Sunday, April 28, 2024

Berteman Dengan Waktu

Waktu adalah sebuah ciptaan tuhan yang terkesan dan terdengar biasa namun memiliki kekuatan luar biasa. Bagaimana tidak? tanpa hentinya berjalan bahkan sebelum kita semua dilahirkan, orang terkuat di dunia pun tidak akan mampu melawan ciptaan tuhan satu ini agar berhenti, waktu juga memiliki prinsip untuk terus berjalan tanpa menengok kebelakang lalu berputar arah dan kembali mengulangi langkahnya, bahkan semua orang terikat dengan ciptaan tuhan satu ini. Dan waktu bisa begitu ganas menghabisi orang yang tidak memperlakukannya dengan baik akan tetapi dia juga dapat begitu baik kepada orang yang berlaku baik padanya, begitulah waktu, ia bagaikan teman.

Semua orang pasti terikat dengan waktu baik dia mau atau tidak waktu akan hadir dalam hidupnya dan menemaninya sampai ajal yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menghampirinya. Tidak sedikit orang yang berharap agar  waktu ini kembali berputar arah dan membuat jalan baru, tapi begitulah waktu, masih teguh dengan prinsipnya. Jadi tinggal kita sendiri mau masih mengharapkan waktu ini berputar arah yang mana tidak akan terjadi atau memilih menentukan arah baru.


Kata orang-orang waktu bagaikan pedang, barangsiapa tidak dapat menguasainya maka dia akan terlebas oleh pedang yang dalam genggamannya, namun bila dia dapat menguasainya maka dia akan dapat menggunakannya dan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat. Jadi apakah pedang tersebut yang kejam atau diri kita yang bodoh?.


Waktu seringkali kita sepelekan dan tidak kita pedulikan, lalu lucunya kita menyesal dan berandai-andai dengan hal yang sudah terjadi, padahal itu dapat membuat efek yang lebih buruk pada diri kita, mungkin kita harus mengakhiri dan membuka lembaran baru lalu berteman baik dengan waktu, bisa jadi kita menemukan ketenangan.


Oleh: Firdan Ziyadul Akhyaril M.      


Thursday, April 25, 2024

Bolehkah Memperjual Belikan Al Qur'an?

 


Ngaji kitab At Tibyan 23/4/24

  • Jumhur ulama mengatakan boleh memegang kitab hadits yang ada ayat Al Qur’annya dengan tanpa wudhu. Seperti: Bulughul Marom dan Arba’in Nawawi.

  • Orang sakit yang tidak boleh terkena air maka ketika dia ingin menyentuh atau membaca Al Qur’an boleh dengan tayammum.

  • Apakah wali / guru ngaji wajib menyuruh anak kecil yang tamyiz (sudah pintar) untuk berwudhu sebelum membaca / memegang Al Qur’an?

  • Menurut Ashabus Syafi’i (ulama pendukung madzhab syafi’i) tidak wajib karena repot dan bisa jadi dia tidak mau mengaji karena kerepotan untuk berwudhu.

  • Boleh dan sah menjual atau membeli mushaf Al Qur’an.

  • Adapun menjual Al Qur’an ada perbedaan pendapat diantara ulama’ :

  • Makruh menurut imam An Nakhai, karena mushaf itu kan untuk dibaca bukan untuk diperjual belikan.

  • Tidak makruh menurut Imam Hasan Al Bashri, Ikrimah, Hakim bin ‘Utaibah, Abdullah bin Abbas, karena pendapat ini didukung oleh riwayat dari ibnu Abbas dan mushaf itu suci seperti motor, pakaian. Jadi boleh - boleh saja 

  • Sedangkan menurut Umar bin Khattab dan Abu Musa Al Asy’ari itu mengatakan makruh yang mana mendekati haram.

  • Sebagian ulama’ membolehkan membeli mushaf tapi makruh untuk menjualnya. 

  • Intinya hukum jual beli mushaf ada 3: 

  1. Tidak makruh  

  2. Makruh

  3. Tafshil 

  • Boleh membeli mushaf 

  • Makruh menjual mushaf


Kajian kitab At Tibyan bab 9 halaman 154-155 yang diampu oleh Abuya Ahmadi Abdul Fattah, Lc., MA. 

Sunday, April 21, 2024

KONFLIK CLASSIC

Apakah benar jika sudut pandang masuk sebagai penyebab konflik? Sudut pandang sendiri adalah cara seseorang melihat suatu perkara dari satu sisi pikiran. Perkara tersebut dapat berupa permasalahan, menilai seseorang atau memandang berbagai hal dan aspek.
Sudut pandang sering menjadi penyebab suatu konflik. Karena bedanya sudut pandang dapat melahirkan sisi pikiran yang berbeda-beda. Contoh saja huruf u dan n, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda huruf u dapat menyerupai n, begitu juga sebaliknya. Maka untuk menetralisir sudut pandang yang berbeda dibutuhkan rasa pengertian dan toleransi yang mendalam dalam diri setiap individu.
Selain sudut pandang perbedaan nilai dan keyakinan juga dapat menimbulkan konflik. Sebab, setiap orang tentu memiliki nilai dan keyakinan yang berbeda-beda. Seperti, orang yang selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran tidak akan pernah mau dipaksa untuk melakukan kecurangan. Tentu, berbeda dengan orang yang tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran pasti akan mudah melakukan kecurangan.
Kedua faktor diatas dapat menjadi awal mula konflik yang menyebabkan perpecahan dalam suatu hubungan. Selain itu perbedaan budaya, karakter,dan tujuan juga dapat menimbulkan suatu konflik. lalu bagaimana cara mengatasinya? Jika belum menemukan jawabannya maka baca lagi tulisan ini dan cermati.
Oleh: Ahmad Faaza Muzakki