Thursday, February 29, 2024

Jika Rasul Saja Kau Lupakan, Lalu Apa Yang Kau Harapkan?


Dengan pembelajaran dari para sahabat dalam orientasi keagamaan atas dasar didikan Rasulullah, yang kemudian diwariskan oleh salafus shalih menggiring kita kepada peradaban islam yang madani. Hingga seluruh dunia sadar dan mengakui bahwa suatu Hadloroh (peradaban) yang tidak ada tandingannya adalah islam.

Yang perlu menjadi bahan renungan di zaman akhir ini, banyak terjadi pergeseran yang signifikan dari ajaran salafunas shalih. Modernisasi melalaikan dari pembelajaran akhlaq dan kitab kuning, keduanya tergantikan oleh gadget dan internet. Percaya diri seorang muslim juga mulai pudar dan merasa malu menggunakan atribut yang islami, atau justru itu dianggap hanya suatu tradisi Arab, Sayyidina Umar bin Khattab berorasi:


نَحْنُ قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالاِسْلاَمِ فَمَنِ ابْتَغَى الْعِزَّةَ بِغَيْىرِهِ أَذَلَّهُ اللهُ

“Kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan islam, barangsiapa mencari kemuliaan selain islam maka Allah akan menghinakannya.”


Hal ini senada dengan firman Allah SWT:


وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ (٨٥)

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”


Merefleksikan kembali kesadaran umat untuk tetap percaya diri menjaga almamater islam dirasa sangat penting. Namun setelah semua tahu akan hal ini, mengapa masih banyak orang yang rela dengan segala kerendahan dan kerusakan!

Inilah akibat kebodohan. Al-Quran dan Hadits ada didepan kita tetapi tidak pernah kita baca apalagi kita amalkan, syariat fatwa sudah siap tetapi kita masih mengabaikannya. Lalu kita akan ikut siapa? dengan sistem yang bagaimana? dengan panutan yang seperti apa?

Persaudaraan, itulah yang terpenting. Ego dan kurangnya pengetahuan agama membuat kita menjadi orang orang yang taqlid buta. Mencari dalil-dalil, hujjah-hujjah yang tidak akurat untuk kepentingan pribadi semata.

Kebenaran akan hal diatas semakin nyata manakala kita melihat realita yang ada. Yakni banyak orang intelek yang melakukan korupsi, banyak orang intelek yang tidak bermoral, banyak orang yang selalu mengkaji ilmu agama, bahkan hafal Al-Quran justru hubungannya semakin jauh dengan Allah, bahkan menjadi kufur. Naudzubillah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ:


مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدَى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللَّهِ إِلا بُعْدًا

“Barangsiapa bertambah ilmunya namun hidayahnya tidak bertambah, maka ia akan semakin jauh dari Allah.”


Sabda Rasul ini sesuai dengan fakta saat ini, yakni banyak paham agama yang justru mengajak manusia menjauhkan diri dari Allah. Menghalalkan perkara haram seperti sentuhan pria dan wanita, mengharamkan yang dianjurkan Allah seperti ziarah kubur, zikir jamaah, shodaqoh dll.

Melihat fenomena itu, maka sudah saatnya para santri yang telah dibekali ilmu agama dan mengedepankan amaliyyah dalam mendekatkan diri kepada Allah untuk memberi suatu rumusan makna agama yang transparan, yang tidak dicampuri hawa nafsu, yang ditunjang dengan dalil-dalil yang akurat tanpa menyembunyikan kebenaran.


Tulisan seorang hamba, semoga Allah mengampuninya.


Sunday, February 25, 2024

Tidak Usah Over Thinking!!

 


Dalam hidup ini dapat dipastikan kita akan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan dan keragaman. Akan tetapi tak semuanya akan menilai kita dengan penilaian yang sama, diantara mereka akan ada yang menilai kita sebagai orang baik, sebagiannya akan menilai kita sebagai orang buruk, aneh, tidak jelas, alay, jamet dll. Tapi juga ada yang bersifat tengah-tengah, yang mana tidak menganggap kita baik & buruk.

Perbedaan penilaian diatas tak lain adalah adanya faktor-faktor yang menyokongnya, yang mana dari faktor-faktor tersebut muncullah sebuah pandangan orang terhadap diri kita. Faktor-faktor tersebut berbeda beda pada setiap individu yang kita jumpai. Pada umumnya kita akan berlaku baik pada orang yang berlaku baik juga pada kita. Sehingga muncullah pandangan bahwa diri kita baik yang tak lain tumbuh dari sifat baik orang tadi, hal ini juga berlaku sebaliknya. 

