Friday, October 27, 2023

Sulit Bersyukur?

 

.


Sudah sepatutnya kita sebagai hamba Allah untuk mensyukuri nikmat-nikmatnya, baik itu ni’mat dhohir maupun batin seperti nikmat sehat, iman & islam, dan masih banyak lagi nikmat nikmat yang tak terhitung jumlahnya, namun dalam kenyataannya apakah bersyukur dapat dilakukan dengan begitu mudah…??memang apa sih faktor faktor yang membuat kita sulit bersyukur…??oke, mari kita bahas.

Sebelum itu, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa makna syukur, dalam kitab Lubbul Ushul disebutkan bahwa bersyukur adalah menggunakannya seorang hamba terhadap semua ni’mat Allah untuk apa ni’mat tersebut diciptakan (menggunakannya dengan semestinya) seperti pendengaran digunakan untuk mendengarkan hal hal yang bermanfaat dan berpotensi pahala, bukan untuk hal hal yang tidak berguna dan berpotensi dosa, namun pemahaman mudahnya kita anggap saja bersyukur adalah rasa terima kasih seorang hamba kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya, oke kita lanjut ke pembahasan selanjutnya.

Namun kenyataannya…, dengan begitu banyak ni’mat yang telah diberikan Allah kepada kita, kita lebih banyak syukur atau kufur? menurut saya, syukur maupun kufur itu tergantung perspektif kita masing masing, lah kok bisa..??!! ya bisa, karena salah satu faktor terbesarnya adalah kita sering melihat orang orang yang derajatnya lebih tinggi dari kita (dalam finansialnya) dan menjadikan tolok ukur kebahagian kita pada mereka, sehingga semakin sering dan semakin banyak kita melihat mereka, kemungkinan untuk tidak bersyukur menjadi semakin besar dan juga berpotensi menumbuhkan sifat kepenginan/milik an/merinan (dalam beberapa istilah jawanya) jika tidak ditanggapi dengan benar, sedikit-sedikit pengen kayak begitu, sedikit sedikit pengen ini itu ini itu sampai nggak ada habisnya, bener nggak??

Jadi solusinya cukup mudah, kita hanya perlu lebih sering melihat orang-orang yang derajatnya dibawah kita, karena jika kita sering melihat mereka, yang akan tumbuh dalam diri kita adalah rasa prihatin terhadap mereka, sehingga kita jadi lebih mudah bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah kepada kita yang mana tidak diberikan kepada mereka, seperti yang sudah dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad dalam sebuah Hadits

 

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ


Artinya : "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu," (HR Bukhari dan Muslim)


By Firdan Ziyad


Sunday, October 15, 2023

Hilangnya Etika


     Etika. Mungkin saat mendengar kata etika, yang terlintas di pikiran kita adalah tata krama bersosial atau adab sopan dan santun. Sebenarnya hal tersebut tidaklah salah karena memang ada beberapa orang yang menganggap bahwa etika itu adalah sopan santun.

Bahkan di kehidupan sehari hari kita tidak bisa lepas dari konteks etika. Dimulai dari perilaku baik atau buruk orang disekitar kita, Entah dalam lingkungan keluarga atau bahkan lebih luas lagi. Dalam kata lain etika juga bisa diungkapkan sebagai moral. Moral sendiri adalah ajaran tentang perilaku hidup seseorang, baik dari pandangan agama atau pandangan hidup. Moral memiliki makna yang berbeda-beda tergantung keadaan suatu daerah tertentu. Karena moral dipengaruhi oleh adat, budaya, agama, norma kesusilaan, serta hukum yang berlaku di daerah tersebut.

Etika bahkan dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman. Etika di dunia itu digerus oleh waktu dan pasti akan hilang kapan saja. Contoh kecilnya adalah banyaknya anak muda yang berbicara sesuka hati mereka. Mereka tidak mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Anak-anak muda berbicara sesuka hati karena mereka berpikir bahwa sebesar apapun dampak yang terjadi di media sosial, tidak akan mempengaruhi kehidupan nyata pemuda tersebut. Mungkin beberapa dari mereka ada yang merasa puas jika ada masyarakat yang terpengaruh oleh opininya.

Semua berita yang terjun dalam media sosial tidak dapat kita percayai seluruhnya. Karena ada kemungkinan besar itu adalah berita hoax. Hoax sendiri menurut KBBI adalah berita atau cerita bohong yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab moral yang semakin menurun adalah adanya kebebasan bicara di media sosial tanpa didasari memikirkan dampak negatif bagi orang yang menerimanya.


Oleh: Alip Ya.


Thursday, October 12, 2023

Cinta Sejati Tidak Akan Mengkhianati

Perasaan suka dan rasa cinta adalah hal yang melekat dalam setiap insan yang bernyawa. Tidak dapat dipungkiri apalagi dihindari. Seseorang pasti akan menemukan cintanya yang sejak azali termaktub dalam Lauh Rabbi. Tugasnya cukup mengimani serta senantiasa mempersiapkan diri.

Akan tetapi banyak sekali yang tidak menyadari, satu-satunya cinta sejati yang takkan pernah mengkhianati hanyalah cinta dan kasih sayang seorang Nabi akan umatnya yang disayangi. Lantas pantaskah diri ini disebut sebagai umat sejati yang layak mendapat syafaatnya di hari kiamat nanti?

Dan bukti akan adanya rasa cinta ialah timbulnya rasa rindu. Yakni pesan hati orang yang mencintai akan kegelisahan yang tidak bisa diungkapkan. Memang mudah ketika diucapkan tapi berat saat dilakukan.

Namun keduanya omong kosong belaka jika tak ada yang namanya pembuktian, seperti yang dijelaskan dalam kitab Dhou'ul Ma’ali fi Syarhil Bad'il Amali, 2 Bait nadzom karya Imamuna As-Syafi’i : 

تعصي الإله وأنت تظهر حبّه   هذا محال في الفعال بديع

لو كان حبّك صادقا لأطعته   إنّ المحبّ لمن يحبّ مطيع

(ضوء المعالي شرح بدء الأمالي ص : 25)

Artinya : “Engkau bermaksiat kepada Allah, dan engkau juga menampakkan cinta kepadanya, ini adalah perbuatan yang muhal dan aneh. Jika kau benar benar cinta pasti kau akan taat kepadanya, sesungguhnya seorang pecinta dengan orang yang dicintainya itu taat”

Dan tak jarang juga, ada sebagian orang yang menyangkal dengan dalih dan juga alasan atas sebuah hadits yang berbunyi

"إنّ محبّ القوم منهم"  و  "أنت مع من أحببت"

(الفوائد المختارة لسالك طريق الآخرة ص : 601)

Akan tetapi telah dijelaskan dalam syarahnya bahwa sesungguhnya orang yang mencintai itu harus sesuai alias mengikuti terhadap orang yang dicintainya, meskipun dalam sebagian amal-amal kebaikannya. Ketahuilah sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka mencintai Nabi Musa dan Nabi Isa Alaihimassalam, namun mereka tidak bersamanya

"أنّه لا بدّ مع هذا من الموافقة لهم ولو في بعض أعمالهم الحسنة, فإنّ اليهود و النّصارى يحبّون موسى و عيسى عليهما السّلام و ليسوا معهم"  (الفوائد المختارة لسالك طريق الآخرة ص : 601)

Maka demikianlah, saat kita mengaku cinta kepada Allah dan juga Rasul-Nya berarti kita pun harus menaati keduanya, dengan melaksanakan apa yang diperintah dan meninggalkan semua yang dilarang oleh keduanya. Supaya cinta sekaligus iman kita ini dapat ber-fellyou / bernilai dihadapan keduanya. Ini juga yang sepatutnya diterapkan saat kita -sebagai seorang santri- mencintai guru-guru dan Kyai kita. -لأنّ هذه حقيقة المحبة-


Demikian semoga bermanfaat…..


وإن تجدوا عيبا فسدّوا الخللا  ** جلّ من لا عيب فيه و علا


الفقير القائم تحت تراب نعل المصطفى : محمد يسر الفلاح