Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya pernah menerangkan kitab Jami’ul Ushul Fil Auliya’ bahwa kita sebagai hamba Allah wajib memiliki sifat Roja’. Pengertian singkat tentang Roja’ adalah mengharap kepada Allah dan secara otomatis telah menghilangkan harapan kepada selain Allah. Tujuan sifat Roja’ adalah menepis harapan hati kepada selain Allah. Kesimpulannya adalah kita hanya boleh mengharap kepada Allah saja, membuang jauh jauh harapan kita kepada selain Allah.
Roja’ sendiri dibagi menjadi 3:
Roja’ul ‘Am yaitu harapannya orang awam untuk meminta ampunan kepada Allah.
Roja’ul Khosh yaitu harapannya orang-orang khusus (orang orang ma’rifat kepada Allah) untuk meminta anugrah dan takut hatinya kehilangan Allah.
Roja’ul Akhosh yaitu harapannya orang-orang yang sangat istimewa. Beliau semua itu beribadah tanpa memandang amaliyah dan pahalanya, tapi beliau semua beribadah memang Lillahi Ta’ala. Karena jika beribadah dengan mengharapkan pahala itu bisa mengurangi keimanan. Jika ditanya “masuk surga karena apa?” Dan dijawab “karena pahala” berarti pola pikirnya harus dibenahi. Padahal yang memasukan ke surga adalah Allah melalui perantara amal shalih.
Coba kita berpikir sebentar, anggap saja kita hidup selama 60 tahun, dipotong masa aqil baligh 15 tahun awal, berarti masa kita terbebani oleh syariat islam adalah 45 tahun. Nah sekarang hitung waktu sholat kita, kita sholat 5 menit dikali 5 waktu jadinya 25 menit. 25 menit dikali 30 hari jadinya 750 menit. Lalu dibagi 60 (dijadikan satuan jam), hasilnya 12 jam 30 menit. Jadi total waktu sholat kita 1 bulan hanya selama setengah hari. Lanjut lagi dikali 45 tahun hasilnya 280 hari. Jadi kesimpulannya sholat kita seumur hidup hanya selama 280 hari.
Hitungan diatas menunjukan bahwa amal ibadah kita tidak bisa menjamin masuk surga. Mengingat hadits Nabi Muhammad yang menjelaskan bahwa kita masuk surga itu sesuai kehendak Allah, tidak sesuai amal ibadah.
فَوَالله الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Artinya:
“Demi Allah, Dzat yang tidak yang haq disembah selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar telah beramal dengan amalan penduduk surga sehingga jarak antara orang itu dengan surga hanya tinggal sehasta. Namun dia didahului oleh al-kitab (catatan takdirnya) sehingga dia beramal dengan amalan penduduk neraka, maka dia pun masuk ke dalam neraka. Dan sungguh, salah seorang dari kalian beramal dengan amalan penduduk neraka hingga jarak antaranya dengan neraka hanya tinggal satu hasta. Namun dia didahului oleh catatan takdir, sehingga dia beramal dengan amalan penduduk surga, maka dia masuk ke dalam surga.” (HR Al Bukhari dan Muslim)
Dari hadits tersebut sudah sangat jelas keterangan dari Rasulullah bahwa kita masuk surga itu dengan rahmat dari Allah ta’ala. Dan cara mendapat rahmat Allah adalah melaksanakan perintah-perintah Allah yaitu melakukan amal sholih dan mengharap rahmat kepada Allah ta’ala.
إن تجدوا عيبا فسد الخللا # جل من لا عيب فيه وعلا
Sekian dari saya mohon maaf dan terima kasih
Oleh : Kamil.