“Langsung kedepan (nyerang)” teriakku ketika timku kalah di menit-menit akhir.
Operan-operan dari satu orang ke satu orang lagi sangat berharga buat tim kami, satu dua dan tendang, ada ruang kosong, tanpa menunggu lama, langsung tendang!. Tidak ada kata lama di tim kami, kami sebagai tim menyerahkan seluruh kekuatan kami, kecepatan kami, dan kegercepan kami dalam mengambil keputusan, demi hanya mendapatkan sebuah gol untuk tim kami.
Disini kita sadar, bahwasanya kejadian diatas bukan hanya tentang bagaimana cara kita bermain futsal yang efektif, bukan hanya tentang bagaimana kita ngoyo mengejar ketertinggalan gol tim kita untuk menyamai kedudukan, bukan hanya itu!. Melainkan bahwasanya dibalik kejadian diatas, akhirnya kita akan tau bagaimana kita menggunakan waktu kita sebaik mungkin, walaupun satu detik.
Kita tahu betapa pentingnya, berharganya waktu 1 detik kita ketika bermain futsal di menit-menit akhir. Karena bisa saja dalam waktu 1 detik ini kita akan membuahkan hasil, akan membuat kita bahagia ketika berhasil mencetak gol di menit-menit akhir.
Begitu juga pula kehidupan, kita bisa mengambil manfaat dari kejadian diatas dan menerapkannya di kehidupan kita dengan memanfaatkan waktu kita dengan baik. Di sisi lain, akhirnya kita juga akan tahu betapa pentingnya kita dzikrul maut, mengingat kematian. Karena dengan kita mengingat kematian, kita akan gerak cepat dan semangat demi mempersiapkan kehidupan yang abadi dan kekal yaitu kehidupan akhirat.
Ibaratnya seperti tadi, ketika kita bermain futsal di menit-menit akhir dengan keadaan tim kita kalah, apakah kita akan santai-santai bermain bola di belakang atau kita gerak cepat menyerang, demi mendapatkan sebuah gol. Sama halnya apakah di akhir-akhir ajal kita, kita masih santai-santai saja atau akan semangat demi mempersiapkan kehidupan setelah mati.
Seperti yang didawuhkan Imam Ibnul Qoyyim di kitab Al-Waqt karangan Imam Sa’ad.
اضاعة الوقت اشد من الموت،لان اضاعة الوقت تقطعك عن الله والحار الاخرة، والموت يقطعك عن الدنيا و اهلها
“Menyia-nyiakan waktu itu lebih jelek daripada mati, karena sesungguhnya menyia-nyiakan waktu itu memutuskan kamu dengan Allah dan surga, kalau mati memutuskan kamu dengan dunia dan penduduknya”
Intinya, jika kita tidak bisa menggunakan dan memanfaatkan waktu kita dengan baik, menurut Imam Ibnul Qoyyim, mendingan kita mati aja. karena mati lebih baik daripada menyia-nyiakan waktu. Oleh karena itu, alangkah baiknya mumpung kita masih hidup, gunakanlah waktu kita sebaik mungkin seperti halnya kita menggunakan waktu ketika kita bermain futsal di menit-menit akhir.
Terima kasih. Oleh Fardan.