Friday, September 29, 2023

Cinta Terindah


Sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai umat islam untuk berbahagia dengan kedatangan bulan Rabi’ul Awwal, bulan dilahirkannya Manusia yang paling mulia yakni Baginda Agung Nabi Muhammad , kehadirannya merupakan penerang bagi alam semesta, bagi semua makhluk, berakal maupun tidak, manusia maupun jin, yang mana ialah sebab diciptakannya alam semesta ini, seperti keterangan yang ada pada hadits qudsi berikut

لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك

Artinya: Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak akan aku ciptakan alam semesta ini. 

Tak terbayang berapa banyak rahmat yang turun pada bulan ini sebab kelahiran beliau, semua perkara yang dinisbatkan kepada beliau pasti juga akan menjadi mulia termasuk bulan dilahirkannya beliau, beliau adalah sabab atas mulianya sesuatu bukan musabbab dari sesuatu yang mulia, seandainya beliau dilahirkan pada bulan yang agung dalam islam pasti sebagian orang akan beranggapan bahwa beliau mulia karena bulan tersebut seperti keterangan dalam kitab Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid karangan Imam As Suyuthi, dan ini merupakan anggapan yang salah karena beliau mulia dari dzatiyyah beliau sendiri bukan yang lain.

Beliau adalah seorang Nabi yang selalu memikirkan umatnya bahkan yang belum pernah beliau temui, ajak bicara bahkan menatapnya saja tidak pernah, begitu besar kecintaan beliau terhadap umatnya, cinta beliau merupakan cinta sejati dan sejatinya cinta, tak akan ada yang dapat membandingi cinta beliau,membayangkannya saja tidak akan bisa. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mencintai Nabi Muhammad melebihi cinta kita kepada siapapun dan kepada apapun, kita harus menempatkan cinta kita kepada Nabi Muhammad pada puncak tertinggi cinta kita, memang tidak mudah, tetap harus dilatih, sedikit demi sedikit, mencintai orang yang tidak pernah kita lihat, yang bahkan wajahnya tidak dapat kita gambarkan dalam benak kita tetap akan sulit, tapi jika dipikirkan lebih dalam dan banyak diangan angan yang dapat diwujudakan dengan banyak cara misal memabaca maulid, siroh nabawiyyah bahkan novel novel yang berisi tentang Nabi Muhammad , rasa cinta tersebut akan tumbuh dalam diri kita.

Jika rasa cinta tersebut sudah mulai tumbuh, juga harus dibarengi dengan pembuktian, karena cinta tanpa bukti adalah omong kosong, orang jika sudah mencintai sesuatu pasti akan mentaatinya, bahkan yang tidak diperintahkannya juga akan dilakukan, kita dapat membuktikan cinta kita dengan banyak cara salah satunya menghidupkan sunnah sunnah beliau mulai dari siwakan, melakukan sesuatu yang baik mendahulukan yang kanan dll. Buat apa mengejar cinta manusia yang belum pasti dan malah menyia nyiakan cinta Nabi Muhammad yang pasti, percayalah, cinta kita tidak akan ditolak oleh beliau, tidak akan bertepuk sebelah tangan……


By Firdan Ziyad


Sunday, September 24, 2023

Membangun Kepercayaan Diri


Kita ini santri, santri adalah generasi penerus Kyai & Ulama’ di masa depan, tugas seorang santri bukan hanya belajar, muthola’ah kitab, muroja’ah hafalan, dll, tapi juga melatih kepercayaan diri untuk nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu), namun, kepercayaan diri semua orang tidak sama rata, maka dari itu, santri harus belajar melatih kepercayaan diri ketika masih di pondok, supaya ketika terjun di masyarakat tidak kagok.

Nah, seperti yang dikatakan di awal tadi kepercayaan yang dimaksud disini lebih condong ke nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu), santri boleh pintar dalam hal akademik, tapi juga harus pintar dalam mengemas ilmu yang didapatkannya agar menarik dimata masyarakat umum.

Untuk menjadi santri yang pandai menyampaikan ilmu/didepan orang banyak, perlu banyak belajar dan latihan. Di Pondok Al Fattah sudah diajarkan untuk menyampaikan ilmu contohnya ketika musyawarah fiqhiyyah semua kelompok harus menyampaikan jawabannya, dulu juga pernah ada mauidhoh hasanah setelah kegiatan maulid di malam jum’at, dan yang datang pada bulan Rabi’ul Awal ini ba’da Maghrib sebelum acara maulid ada tausiyah yang disampaikan oleh para santri pilihan.

Itu saja yang bisa yang saya sampaikan, pada intinya, menjadi santri itu harus bisa menyebarkan ilmu dengan cara/metode yang menarik, supaya masyarakat umum mudah untuk menerimanya.

Sekian, terima kasih


Oleh = Muhammad Abid Yakhsyallah.


