Thursday, August 24, 2023

Pentingnya Mahabbah kepada Nabi wa Ahli Baitihi


Di zaman sekarang jarang kita temui orang yang mempunyai rasa cinta (mahabbah) kepada Kanjeng Nabi dengan tulus. Lebih-lebih kepada keluarga nabi atau yang sering kita sebut Habib, Hubabah, Syarifah dan masih banyak lagi. Padahal sejak kecil sudah mempelajari
siroh Nabawiyyah, akhlaq-akhlaq Nabi, keseharian Nabi, lha kok pas udah besar jadi lupa apa yang dipelajarinya sedari kecil. Malahan pada zaman sekarang ada aja oknum yang tidak mengakui DNA keturunan Kanjeng Nabi -na’udzubillah min dzalik-.


Inilah zaman dimana orang-orang sudah lupa pelajaran-pelajaran tentang Kanjeng Nabi yang sudah dipelajari semasa kecil. Kita ini wujud sebab ada kanjeng nabi, bahkan alam semesta seisinya itu bisa ada sebab beliau. Sebagai umat Kanjeng Nabi kita wajib bersyukur, berterima kasih kepada beliau. Kita juga harus membalas jasa-jasa beliau dengan cara memiliki rasa cinta yang sangat besar kepada beliau. Rasa cinta ini harus kita latih mulai dari sekarang agar menjadi cinta yang tulus. Syukur-syukur rasa cinta tersebut bisa membuat kita bertemu Kanjeng Nabi di dunia dalam keadaan sadar maupun tidak.


Nah, untuk melatih hati kita agar bisa seperti itu tadi ada banyak banget caranya. Misalnya dengan menjalankan sunnah-sunnah beliau, membaca shalawat, membaca maulid, mempelajari siroh Nabawiyyah, dan masih banyak lagi. Rasa cinta kepada Kanjeng Nabi ini adalah kewajiban bagi para guru untuk mengajarkannya kepada murid-murid di pendidikan formal maupun di pendidikan non-formal. Alhamdulillahnya, kalau di pondok kita tercinta ini sudah enak, dalam artian kita diperhatikan dan dibimbing untuk memupuk rasa mahabbah kita, akhlak kita, muamalah kita, pokoknya semua keseharian kita diperhatikan oleh guru. Akan tetapi di pendidikan formal yang berbasis islami jarang sekali para guru mengajari muridnya untuk meningkatkan rasa mahabbah, rasa cinta kepada Kanjeng Nabi, ini menjadi PR bagi pendidikan formal agar mengajarkan muridnya tentang rasa mahabbah kepada Kanjeng Nabi.


Jangan sampai seorang murid menjadi orang yang gak kenal sama Nabinya sendiri, tidak mengakui darah keturunan kanjeng nabi, dan na’udzubillah malah mengingkari ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Na'udzubillahi min dzalik



Oleh: Rano





Previous Post
Next Post

1 comment: