Ketika Anak Fisika Mencurahkan Isi hati
Sebagai manusia hidup selalu berkaitan dengan tuntutan yang harus dipenuhi dalam waktu tertentu. Bahkan tuntutan tersebut telah muncul sejak kecil, seperti cara berjalan, berbicara, hingga mandiri dengan kehidupan. Semakin besar beban tuntutan yang ada, maka semakin luas pula pola pikir seseorang.
Seorang pelajar pasti tidak akan jauh dari tuntutan dalam proses pembelajaran. Dimana si murid diharuskan menguasai semua mapel yang ada. Akan tetapi keinginan setiap orang itu berbeda-beda. Tergantung apa yang disukai, maka pelajaran tersebutlah yang ditekuni. Dan bagi pelajaran lain yang tidak disukai seakan-akan pelajaran itu sangat membosankan untuk ditemui. Contoh saja seorang siswa tidak menyukai matematika maka siswa tersebut tidak akan paham dengan ilmu-ilmu yang ada di dalamnya.
Albert Einstein sendiri seorang pemikir terbesar abad ke-20 akan ilmu fisika dan matematika. Bahkan saat masih sekolah ia mendapat nilai sempurna hanya di mapel tersebut. Albert begitu menyukai ilmu fisika dan matematika sehingga saat kuliah hanya mengikuti 2 kelas tersebut, dan ia juga meninggalkan kelas-kelas lain. Akan tetapi karena ia menyukai dan menekuni 2 ilmu tersebut, Albert dapat mencapai keinginan dalam hidupnya.
Maka jika ditarik benang merah secara kasar, orang yang berada dalam paksaan tidak akan dapat apa yang ia inginkan. Ada dua pilihan yang dapat kita ambil yaitu antara menikmati proses dan merubah tujuan atau mengganti proses dan menetapkan tujuan.
Oleh: F-aza