Faktor-faktor yang lain adalah perbedaan hubungan dan rasa seseorang kepada kita.          Pada umumnya orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan kita akan menilai kita baik, ditambah lagi dengan rasa mereka kepada kita. Contoh saja sepasang kekasih yang saling mencintai. Ketika kekasihnya mencubit atau semacamnya, dia pasti akan tetap mencintai kekasihnya tersebut, karena rasa cinta yang ada dihatinya.

Pada akhirnya setiap orang memiliki pandangannya masing-masing. Maka kita tak perlu membebani diri memikirkan mereka, jika memang tidak suka mau sebaik apapun kita kepada mereka, mereka tetap tidak akan suka pada kita. Seperti Nabi Muhammad yang jelas-jelas pribadi yang sangat baik tetap saja dibenci oleh Abu Lahab yang tak lain adalah paman beliau sendiri. Sebaliknya juga jika mereka sudah cinta kepada kita pasti kesalahan kita dapat dimaafkan dengan mudah, contohnya adalah orang tua kita yang sering kita kecewakan selalu saja dapat memaafkan kesalahan kita dengan mudah, yang bahkan tetap rela bangun dan sholat dua rakaat pada keheningan dan kegelapan malam untuk mendoakan diri kita yang selalu mengecewakan mereka.

Jadi……Fokuslah untuk menggapai ridho Allah dan Rasulullah, karena hidup kita tak lain dan tak bukan adalah untuk menggapai ridho keduanya.


…لكُلِّ شَخْصٍ نَظْرَتُهُ فَلاَ تَتْعَبْ نَفْسَكَ لِتُحْسِنَ عِنْدَ الآخَرِيْنَ، يَكْفِيْكَ رِضَا اللّٰهُ عَنْكَ، رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَك وَرِضَا اللّٰهُ غَايَةٌ لاَ تُتْرَك ، فَاتْرُكْ مَا لاَ يُدْرَكْ ، وَاَدْرِكْ مَا لاَ يُتْرَكْ


“......Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing. Maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik dimata orang lain. Cukuplah dengan ridha Allah bagi kita, sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yang tak kan pernah tergapai. Sedangkan ridhoNya, destinasi yang pasti sampai. Maka tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia, dan fokus saja pada ridhoNya”-Syaikh Ali Ath-Thanthawi-


Seperti itulah penggalan kalam indah Syaikh Ali Ath-Thanthawi yang dapat kita jadikan renungan dan motivasi dalam menjalani kehidupan dan pergaulan.


 Oleh : Firdan Ziyad


Thursday, February 22, 2024

Wejangan Abuya




Pada hari kamis, tepatnya tanggal 15 Februari 2024 M, semua pengurus baru sowan kepada Abuya Ahmadi. Tujuan sowan pengurus baru itu untuk meminta do’a restu dan ridho beliau, agar semua pengurus baru dalam menjalankan tugas dan mengemban amanah kepengurusan diberi kelancaran dan keberkahan. Disamping itu juga pengurus baru berharap agar kepengurusannya kali ini bisa menjadi bahan belajar sebelum terjun ke masyarakat. Dan Alhamdulillah sowan berjalan dengan suasana yang penuh khidmah dan sangat menggugah hati, karena banyak sekali Nasihat atau kalam mutiara yang keluar dari dawuh-dawuh beliau.

Diantara pesan Abuya untuk pengurus baru “Saya sebagai pengasuh turut senang atas dilantiknya pengurus baru ini. Adanya pengurus ini dilantik juga agar bisa membantu saya dalam mengurusi pondok tercinta ini. Oleh karena itu, ini merupakan kesempatan emas bagi kalian semua agar bisa ikut berkhidmah dengan pondok dan guru. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, jangan disia-siakan. Memang menjadi pengurus itu berat, tapi kalau didasari dengan rasa ikhlas, mahabbah, dan khidmah, insyaallah dalam menjalankan kepengurusan ini dengan mudah dan barakah. Dan apabila kalian menemukan sebuah permasalahan, maka selesaikan dengan musyawarah dengan baik. Apabila masih belum terpecahkan, maka jangan malu untuk bertanya dengan mudabbir. Jika masih belum terselesaikan, maka tanyalah dan musyawarahkan dengan Gus Aniq.”

