertipu alias merugi.

Dan khususnya bagi orang-orang yang masih muda, sehat trus punya banyak waktu senggang. Pergunakanlah waktumu dengan sebaik-baiknya karena nggak ada sesuatu yang dapat menebus waktu yang udah kelewat. Kanjeng Nabi dalam kesempatan yang lain pernah mengingatkan kita tentang masalah waktu dalam sabda beliau yang di riwayatkan oleh Imam Al-Hakim dalam kitab 'Mustadrak'

وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَ غْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَاِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَ بَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ

“Jagalah lima hal sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) sehatmu sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu.”

Oleh karena itu, hendaknya kita pinter-pinter dalam nggunain waktu luang serta kesehatan kita fii tho’atillah buat taat kepada Allah dan buat membangun potensi diri dalam hal-hal yang positif. Sehingga kita bisa jadi orang yang bermanfaat buat diri kita sendiri, orang tua dan syukur-syukur bisa bermanfaat buat masyarakat sekitar.




Friday, April 14, 2023

Tidur Orang Puasa Ibadah??

 Seringkali ditengah bulan puasa ramadhan kita mendengar orang yang selalu mengeluarkan sebuah hadits. Hadits andalan yang sangat populer buat orang yang hobinya tidur. Taulah kalian hadits ini. yapp bener.

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةً وَصُمْتُهُ تسبيحُ وعَمَلهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ

وَذَنْبُهُ مَغْفُور


"Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni" (HR Baihaqi).


Naumushoimi terkenal itu bersumber dari hadits yang itu. Tapi apakah bisa, hadits itu dijadikan dalil atau sandaran buat selalu istiqomah tidur saat berpuasa?? eits, kita harus tahu dulu tentang derajat atau status hadits tersebut.


Syaikh 'Athiyah Shaqr, salah satu Ro'is Lajnah Fatwa di Al-Azhar Asy-Syarif mesir pernah mengatakan "Dalam kitabnya Al-Iraqi, yaitu Kitab Takhrij Ihya Ulumuddin Lil Ghozali, disebutkan jika hadits tersebut nggak bisa dikatakan shohih atau hasan. Kalau nggak dho'if yaa palsu." Ucap beliau.


Tapi jika kita tidak memandang masalah sanad atau status hadits, gimana cara kita menyikapi hadits tersebut??


Kata beliau, Syaikh 'Athiyah -lagi- "Disitu ada dua pandangan. Pertama, jika seseorang berpuasa, kemudian dia tidur karena takut jika terjaga alias nggak tidur dia akan berkumpul dengan orang banyak, yang mana potensi untuk melakukan perbuatan yang dapat menghancurkan pahala ibadah puasa -seperti ghibah dan berbohong- lebih besar, maka tidurnya itu bisa dikatakan ibadah. Karena dalam hal yang serupa Kanjeng Nabi pernah bersabda,


وليمسك عن الشر فإنها له صدقة


"Hendaknya orang yang tidak bisa bershodaqoh atau tidak bisa berbuat baik, untuk meninggalkan hal-hal yang jelek. Dan itu sudah merupakan shodaqoh"


Jika kondisinya demikian, tidurnya orang tadi bisa dikatakan ibadah. Catet tuh!


Pandangan kedua, jika tidurnya hanya untuk bermalas-malasan, bahkan bisa membuatnya meninggalkan hal-hal yang wajib selama Bulan Suci Ramadhan, maka tidurnya nggak bisa dikatakan ibadah." Demikian perkataan Syaikh 'Athiyah Shaqr. Jadi nggak sembarang tidur yaa...


Dan juga perlu kita merefresh pemahaman kita tentang puasa. Puasa tidak bisa kita jadikan alasan untuk bermalas-malasan bro. Coba inget lalu renungkan, para sahabat di zaman dahulu banyak sekali melakukan aktivitas-aktivitas ekstrim selama Bulan Ramadhan. Bahkan, beberapa peperangan dilakukan di Bulan Ramadhan, seperti Perang Badr dan Fathu Makkah.


Dan jika kita mau berfikir sedikiiit saja, maka kita bisa mendapatkan satu kesimpulan yang bermanfaat dari hadits di atas, yaitu jika tidur orang puasa saja yang berniat menghindari maksiat itu berpahala, maka bagaimana dengan terjaganya orang yang berpuasa dengan niat untuk beribadah ??? Maka pergunakanlah waktu dengan bijak.


Thursday, April 13, 2023

Ababmu Kang...!!!