Wednesday, September 20, 2023

Ijazah Sholawat dari Gus e

Tadi malam, tepatnya malam Rabu Wage hari Selasa Pon, 4 Robi’ul Awwal 1445 H. / 19 September M. Kami santri-santri Pondok Pesantren Putra Al Fattah Kudus mendapat ijazah sholawat dari guru kami KH. Aniq Muhammad Makki, B. Sc, MA. Yaitu berupa sholawat yang dikarang oleh beliau sendiri ketika masih berada di Sampit, Kalimantan. 


بِسمِ الله الرَحمٰن الرَحيم اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَاةً تَجْعَلُنَا دائماً أبداً سَرْمَدًا فِي خِدْمَةِ رَسُولِ اللَّهِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِالله, وَتَجْعَلُنَا قُرَّةَ عَيْن في قلبه، وتَزِيدُ مَحبَّتَنَا لَهُ وَمَحَبَّهُ لَنَا ، وَعَلَى آلهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِك وَسَلّمْ


Artinya : “Ya Allah limpahkan lah rahmat ta'dzim, keberkahabn, dan keselamatanmu  kepada junjungan kita Sayyidina Muhammad, keluarga beliau, dan para shohabat.

Yang mana ketika kami membaca sholawat ini, bisa melayani Rosulillah Muhammad Bin Abdillah selama-lamanya. Dan berkat sholawat ini Rasulullah menjadi senang terhadap kita. Dan berkat sholawat ini juga semoga cinta kita kepada Rasulullah menjadi tambah dan menjadi tambah pula cinta Rasulullah terhadap kita. “


Beliau membuat sholawat ini ketika proses pembuatan kitab نفحة الفجرية. Tujuan dibuatnya sholawat ini karena beliau ingin khidmah kepada Rasulullah, ingin dekat membersamai Rasulullah. Sedangkan kalau dipikir kembali kita tidak bisa dekat-dekat dengan Rasulullah hanya dengan mengandalkan sholawat kita sendiri. Kita pasti kalah dengan salafush Shalih yang membaca sholawat sampai ratusan ribu bahkan jutaan. Apalah daya diri kita yang masih malas untuk beribadah. Cara satu-satunya adalah kita menjadi budaknya Rasulullah bahkan lebih hina lagi.

Saat pembuatan sholawat ini, beliau -secara bahasa jawanya- meri dengan Guru Sekumpul yang mana beliau pasti orang yang dicintai oleh Nabi. Beliau juga berangan-angan besok ketika di Surga bisa membaca maulid di belakang Guru Sekumpul bersama Rasulullah. Tapi sulit untuk mencapai Maqam tersebut. Jalan satu-satunya untuk bisa dekat dengan Rasulullah adalah menjadi khodimnya Rasulullah. Dan tentu saja kita pasti kalah dengan Sayyidina Anas dan Sayyidina ‘Abbas. Tapi dengan cara apapun juga semoga semua yang kita lakukan membuat hidup kita menjadi penuh untuk berkhidmah kepada Rasulullah.

Sholawat ini bisa diamalkan minimal 10 kali dalam 1 hari. Tidak ada waktu khusus untuk membacanya, akan tetapi lebih baik membacanya setelah sholat ashar. Khasiat daripada sholawat ini beliau tidak mengetahui spesifiknya. Tapi Beliau KH. Aniq Muhammad Makki berkat sholawat ini ingin dekat dan menjadi khodimnya Rasulullah.


Oleh : Kamil.


Sunday, September 17, 2023

JADI ORANG ITU YANG SOLUTIF!!




       Seringkali kita melihat banyak orang yang kesulitan meninggalkan maksiat dan susah berubah menjadi lebih baik, penyebabnya adalah malu dan stigma masyarakat. Hah? Kok bisa??? Saya analogikan seperti ini, dulu ada seorang bertato yang awalnya tidak pernah ke masjid, tapi pada suatu hari ia menjadi sering pergi ke masjid. Saat berwudhu ada masyarakat yang nyeletuk “Pak, wudhu kalo ada tatonya itu tidak sah, jadi kalo wudhunya aja nggak sah apalagi sholatnya. Sholat bapak juga tidak sah!!!” sejak saat itu orang bertato tadi jadi malas ke masjid gara-gara omongan masyarakat itu. Waduuh, gak bahaya ta??!!
        Memang, secara hukum fiqih pendapat masyarakat tadi bisa dibenarkan. Tapi apakah dia sudah berfikir lebih jauh bahwa omongannya itu bisa membuat seorang hamba yang awalnya ingin berubah menjadi lebih baik malah tambah menjauh dari Allah? Cus kita selesaikan.

Dalam kasus kaya gini, kita sebagai orang itu harus bijak dalam bersikap. Kitu harus melihat bagaimana cara Rasulullah dalam berdakwah. Beliau selalu memberikan kabar gembira terlebih dahulu kepada masyarakat, tujuannya ya buat orang orang itu senang. Bukannya kabar ancaman yang bikin orang lari terbirit birit! Dalam penggalan ayat saja Allah berfirman bahwa Nabi Muhammad itu datang dengan مبشرا ( pemberi kabar gembira) dulu. Baru setelah itu Allah meneruskan dengan redaksi  نذيرا (pemberi ancaman). Pokoknya Nabi itu punya porsinya masing-masing dalam berdakwah. Kalo penulis simpulkan Rasulullah pasti sering memberi بشير kepada sahabat yang baru masuk islam, menjanjikan surga dan nikmat Allah yang diberikan kepada orang beriman. Alih alih menakut-nakuti sahabat dengan siksa itu kalo dia nggak iman. Nah ini kalo kata Gus Baha’, jadi kyai itu yang solutif.

Nah kesimpulan hemat dari penulis, sebagai orang yang lebih paham agama dari mereka yang kurang beruntung belum bisa belajar agama, kita harus pandai pandai mengurusi masyarakat supaya mereka tidak sakit hati. Lalu bagaimana cara kita menyikapi keadaan seseorang seperti kasus di atas? Kalo kata Habib Ali Al-Jufry “Orang seperti itu adalah berlian yang belum dicuci”. Jadi tugas kita sebagai santri adalah membersihkan berlian- berlian itu dengan ilmu yang sudah kita pelajari. Kalo udah bersih, bukankah berlian itu bisa menjadi indah? enak dipandang? Pokoknya gitu! Ngga boleh ngga!!! Oke??!!


Sekian dari saya and thank you….


By : Ust. Wafiq.


Monday, September 4, 2023

Memikirkan Nikmat Allah

          Perlu sekali kita bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita. Kita dapat mengungkapkan rasa syukur ini dengan banyak cara, semisal dengan membaca hamdalah, sujud syukur, shalat, berbuat amal sholeh, dan lain sebagainya. Banyak diluar sana yang mana mempunyai keterbatasan (disabilitas) bahkan tetap semangat dalam menjalankan ibadah maupun mencari nafkah. Sedangkan kita yang diberi kesempurnaan tapi kita malah menyepelekannya dan tidak menggunakannya dengan semestinya.

Allah pun memberi kita kesempurnaan nikmat ini tanpa mematok harga. Banyak sekali nikmat Allah yang mana itu sangat penting bagi kita tapi kita malah menyepelekannya contohnya oksigen. Kita sehari nafas berapa kali? Apakah semua itu bayar? Contoh lagi kesehatan, yang mana dengan nikmat sehat tersebut kita bisa berjalan, bisa merasakan makanan dan lain sebagainya. Dari sekian banyak nikmat tersebut, nikmat yang paling utama adalah Iman dan Islam. Dengan keduanya kita dapat merasakan kenikmatan selama-lamanya. Bahkan masih banyak sekali nikmat yang tidak kita sadari, seperti yang difirmankan Allah Dalam Al-quran surat An-Nahl ayat 18:

  وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا 


Yang kurang lebih artinya : Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan sanggup menghitungnya.: 

Dan dalam surat Ar-Rahman


فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ


      Yang kurang lebih artinya : "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Ayat di atas diulang ulang sebanyak 31 kali, Menurut Tafsir Al-Wajiz oleh Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, surat Ar Rahman ayat 13 menjadi sebuah bentuk pemberitahuan kepada manusia dan jin. "Kalian tidak bisa mendustakannya. Dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ  bersabda setelah ayat itu: 'tidak satupun dari nikmat Tuhan yang kami dustakan, maka segala puji bagi-Mu,' pengulangan ayat ini merupakan perkara yang bagus untuk menyebut satu per satu nikmat (Allah)". Tulis tafsir tersebut.


Nabi Muhammad ﷺ pun bersabda dalam salah satu hadits beliau yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas


نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ


Dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Nabi muhammad ﷺ bersabda: “Ada dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Al-Bukhari, no. 5933].


Benar kata hadits tersebut, sering sekali manusia lalai dari kedua nikmat tersebut. Nikmat yang pertama adalah kesehatan, contoh kelalaian pada kesehatan adalah saat ini kita mendapat kesehatan secara sempurna tapi kita malas untuk beribadah, belajar, melakukan amal sholeh, dan lain sebagainya. Lalu saat kesehatan kita sudah menurun pasti kita akan menyesal karena pada masa sehat tidak  rajin untuk melakukan amal sholeh. Nikmat yang kedua adalah waktu luang. Sabda Nabi sudah tidak bisa dielak lagi. Rata-rata manusia saat memiliki waktu luang malah dia hanya bersantai-santai bahkan ada yang menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak jelas. Lalu di masa depan saat kita sibuk dengan perkara yang benar-benar menyibukkan, kita sudah tidak bisa merasakan nikmatnya waktu luang.


Oleh : K. Naim.