Di akhir sowan Abuya berpesan lagi “saya ingatkan lagi, jalankan kepengurusan ini dengan sungguh-sungguh, ikhlas, cinta, dan bertanggung jawab. Dan semoga apa yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi kalian” 

Untuk itu diharapkan bagi semuanya agar apa yang disampaikan Abuya bisa dilaksanakan dengan baik dan diharapkan bisa menjadi motivasi bagi kita semuanya. Sekian terima kasih.


Oleh: aalwyy


 


Tuesday, February 20, 2024

Dokumentasi Acara LPJ Kepengurusan lama dan Raker Kepengurusan Baru

    



    Alhamdulillah pada hari Selasa, 13 Februari 2024 M / 3 Sya’ban 1445 H. Pondok Al Fattah mengadakan rapat LPJ kepengurusan lama dan raker (rapat kerja) kepengurusan baru. Diadakannya acara LPJ tersebut adalah sebagai tolok ukur kepengurusan lama dalam menjalankan tugas dan amanah kepengurusan, serta sebagai bahan perbaikan dan peningkatan operasional di masa yang akan datang. 
    Pada sidang tersebut dihadiri oleh K.H. Aniq Muhammad Makki, B.Sc. MA. dewan mudabbir, pengurus, serta santri Al Fattah. Pada acara tersebut K.H. Aniq Muhammad Makki, B.Sc. MA. mengingatkan untuk  senantiasa memperbaiki kualitas diri dengan saling menjunjung kebersamaan kepengurusan, serta  beliau berpesan untuk senantiasa meningkatkan rasa khidmah dan mahabbah dalam menjalankan setiap amanah kepengurusan, terutama bagi kepengurusan selanjutnya.
    Kemudian setelah LPJ dilaksanakan, selanjutnya adalah pembacaan SKB (Surat Keputusan Bersama) dan pembaiatan pengurus baru masa khidmah 1445 - 1446 H / 2024- 2025 M. oleh beliau K.H. Aniq Muhammad Makki, B.Sc. MA. Dilanjut penyerahan kenang - kenangan oleh ketua pondok lama kepada ketua pondok baru.



Adapun susunan pengurus baru masa khidmah 1445 - 1446 H / 2024 - 2025 M. sebagai berikut :

    • KETUA : Haydarr Alwy

    • SEKRETARIS : Firdan Ziyadul Akhyaril Mustofa

      Muhammad Abid Yakhsyallah  (Pembimbing)

    • BENDAHARA: Harun Kamil Muhammad Wahid

      Rafi Muhammad Ariq (Pembimbing)

    • PENDIDIKAN: Muhammad Nabil An-Nadawi (Koordinator)

      Muhammad Nifal Fahmi

      Muhammad Mahbub Seva

      Muhammad Rafly  (Pembimbing)

    • KEAMANAN : Ahmad Khasan Nasirin (Koordinator)

      Muhammad Syarif Hidayatullah

                              Bagas Adriansyah  (Pembimbing)

    • HUMAS : Ahmad Faaza Muzakky (Koordinator)

      Muhammad Nasywa Firlani

      Muhammad Khoirun Nizam

      Muhammad Faishol Ashlah

      Ahmad Ulin Wildan Hudaya Rohmanan Naja  (Pembimbing)

        Widi Azan Rifai  (Pembimbing)

    • KESEHATAN : Mughni Al-Labib (Koordinator)

        Rizqi Dzikrullah Raihan Anwar

       Muhammad Fardan Abid  (Pembimbing)

    • LITBANG : Alifya Khoirul Ibadi (Koordinator)

      Rois Shofil Mubarok

                              Muhammad Iqbal Khauri  (Pembimbing)

      Muhammad Yusrul Falah  (Pembimbing)

    • KEBERSIHAN: Rakha Adyatama (Koordinator)

      Dwi Amar Abdillah

      Muhammad Zacky Al Faruq

                              Moh Najibul Faiz  (Pembimbing)

     

Setelah pembaiatan kepengurusan baru, dilanjut rapat kerja dengan membahas progja-progja dari setiap kepengurusan untuk rencana kedepannya. Semoga kepengurusan tahun ini dapat mengemban tugas dan amanah lebih baik, dan khidmahnya bisa menjadi jalan untuk mahabbah kepada Allah dan Rasulullah. Aamiin…