 


Seringkali teman-teman kita yang koclo alias konyol, selalu menebar bau mulutnya ketika sedang puasa Ramadhan seperti ini. Mereka beralasan kalau bau mulut orang puasa lebih wangi disisi Allah dibandingkan dengan minyak misk, mereka berkata seperti itu berdasarkan hadits Nabi Muhammad ini;

:عن أبي هريرة ، أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال  

والذي نفسي بيده ، لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح

 المسك . إنما يذر شهوته وطعامه وشرابه من أجلي . فالصيام لي وأنا أجزي به، كل حسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف إلا 

الصيام فهو لي وأنا أجزي به

"Demi Dzat yang aku ada di genggamanNya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. Dia (Orang yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya karena Aku. Maka ibadah puasanya itu khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya, Setiap kebaikan akan dibalas sepuluh sampai tujuh puluh kali lipat, kecuali puasa, Akulah yang akan membalasnya." (HR. Al-bukhari).

Alasan mereka benar jika dilihat dari hadits di atas. Tapi harus dipahami, bahwasanya dalam ulumul hadits jika kita ingin memahami suatu hadits maka kita harus cek dulu apakah ada riwayat lain dari hadits itu atau tidak, jika ada riwayat lain yang serupa maka semua riwayat tersebut harus dikumpulkan baru kemudian disimpulkan maksud haditsnya. Karena bisa saja dalam riwayat lain itu ada tambahan lafadz yang memengaruhi arti dari hadits itu. Dan dalam hadits diatas, tentang bau mulut ada riwayat lain, yang terdapat di kitab shohih muslim. Daaaan, di situ ada tambahan lafadz..


لخلوف فم الصائم أطيب عند الله يوم القيامة من ريح المسك


"Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah pada hari kiamat daripada harumnya minyak misik."

Diriwayat tersebut ada tambahan di hari kiamat. Jadi, maksud dari hadits tentang bau mulut bisa kita simpulkan kalau bau mulut orang puasa itu akan wangi kelak di hari kiamat. Inget tuh. Maka apa yang dilakukan temen-temen kita, yakni menyebarkan abab dalam istilah jawanya, atau menyebarkan bau mulut yang tidak enak menurut hadits riwayat Imam Muslim diatas tentu saja salah. Bahkan Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma'ad menyebutkan bahwasanya Allah tidak pernah menjadikan bau mulut sebagai bentuk taqorrub, bentuk ibadah seorang hamba agar lebih dekat kepada Allah. Dan bau mulut pun juga bukan termasuk dari syariat.

Adapun maksud dari hadits tersebut kenapa bau mulut orang puasa disisi Allah lebih harum daripada minyak misk, merupakan bahasa penyemangat yang digunakan oleh Kanjeng Nabi agar kita terdorong, agar kita tambah semangat untuk berpuasa. Bukan untuk menjaga agar bau mulut ini tambah nggak enak.

Lho, moshok hadits ini, tujuannya untuk memberi semangat?? coba lihat lanjutan redaksi hadist di atas lurr, lanjutannya Allah memberitahukan kita jika ibadah puasa itu adalah ibadah spesial, yang khusus diminta oleh Allah, dan Dialah yang akan membalas pahalanya dengan pahala yang tak terhingga. Maksudnya pahala puasa itu nggak ada batasnya, dan yang tahu hanya Allah, karena orang yang melakukan puasa itu, umumnya hanya dia dan Allah yang tau. Dan juga karena orang puasa itu sebenarnya, menjalani perjalanan kesabaran. Dan pahala kesabaran itu nggak ada batasnya. Nahh, jadi hadits Itu merupakan semacam motivasi yang digunakan Kanjeng Nabi untuk memberikan semangat bagi orang yang berpuasa, karena biasanya orang yang berpuasa itu bau mulutnya berubah.




Ada sebuah faedah :

Mbah Moen pernah mengatakan jika “Ada 3 ibadah yang 

pahalanya tak terhingga, 

pahalanya tak terbatas;


Pertama, pahala ibadah puasa. 

Dalilnya hadits di atas :

فالصيام لي وأنا أجزي به


Kedua, pahala bersabar. 

Dalilnya firman Allah :

إِنَّ َا يُوَفَّ ٱلصَّٰبُِونَ أَجْرَهُم بِغَيِْ حِسَابٍ


  

Ketiga, pahala memaafkan. 

Dalilnya firman Allah :

"فمن عفا وأصلح فأجره عىل الله

Sunday, April 9, 2023

Serial Si Memet : Bonus

 


Matahari mulai condong ke barat. Hari mulai gelap. Suara-suara serangga malam mulai bersahutan di tengah persawahan. Nanti malam sudah berganti bulan. Bulan yang seharusnya ditunggu-tunggu umat islam, karena semua amal dilipatgandakan. Ya, bulan suci Ramadhan. Mang Udin & Memet seperti biasa, menunggu adzan maghrib di gazebo favorit mereka.

"Nanti malam sholat tarawih ya Mang?" Tanya Memet. 

"Ya nunggu info dari pemerintah, tapi kemungkinan besar iya, soalnya di beberapa daerah hilal sudah terlihat." 

"Hilal itu apa Mang?"

