Kanjeng nabi ternyata pernah memarahi seorang sahabat lohh. Dan kamu tau nggak apa penyebab sahabat tersebut dimarahi oleh Kanjeng Nabi ?? Alasanyaa karena sahabat tadi memberatkan orang lain, jadi beban orang lain.
Ceritanya gini, Suatu hari seorang sahabat benama Muadz bin Jabal mengimami kaumnya sholat, -diriwayatkan bahwa saat itu sholat isya- (FYI beliau merupakan orang yang sangat dekat dengan Kanjeng Nabi, salah seorang sahabat yang mengikuti Bai’at Aqobah dan sangat ittiba’ dengan sunnah-sunnah Kanjeng Nabi). Tapi yang beliau baca setelah Al-Fatihah itu Surat Al-Baqoroh, surat terpanjang di Al-Quran. Subhanallah..Kemudian diantara ma’mumnya ada yang berniat mufaroqoh, memisahkan diri dari jamaah sholat. Lalu kabar mufaroqoh ini sampai kepada Sahabat Muadz dan secaras pontan beliau berucap : "انه منافق", “Dia Munafik”
Tak berselang lama berita mengenai vonis tersebut sampai ke telinga orang yang mufaroqoh tadi. Orang tadi nggak terima dongg di katain munafik. Akhirnya orang tadi langsung sowan kepada Rasulullah untuk mengadukan tentang tuduhan yang dilakukan oleh Sahabat Muadz. Akhirnya apa yang dilakukan Rasulullah? Apakah beliau marah kepada orang itu? Tidak! Tapi beliau malah memanggil Sahabat Muadz lalu beliau berkata :
"يا معاذ أفتّان أنت"
"apakah kamu ingin jadi orang yang buat fitnah yaa muadz ? Apakah kamu mau jadi orang yang buat onar yaa muadz ?" Beliau mengulang itu sampai 3 kali. Subhanallah, beliau berkata dengan redaksi yang mengatakan sholat adalah fitnah atau cobaan bagi orang lain.
Hal ini disebabkan karena yang jadi ma’mum itu bermacam-macam tipe manusia, ada yang memang suka beribadah, sehingga, tidak mengapa imam mau baca surat apapun, dia tidak masalah. Tapi harus diperhatikan juga kalau ada orang tua renta yang lemah yang tidak kuat lama berdiri, ada juga orang yang harus tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama, sehingga jika imam baca surat yang panjang, maka akan memberatkan bagi orang tersebut.
Cerita tadi ada di hadits berikut ini ;
عن جابر بن عبد الله ريض الله عنه أن معاذ بن جبل ريض الله عنه كان يصيل مع النبي -صىل الله عليه وسلم- ثم يأيت قومه فيصيلب هم الصالة، فقرأ بهم البقرة، فتجوّز رجل فصىل صالة خفيفة فبلغ ذلك معاذاً فقال: إنه منافق، فبلغ ذلك الرجل فأىت النبي -صىل الله عليه وسلم- فقال: يا رسول الله، إنا قوم نعمل بأيدينا ونسقي بنواضحنا، وإن معاذاً صلّ بنا البارحة فقرأ البقرة، فتجوّزت فزعم أين منافق، فقال النبي -صىل الله عليه وسلم-: ) يا معاذ أفتّان أنت؟ - قالها ثالثاً -، اقرأ }والشمس وضحاها{ و } سبّح اسم ربك األعىل { . ونحوها( متفق عليه واللفظ للبخاري
“Telah menceritakan kepada kami (Amr bin Dinar) Jabir bin Abdullah bahwa Mu’adz bin Jabal RA. pernah shalat (di belakang) Rasulullah SAW, kemudian dia kembali ke kaumnya untuk mengimami shalat bersama mereka dengan membaca surat Al-Baqarah, Jabir melanjutkan, ‘Maka seorang laki-laki pun keluar (dari shaf) lalu ia shalat dengan shalat yang agak ringan, ternyata hal itu sampai kepada Mu’adz, ia pun berkata, ‘Sesungguhnya dia adalah seorang munafik.’ Ketika ucapan Mu’adz sampai ke laki-laki tersebut, laki-laki itu langsung mendatangi Nabi SAW sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah kaum yang memiliki pekerjaan untuk menyiram ladang, sementara semalam Mu’adz shalat mengimami kami dengan membaca surat Al-Baqarah, hingga saya keluar dari shaf, lalu dia mengiraku seorang munafik.’ Nabi SAW bersabda, “Wahai Mu’adz, apakah kamu hendak membuat fitnah?’ Beliau mengucapkannya tiga kali. ‘Bacalah Was syamsi wadhuāhā dan sabbihisma rabbikal a’la atau yang serupa dengannya,”
Dari peristiwa tadi, hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran adalah, kita jangan sampai jadi beban bagi orang lain, jangan jadi orang yang menyusahkan orang lain. Lha wong, sholat saja kelamaan di anggap menyusahkan, dianggap fitnah, dianggap bahaya. Apalagi kalau kita melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar? Walyaudzubillah..
Benar, kita merupakan orang yang merdeka, boleh berbuat apa saja, tapi ingat-ingat, kalian boleh melakukan apapun asal perbuatan kalian itu tidak membuat Allah marah Kanjeng Nabi kecewa, serta tidak menyebabkan madhorot bagi orang lain. Jika tiga hal itu tidak terpenuhi, sebaiknya jangan lakukan. Ringkasnya berpikirlah sebelum bertindak. Jangan sampai melakukan perbuatan yang memberatkan orang lain. Syukur-syukur jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Wallahu a‘lam.
0 comments: