.
Sudah sepatutnya kita sebagai hamba Allah untuk mensyukuri nikmat-nikmatnya, baik itu ni’mat dhohir maupun batin seperti nikmat sehat, iman & islam, dan masih banyak lagi nikmat nikmat yang tak terhitung jumlahnya, namun dalam kenyataannya apakah bersyukur dapat dilakukan dengan begitu mudah…??memang apa sih faktor faktor yang membuat kita sulit bersyukur…??oke, mari kita bahas.
Sebelum itu, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa makna syukur, dalam kitab Lubbul Ushul disebutkan bahwa bersyukur adalah menggunakannya seorang hamba terhadap semua ni’mat Allah untuk apa ni’mat tersebut diciptakan (menggunakannya dengan semestinya) seperti pendengaran digunakan untuk mendengarkan hal hal yang bermanfaat dan berpotensi pahala, bukan untuk hal hal yang tidak berguna dan berpotensi dosa, namun pemahaman mudahnya kita anggap saja bersyukur adalah rasa terima kasih seorang hamba kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya, oke kita lanjut ke pembahasan selanjutnya.
Namun kenyataannya…, dengan begitu banyak ni’mat yang telah diberikan Allah kepada kita, kita lebih banyak syukur atau kufur? menurut saya, syukur maupun kufur itu tergantung perspektif kita masing masing, lah kok bisa..??!! ya bisa, karena salah satu faktor terbesarnya adalah kita sering melihat orang orang yang derajatnya lebih tinggi dari kita (dalam finansialnya) dan menjadikan tolok ukur kebahagian kita pada mereka, sehingga semakin sering dan semakin banyak kita melihat mereka, kemungkinan untuk tidak bersyukur menjadi semakin besar dan juga berpotensi menumbuhkan sifat kepenginan/milik an/merinan (dalam beberapa istilah jawanya) jika tidak ditanggapi dengan benar, sedikit-sedikit pengen kayak begitu, sedikit sedikit pengen ini itu ini itu sampai nggak ada habisnya, bener nggak??
Jadi solusinya cukup mudah, kita hanya perlu lebih sering melihat orang-orang yang derajatnya dibawah kita, karena jika kita sering melihat mereka, yang akan tumbuh dalam diri kita adalah rasa prihatin terhadap mereka, sehingga kita jadi lebih mudah bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah kepada kita yang mana tidak diberikan kepada mereka, seperti yang sudah dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad ﷺ dalam sebuah Hadits
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
Artinya : "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu," (HR Bukhari dan Muslim)
By Firdan Ziyad