"Ya hilal itu bulan. Yah pokoknya gitulah bahasa ahli astronomi falak."

"Berarti besok puasa Mang?"

"Heem." Mang Udin lagi asyik menatap senja.

"Wah lelah dong Mang, seharian gak makan dan minum, lemes. Bisa-bisa mati saya." Sambat Memet.

"Huss. Gak boleh gitu Met. Harusnya kau tu bahagia dengan datangnya bulan suci ramadhan, bukan malah sambat gitu."

"MET! MEMET! KE SINI MET!" Pak Bambang teriak-teriak memanggil dari dalam rumah.

"Noh dipanggil Pak Bambang." Mang Udin mengingatkan Memet.

"IYA PAK." Memet balas berteriak

"Waduh, lama-lama bisa budek kuping saya. Majikan dan pembantu sama saja, teriak-teriak mulu." Gerutu Mang Udin.

***

Di Dalam rumah, diruang kerja favorit Pak Bambang. Terlihat di meja Pak Bambang amplop-amplop bertumpukan, eh berserakan, eh yang mana ya, kedua-duanya deh. Iya, di meja Pak Bambang ada amplop yang ditumpuk, ada juga yang berserakan. 

"Gimana Pak?" Memet masuk

"Ini Met. Jatah kau sama Udin." Pak Bambang menyerahkan 4 amplop ke Memet.

"Eh apa ini Pak?" Memet heran.

"Ya gaji kalianlah." Memet tahu kalau itu gaji, karena ini adalah akhir bulan. Pak Bambang berbeda dengan bos-bos yang lain, dia menggaji karyawan-karyawan berdasarkan kalender Hijriyah, bukan masehi. 

"Eh maksud saya, tadi Bapak bilang buat saya sama Mang Udin kan? Kan cuma berdua, kok amplopnya empat?"

"Besok bulan Ramadhan kan?" Pak Bambang bertanya.

"Eh iya Pak." Memet kikuk.

"Ya sudah itu bonus dari saya khusus bulan suci Ramadhan."

"Beneran Pak?" Memet masih tidak percaya.

Pak Bambang hanya mengangguk, "Dah sana pergi! Huss huss!"

"Makasih Pak." Memet beranjak pergi dengan perasaan berbinar-binar.

"Eh satu lagi Met." Pak Bambang berbicara.

"Apa Pak?" Memet urung beranjak.

"Besok kamu sama Udin buka puasa sama saya."

"Eh emang Bapak puasa?"

"Hehe Nggak." Pak Bambang terkekeh, "Tapi saya senang saja ketika ramadhan buka puasa dengan kalian."

***

Sekitar masih gelap. Jam dinding gazebo menunjukkan pukul 03.22 pagi kalo di inggris, 03.22 am. Memet dan Mang Udin sedang asyik sahur. Kalian tahu sahur itu apa? Sahur adalah -Sarapan khusus Ramadhan- chuakss.

"Ini Mang." Memet menyerahkan dua amplop ke Mang Udin, "Mang Udin kemana saja si semalam? Seperti hilang ditelan bumi." 

"Bukan urusan kau." Mang Udin masih asik makan, "Eh tapi ini kok dua amplop?" Tanyanya heran.

"Iya Mang. Kata Pak Bambang bonus spesial Ramadhan."

"Kamu senang dapat bonus?" Mang Udin bertanya.

"Ya senang dong. Bahagia. Eh satu lagi, Pak Bambang nanti sore ngajak kita bubar."

"Bubar?" Mang Udin mengernyitkan dahi.

"Buka bareng maksudnya hehe." Memet cengengesan.

"Emang beliau puasa?"

"Ya enggak. Senang saja katanya kalo makan-makan waktu berbuka sama kita."

"Nah, begitu juga kita Met. Harusnya kita bahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Berapa banyak bonus yang Allah berikan di bulan suci ini. Pak Bambang saja yang tidak puasa bisa bahagia dengan bulan ramadhan, apalagi kita, harusnya kita lebih bahagia. Ini adalah kesempatan kita untuk memperbanyak amal ibadah, mendekat kepada Allah. Ya pokoknya bahagia lah, jangan malah sambat nanti kalo gak makan mati kek, lemes kek, seperti itu gak boleh. Kita harus bahagia. Bahkan, hanya dengan kau bahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan, maka jasadmu diharamkan Allah masuk neraka, otomatis masuk surga."

"Eh, iya Mang." Memet tersindir dan tercerahkan, "Tapi kapan ya Mang, Pak Bambang bisa berubah seperti dulu lagi?"

"Ya kita doakan saja." Jawab Mang Udin sekenanya, sambil merenung memikirkan Pak Bambang.


Kalian penasaran kisah seperti apa dulunya Pak Bambang:? Hehe kapan-kapan kita ceritakan.


Oleh: Arif Akbar Wafa.