Friday, May 19, 2023

Pikiran Positif Sebagai Jalan Pintas Kreatif (Part 1)

 

              Dewasa kini kita dihadapkan dengan kenyataan dunia yang semakin nyata. Semakin mengetahui dunia yang seburuk itu untuk dicerna atau dunia yang akhirnya terlihat susah untuk kita jalani. Kita ambil contoh seperti, impian kita yang mulai memudar dan tak kunjung tercapai atau bahkan jauh sekali dari yang pernah kita bayangkan dahulu. Dan contoh atau ekspektasi yang lain.

               Namun, Masyayikh kita selalu mengatakan sebaliknya. Dalam satu contoh, beliau KH. Maimoen Zubair mengatakan, “Ojo mikir engko dadi opo, sing penting sinau seng sregep.”(1) dan Masyayikh lain yang kurang lebih maksudnya sama. Hingga pada akhirnya hati kita pun bergejolak, entah bertanya-tanya ‘Apakah dawuh Beliau-Beliau itu bisa relate dengan kehidupan sebenarnya?’ atau bahkan hati kita justru sedikit menentang ‘Tetapi itu kan Beliau yang MasyaAllah, lah kita?’ (Na’udzubillahi min dzalik, semoga kita dijauhkan dari pikiran yang seperti ini).

            Daripada hati kita memikirkan yang tidak benar atau bahkan menentang seperti tadi, mari kita bahas dua hal diatas dengan suatu teori bernama Law Of Attraction. Teori yang muncul abad ke-19 dan kini mulai berkembang di negara kita, Indonesia. Tak lupa, kita juga akan mengkaji Al Quran, Hadist serta Qoul Ulama untuk lebih mudah memahami dan mencerna materi kita.

            Law of attraction adalah hukum tarik menarik. Atau, sebuah hukum fisika yang menyatakan bahwa energi positif maupun negatif di dalam pikiran kita, akan menarik energi yang dari luar diri untuk ikut masuk dalam pikiran kita.(2) Singkatnya, apa yang kita pikirkan dapat menjadi penarik apapun yang kita inginkan. Jadi jika kita menginginkan sesuatu; pikiran, perasaan, dan emosi(3) harus kita atur terlebih dahulu sebagai energi positif yang dapat menarik keinginan kita tadi.

               Mari kita lihat contoh berikut, saat kita kehabisan uang saku, pastilah kita gusar dan gelisah. Hampir setiap orang pun pasti akan merasa gusar dan gelisah ketika uang yang ada disaku habis. Namun, dalam teori ini, kita tidak boleh merasakan emosi seperti itu. Keep Calm and Positive Thinking, tetap tenang dan berpikir positif. Jadi yang harus kita pikirkan adalah do’a dan keyakinan bahwa kita sebentar lagi akan diberi rizqi oleh Allah SWT (hal ini tidak me-nafi-kan ikhtiar dan tawakkal yang sudah dilakukan sebelumnya).

              Hal ini sejalan dengan dawuh beliau Habib Muhammad Al Habsyi dalam salah satu serial Reels-nya, “Pikiran itu adalah do’a, jadi ketika kita itu memikirkan yang baik, maka seakan-akan kita berdo’a agar Allah SWT mendatangkan kebaikan pada kita semua.”(4) Hingga pada penjelasan Beliau bahwa hal ini adalah salah satu husnudzon pada Allah SWT dan Beliau me-wanti pada kita untuk selalu menjaga pikiran yang positif. 

              Tidak sampai disini, Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri mengatakan, “Cita-cita yang mulia akan menjadi kenyataan bila kita modal dasar berbaik sangka kepada Allah. Hal ini sejalan dengan pesan suci Allah melalui Hadis Qudsinya, 'Ana 'inda dhonni 'abdi bi'. Rawahut Tirmidzi. Aku (Allah) senantiasa bersama dengan prasangka hambaKu kepadaKu.”(5)

               Dan terakhir, mari kita muroja’ah, terutama dalam surah Al Baqoroh : 186, yang artinya : “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat.” Maksud dekat yang dinisbatkan kepada Allah bukanlah dekat dalam segi tempat. Yang dimaksud dekat di sini ialah ungkapan Allah yang mendengar doa hamba-Nya, cepat dalam mengijabahi permintaan hamba yang meminta kepada-Nya.(6)

                Lalu kesimpulannya adalah tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Begitu juga dengan dawuh Masyayikh kita. Tidak perlu takut pada masa depan yang semakin terlihat susah ini. Walaupun sekarang kita sama sekali tidak dapat melihat potensi yang ada dalam diri kita. Yang kita butuhkan adalah belajar untuk mempersiapkan tujuan dan goal-goal kita dengan dibarengi pikiran positif (tidak gusar, tidak gelisah, dan tidak terlalu terbebani masa depan), sehingga tercapailah itu semua. Dan jangan lupa juga untuk memperhatikan hal-hal lain yang penting dalam mencapai keberhasilan, seperti akhlak dan hati kita.

الفتوح بقدر تعلّق القلوب بالشّيوخ

Kita akan dipermudah dalam kebaikan oleh Allah itu tergantung seberapa besar ikatan hati dan cinta kita kepada guru- KH. Aniq Muhammad Makki, B. Sc., MA.(7)(8)menit13:42

Alhamdulillah......

Catatan Penulis : 

             Sebelumnya, mohon maaf jika ada kesalahan kata, bahasa, dsb. Lebih-lebih pemakaian sumber yang tidak urut sesuai kaidah, seperti dalil Al Quran yang harusnya disampaikan diawal.

            Selanjutnya, seberapa lama sih kita menunggu hasil dari perjuangan dan positive thinking kita? Mari kita bahas ini, di lain waktu.

Oleh : M. Nasihul Umam.

Previous Post
Next Post

0 comments: