Siapa sih yang disini kalau dikritik atau dihadapkan dengan masalah yang menyebalkan terkadang merasa mudah sekali untuk merasa marah dan kesal?
Kadang juga, saking kesel dan marahnya, bisa sampai keluar kata-kata yang tidak enak didengarkan oleh telinga.
Lalu, kenapa seseorang bisa marah? Marah adalah cara orang melindungi diri dari rasa sakit dan terluka. Layaknya 2 mata pisau, marah bisa sangat sehat, adaptif (bisa menyesuaikan diri dengan sekitar), dan menjadi pelindung diri. Tapi marah juga bisa menjadi maladaptif yang dapat dikaitkan dengan agresi (perilaku yang menimbulkan kerusakan fisik atau mental) atau kekerasan. Intinya marah, itu boleh. Tapi kalau marah-marah bahkan sampai meluap-luap itu yang tidak boleh.
Dampak yang ditimbulkan dari marah-marah sangat menyeramkan. Salah satunya ialah meningkatkan risiko penyakit jantung. Nah lo bahaya banget kan? Dilansir dari Harvard Health Publishing, 2 jam setelah seseorang meluap-luap amarahnya, maka akan terasa nyeri di bagian dada. Karena kemarahan menyebabkan keluarnya hormon stres seperti adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah naik. Kemarahan juga membuat darah kamu lebih mungkin menggumpal, yang sangat berbahaya bila arteri kamu menyempit oleh plak yang mengandung kolesterol.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad bersabda saat ada seorang Shahabat meminta nasihat kepada beliau, lalu beliau menasihatinya untuk tidak marah;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَجُلًا قالَ للنَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: أوْصِنِي، قالَ: لا تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا، قالَ: لا تَغْضَبْ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seseorang yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ”Berilah aku nasihat.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Janganlah engkau marah.” Diapun mengulanginya beberapa kali, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ”Janganlah engkau marah.” (HR. Al Bukhari).
Eh ternyata dampak yang ditimbulkan ternyata se-berbahya ini.
Nabi juga memberi resep kepada kita saat kita dalam keadaan marah. Yaitu, saat kamu marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah rubah posisimu menjadi duduk. Kalau sudah duduk, masih merasa marah, maka hendaklah kamu berbaring. Atau jika tidak ingin luapan amarahmu mengganggu sekitarmu, maka kamu bisa journaling atau menulis apa yang sedang kamu rasakan saat itu dalam sebuah catatan buku, bukan di sosial media ya.
Kesimpulannya, marah itu boleh, tapi yang tidak boleh itu marah-marah ya. Buat kamu yang kesabarannya yang setipis tisu, dibagi 2 lembar, dan terkena air ingat, Control anger before it controls you. Bahaya, jangan diterusin.
Oleh: Joko.
0 comments: