Sunday, June 30, 2024

Nabi Muhammad Adalah Kebanggaan Kita

 يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ * عَظِيْمِ فَخْرٍ لَنَا الْمُحَبَّبْ

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas nabi Muhammad * (nabi) yang menjadi kebanggaan kita yang mudah untuk dicintai


Menjadi umat Nabi Muhammad ﷺ merupakan suatu nikmat yang sangat wajib kita syukuri. Kenapa begitu? Karena, umat akhir zaman seperti kita ini sangat jauh dengan umat terdahulu, mulai dari umur, kekuatan fisik, sampai keutamaan-keutamaannya. Memang, umur kita sangat pendek rata-rata hanya sekitar 60 tahun, tapi kita memiliki malam lailatul qadar yang keutamaannya itu lebih baik daripada 1000 bulan. Kalau saja tidak ada Nabi Muhammad ﷺ apakah akan ada lailatul qadar? Apakah kita ini akan menjadi  خَيْرُ اُمَّةٍ ?

Dalam kitab بَدْرُ القَمَرَيْن disebutkan, 


يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ * عَظِيْمِ فَخْرٍ لَنَا الْمُحَبَّبْ

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas nabi Muhammad * (nabi) yang menjadi kebanggaan kita yang mudah untuk dicintai


Maka, sudah sepatutnya Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang kita banggakan. Kenapa? Karena kalau tidak ada Nabi kita ini menjadi umat yang biasa-biasa saja. Kok bisa? Gini, umur kita tidak sepanjang umat-umat terdahulu, kekuatan fisik kita juga tidak sekuat orang-orang dulu. Allah berfirman : 


كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ


Artinya : Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Kemudian lafadz الْمُحَبَّبْ artinya Nabi mudah untuk dicintai, secara fisik, cara berfikir, akhlak, dll. pokoknya semua orang yang bertemu dengan nabi langsung cinta beliau, bahkan sampai musuhnya Nabi juga suka, hormat dengan beliau. Mudahnya begini, umatnya saja kalau ada yang tampan sedikit saja langsung mudah untuk orang lain suka, apalagi ini nabinya dimana ketampanannya itu mengalahkan satu dunia. 


Sumber : Ngaji Sorogan Kitab Badrul Qomaroin bersama Agus H. Aniq Muhammad Makki, B. Sc., MA. 


Oleh: Abid


Saturday, June 29, 2024

Rangkuman Ngaji At Tibyan

 

Kitab : At Tibyan 

Pengarang : Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi

Cetakan         : Al Haromain

Halaman         : 165-167

Dikutip dari kajian kitab At Tibyan pada tanggal 25 Juni 2024 di pondok pesantren Al-Fattah Kudus yang diampu oleh beliau Abuya Ahmadi Abdul Fattah, Lc., MA.

Selengkapnya bisa dilihat disini : KLIK DISINI



  • Seseorang ketika ngaji bersama gurunya hendaknya duduk dengan sopan. 

  • Adab ulama’ salaf (sahabat & tabi’in) ketika menyikapi Al Qur’an itu seperti mendapat surat dari pacarnya, maksudnya adalah dibaca terus dan tidak pernah bosan, beliau-beliau juga mempelajari isi kandungannya dan mengamalkannya.

  • Imam Az Zuhri nama aslinya adalah Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin ‘Ubaidillah bin Abdullah ibni Syihab bin Abdullah bin Al Harits bin Zuhroh bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab Al Bashri. Beliau hidup pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz dan beliau termasuk orang pertama yang membukukan hadits. 

  • Imam Asy Sya’bi nama aslinya adalah ‘Amir bin Syarahil dan nama Asy Sya’bi sering kali digunakan dalam shahih muslim.

  • Nama imam Tamim Ad Dari itu dinisbatkan pada kakek beliau yang bernama Ad Dar, dan ada yang menisbatkan pada desa yang bernama Darain yang bertempat di pantai, dan ada juga yang menisbatkan pada Musholla (mempunyai tempat khusus untuk ibadah). Adapun perbedaan pendapat mengenai imam Tamim Ad Dari sudah dijelaskan pada bagian awal syarah shahih muslim.

  • Lawannya tartil adalah hadzramah artinya adalah membaca cepat yang mana cepatnya ngruwel dan tidak jelas baik hurufnya ataupun kalimatnya.

  • Nama imam Ghazali adalah Al Ghazali yang mana dinisbatkan pada desa beliau yang bernama Ghazalah, bukan Al Ghazzali (dengan tasydid).

  • Diceritakan bahwa adatnya orang Kairo Mesir ketika malam hari adalah membaca Al Qur’an. Sampai-sampai ketika ada orang yang masuk ke kota tersebut suaranya seperti suara lebah -maksudnya adalah ramai sekali- karena di kota tersebut banyak sekali orang yang membaca Al Qur’an di setiap rumah.

  • Imam An Nakha'i adalah imam mujtahid mutlak yang mana seperti Imam Syafi’i tapi sayangnya murid beliau tidak ada yang mau membukukan karya beliau.

  • Hendaknya seorang muslim menyisihkan waktunya untuk membaca Al Qur’an yang mana seperti orang yang memerah susu kambing, maksudnya adalah harus menyisihkan waktu untuk membaca Al Qur’an walaupun sebentar.

  • Malik bin Rabi’ah (Abu Usaid) adalah termasuk orang yang ikut perang badar dan beliau sudah dijanjikan oleh Allah untuk masuk surga.

  • Imam Nawawi menerangkan bahwa dalil-dalil yang ada dalam permasalahan kitab At Tibyan ini sudah sangat terkenal dan marak.

  • Ketika mau membaca Al Qur’an disunnahkan untuk bersiwak, adapun kayu yang afdhol adalah kayu arak dan termasuk kayu yang boleh digunakan bersiwak adalah kayu asynan.  

  • Banyak sekali bahasa indonesia yang diadopsi menjadi bahasa arab tapi karena lisan orang arab tidak seperti orang jawa, maka yang asalnya p menjadi b seperti: pepaya menjadi babaya, pahlawan menjadi bahlawan, dll.

  • Dianjurkan beribadah termasuk membaca Al Qur’an dengan semampunya atau dengan kadar kekuatannya bukan sesuai dengan keinginannya atau sekedarnya. 

Thursday, June 27, 2024

Efek Dunning-Kruger dalam perspektif Islam


          

Efek Dunning-Kruger, secara mudahnya dapat dipahami sebagai kondisi ketika seseorang merasa mumpuni dalam suatu hal, tapi sebenarnya dia awam dalam hal tersebut. Orang yang yang terkena efek ini cenderung mengabaikan kekurangan yang ada pada diri mereka dan meng overestimate kemampuannya sendiri. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk menyadari kelemahan yang ada pada mereka. Contoh, seseorang yang belajar ilmu agama dengan hanya bermodalkan youtube, dalam kurun belajarnya yang singkat dia merasa pendapatnya mampu dibandingkan selevel dengan seorang ulama, meskipun pada kenyataannya pendapat orang tersebut masihlah dangkal.


Yang membuat efek ini semakin ribet, sebagaimana yang telah dikatakan di atas, orang yang mengalami Dunning-Kruger tidak mampu untuk menyadari kekurangan pada diri mereka. Mereka berpikir kalau diri mereka fine-fine saja, merasa paham dan mumpuni betul dengan apa yang mereka yakini, padahal kenyataannya belum tentu seperti itu. Akhirnya mereka susah untuk terbuka terhadap masukan dan kritik dari orang lain, karena merasa dirinya sudah hebat. Hal ini sebagaimana yang pernah dikatakan Shakespeare "Orang bodoh merasa dirinya bijak, tetapi orang bijak merasa dirinya bodoh.”.


Dalam agama Islam, para salafunas sholih telah mewanti-wanti kita untuk menghindari efek Dunning-Kruger ini. Jangan sampai kita menjadi orang yang terlalu narsis dengan kemampuan kita sampai membutakan kekurangan yang pasti selalu ada pada diri kita. Al-Ghozali dalam Ihya’nya mengutip perkataan Imam Khalil bin Ahmad, menjelaskan:


الرجال أربعة، رجل يدري ويدري أنه يدري فذلك عالم فاتبعوه، ورجل يدري ولا يدري أنه يدري فذلك نائم فأيقظوه، ورجل لا يدري ويدري انه لا يدري فذلك مسترشد فأرشدوه، ورجل لا يدري أنه لا يدري فذلك جاهل فارفضوه


Seseorang secara garis besar dapat terbagi menjadi empat kelompok:

1. Orang yang alim dan dia tahu bahwa dia alim. Maka orang jenis ini adalah ulama yang harus kita ikuti.

2. Orang yang alim tapi dia tidak tahu bahwa dia alim. Orang jenis ini adalah orang yang 'tertidur' yang perlu kita bangunkan.

3. Orang yang bodoh dan dia tahu bahwa dia bodoh. Orang ini seumpama orang yang mencari petunjuk, maka tuntunlah orang jenis ini.

4. Orang yang bodoh dan dia tidak tahu bahwa dia bodoh. Jenis ini merupakan orang bodoh yang harus kita tinggalkan.


Dari empat kelompok ini, kita dilarang untuk menjadi yang nomor empat. sudahlah bodoh dan tidak mampu, tidak mau mengakuinya pula. Hal inilah yang juga terjadi pada orang yang terkena efek Dunning-Kruger, mereka merasa mampu tapi sebenarnya kosong.


Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah, apa solusi dari Dunning-Kruger ini? Solusinya sebenarnya simpel, tapi susah dilakukan. Orang yang merasa terkena efek ini harus dapat lebih terbuka untuk belajar lebih banyak, harus dapat lebih menerima masukan dan kritik yang masuk terhadap dirinya. Karena dengan keterbukaan inilah, seseorang akan dapat lebih paham tentang kelebihan dan kekurangan dirinya. Jangan sampai kita menjadi orang yang acuh dan tertutup, tidak mau menerima nasihat, masukan, dan kritik dari orang lain. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah dalam salah satu hadis:


إنَّ من أكبر الذنب، أن يقول الرجل لأخيه: اتق الله فيقول: عليك نفسك أنت تأمرني؟


Termasuk dari pada salah satu dosa terbesar adalah, ketika seseorang berkata pada saudaranya "Bertakwalah engkau pada Allah!" maka dia menjawab "Urus saja urusanmu, aku pula yang kamu urus?!" (HR Baihaqi).


Pada intinya, menerima kritik, saran, dan masukan dari orang lain bukanlah hal yang buruk. Bahkan hal itu dapat menjadi sesuatu yang penting untuk menjadi evaluasi pada pribadi kita. Dan dapat pula menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih realistis terhadap kemampuan kita sendiri.


Oleh: Mas Rafly

Wednesday, June 26, 2024

Rangkuman Ngaji Gus Aniq


Kitab : Tajridus Shorih

Pengarang : Imam Zainuddin Ahmad Bin Abdul Latif  Az-Zubaidi

Cetakan         : DKI Beirut

Hadits : 102

Halaman         : 40

Dikutip dari kajian kitab tajridus shorih pada tanggal 24 Juni 2024 di pondok pesantren Al-Fattah Kudus oleh beliau Gus Aniq Muhammad Makki, B. Sc., MA.

Selengkapnya bisa dilihat disini : Ngaji Kitab Tajridus Shorih


  • Hadits 102


انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ إِذَا رَجُلٌ مُسَجى بِثَوْبٍ أَوْ قَالَ تَسَجَّى بِثَوبِهِ فَسَلَّمَ مُوسَى فَقَالَ الخَضِرُوَأَنِّي بِأَرْضِكَ السَّلَامُ فَقَالَ أَنَا مُوسَى فَقَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلَمْتَ رُشْدًا ، قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا ، يَا مُوسَى إِنِّي عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللهِ عَلَّمَنِيهِ لَا تَعْلَمُهُ أَنْتَ وَأَنْتَ عَلَى عِلْمٍ عَلَّمَكَهُ اللَّهُ لَا أَعْلَمُهُ قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا ، فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ لَيْسَ لَهُمَا سَفِينَةٌ ، فَمَرَّتْ بِهِمَا سَفِينَةً فَكَلَّمُوهُمْ أَنْ يَحْمِلُوهُمَا فَعُرِفَ الْخَضِرُ فَحَمَلُوهُمَا بِغَيْرِ نَوْلٍ فَجَاءَ عُصْفُورٌ فَوَقَعَ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ فَنَقَرَ نَقْرَةً أَوْ نَقْرَتَيْنِ فِي الْبَحْرِ الْبَحْرِ فَقَالَ الْخَضِرُ يَا مُوسَى مَا نَقَصَ عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا كَنَقْرَةِ هَذَا الْعُصْفُورِ فِي الْبَحْرِ


…..Ketika keduanya sampai di batu tersebut, didapati ada seorang laki-laki mengenakan pakaian yang lebar. Nabi Musa lantas memberi salam. Nabi Khidir lalu berkata, “Bagaimana cara salam di tempatmu?” Nabi Musa menjawab, “Aku adalah Musa.”  Nabi Khidir balik bertanya, “Musa bani isra’il?” Nabi Musa menjawab, “Benar.” Nabi Musa kemudian berkata, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang diajarkan kepadamu?” Nabi Khidir menjawab, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” Nabi Khidir lalu melanjutkan ucapannya, “Wahai Musa, aku memiliki ilmu dari ilmunya Allah yang Dia mengajarkan kepadaku yang kamu tidak tahu, dan kamu juga punya ilmu yang diajarkan-Nya yang aku juga tidak tahu.” Nabi Musa berkata, “Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusan pun.” Maka keduanya berjalan kaki di tepi pantai sementara keduanya tidak memiliki perahu, lalu melintaslah sebuah kapal. Mereka berbicara agar orang-orang yang berada pada kapal tersebut berkenan membawa mereka. Karena Nabi Khidir telah dikenali maka mereka pun berkenan membawa mereka tanpa bayaran. Kemudian datang burung kecil hinggap di sisi kapal sembari mematuk-matuk di air laut untuk minum dengan satu atau dua kali patukan…..


  • Nabi Khidir bertanya aneh kepada Nabi Musa pada saat cerita وَأَنِّي بِأَرْضِكَ السَّلَامُ  “Bagaimana cara salam di tempatmu?”

  • Pada kitab fathul baari dijelaskan, Nabi Khidir bertanya seperti itu Karena pada saat zaman itu syari’at salam belum diterapkan ataupun memang belum diturunkan oleh Allah SWT. 

  • Diriwayat yang lain dijelaskan, bahwa Nabi Khidir bertanya, “Apakah pantas tempat seperti ini di uluki salam?” Pertanyaan Nabi Khidir itu dikarenakan mungkin tempat yang beliau singgahi itu berpenduduk non muslim itulah kenapa beliau bertanya aneh kepada Nabi Musa yang berkaitan tentang salam.

  • Atau memang cara uluk salam Nabi Khidir berbeda dengan Nabi Musa.

  • Adakalanya orang kuat itu harus kalah, bukan untuk hina tapi untuk bisa mendapatkan fadhol lebih baik. Seperti cerita di hadits tersebut yaitu ketika Nabi Musa menurunkan egonya saat akan belajar kepada Nabi Khidir dengan cara memuliakan beliau. Padahal pada masa itu Nabi Musa adalah orang yang sangat-sangat tegas dalam beragama.

  • Pelajaran Nabi Khidir Untuk Nabi Musa pada kejadian, yaitu bahwa ilmunya Nabi Khidir yang berupa ilmu ma’rifat dan ilmunya Nabi Musa yang berupa ilmu syariat jika kedua ilmu tersebut digabungkan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmunya Allah. Maka kita jangan jumawa dengan sedikit ilmu yang kita punya. Kembalikanlah ilmumu kepada Allah SWT.

Sunday, June 23, 2024

Dari Angka Satu


Trust me, semua hal yang tercipta di semesta sekarang ini tidaklah dimulai dengan ketiadaan, tapi terbentuk dari satu. Alangkah bodohnya orang-orang yang percaya bahwa semesta dulunya adalah ketiadaan dan tiba-tiba muncul menjadi seperti sekarang. Sebab, ketiadaan tidak akan menciptakan hal baru. Dan apapun yang terlahir didunia ini pasti memiliki awal.

Satu, dalam sistem angka satu merupakan dasar awal dari pembentuk angka lain. Bukan nol, sebab nol sama dengan ketiadaan. Tidak memiliki nilai untuk menciptakan angka-angka lain. Contoh, satu bisa menjadi dua dengan ditambah satu, tapi nol tidak akan menjadi apapun dengan ditambah nol itu sendiri.

Sistem satu atau awal juga diterapkan dalam agama. Dimana tuhan hanyalah satu dan tuhanlah yang menciptakan makhluk-makhluk di alam semesta ini. Tanpa pencipta tidak mungkin ada makhluk didunia ini. Maka hanyalah tuhan yang menjadi asal muasal seluruh alam semesta ini. Karena tuhan adalah zat yang menciptakan tanpa diciptakan.

Kehidupan manusia pula berawal dari satu. Yakni, satu sel telur dan satu sel sperma. Dari kedua hal itu juga hanya tercipta satu manusia, yang entah akan seperti apa kehidupannya nanti. Dari angka satu inilah seluruh sumber kehidupan tercipta. Tidak lupa juga bahwa semuanya yang tercipta oleh tuhan yang maha ESA. Karena jika tuhan lebih dari satu dapat memicu pertikaian antara pengikut.

Oleh: Faaza



Wednesday, June 12, 2024

Rangkuman Ngaji Gus Aniq


Kitab : Tajridus Shorih

Pengarang : Imam Zainuddin Ahmad Bin Abdul Latif  Az-Zubaidi

Cetakan         : DKI Beirut

Hadits : 100 dan 101

Halaman         : 39

Dikutip dari kajian kitab tajridus shorih pada tanggal 10 Juni 2024 di pondok pesantren Al-Fattah Kudus oleh beliau Gus Aniq Muhammad Makki, B. Sc., MA.

Selengkapnya bisa dilihat disini : Ngaji Kitab Tajridus Shorih


  • Hadits 100

وَعَنْهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيَّ الله وعادَيْنِ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَتَلْتُهُوأَمَّا الآخَرُ فَلَوْ بَشَيْتُهُ قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ .

Dari Abu Hurairah berkata, “Aku menghafal ilmu dari Rasulullah SAW. Pada dua wadah. Yang satu aku sebarkan dan sampaikan, yang satu lagi sekiranya aku sampaikan maka akan terputuslah tenggorokan ini.”


  • Ada dua jenis ilmu yang dihafal oleh Abu Hurairah dari Rasulullah SAW. Yaitu, ilmu dhohir dan ilmu batin. Ilmu dhohir mencakup ilmu syariat, ilmu mu’amalah, ilmu ekonomi, ilmu astronomi(Falak), dll. Ilmu batin mencakup ilmu tasawuf, ilmu adab, dll.

  • Dibalik kita melakukan ibadah shalat, zakat, puasa yang sesuai dengan tuntutan syariat agar bisa sah sesuai fiqihnya. Kta juga diharuskan untuk mengetahui bagaimana adab-adab saat beribadah. Seperti contoh, ketika kamu membayar zakat yang kewajibannya 2,5% ilmu batinnya itu bukan hanya sekedar kamu mengeluarkan zakat itu tapi bagaimana rasa hatimu saat mengeluarkan zakat tersebut. Jika dasarmu karena memang kewajiban itu berarti kamu belum sampai ilmu batinnya. Ilmu batinnya ialah aku zakat karena aku butuh. Agar kita bisa ingat bahwa jika itu adalah perintah Allah SWT., Ingat jika didalam barangmu itu ada hak-haknya orang lain, ingat jika orang yang kamu zakati itu bukan orang yang butuh zakatmu tapi kamulah yang membutuhkan mereka untuk bisa melakukan fardhunya zakat.

  • Beberapa ulama mengatakan, yang dimaksud  أَمَّا الآخَرُ فَلَوْ بَشَيْتُهُ قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ . adalah ilmu yang menjelaskan tentang personal, orang-orang yang sangat berbahaya dari kalangan para pejabat yang dholim-dholim. Jadi kemungkinan nabi pernah menyebutkan nama-nama tersebut. Kenapa ilmu tersebut tidak disebarluaskan oleh Abu Hurairah? Itu karena jika ilmu itu disampaikan kepada orang tersebut dan dia mengetahuinya maka Abu Hurairah akan terbunuh jika orang tersebut sudah menjadi pejabat.

  • Jika kita mempunyai rahasia, apapun rahasia tersebut mulai dari rahasia negara, rahasia pondok, maupun rahasia teman kita yang kita simpan itu jangan disebarluaskan agar tidak menimbulkan fitnah.

  • Ada ulama’ yang mengatakan jika ilmu yang tidak disebarluaskan oleh Abu Hurairah adalah ilmu yang berkaitan dengan tanda-tanda hari kiamat.

  • Apakah jika Abu Hurairah tidak menyampaikan ilmu itu termasuk menyembunyikan ilmu? Tentu bukan karena audiensnya belum siap. Dan bisa diambil pelajaran juga disini yaitu, jika kita menjadi guru SD/MI maka jangan sampai membawakan pelajaran SMA kepada murid-murid mu, ataupun jika kita guru SMP maka juga jangan bawakan pelajaran-pelajaran perkuliahan kepada mereka karena akal mereka belum bisa menerimanya. Dan satu pelajaran lagi yang bisa kita ambil disini yaitu, jika kita menemukan kebenaran fakta yang mana fakta itu jika kita sebarluaskan akan membuat gaduh masyarakat maka jangan disampaikan fakta tersebut kepada masyarakat.


  • Hadits 101


عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَّ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ لَهُ في حَجَّةِ الْوَدَا:   اسْتَنْصِتِ النَّاسَ ، فَقَالَ : لا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّاراً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ

Dari Jarir bin abdillah RA. Sesungguhnya nabi SAW. Bersabda kepadanya saat beliau diminta untuk memberi nasihat kepada orang-orang waktu haji wada’ “Janganlah kalian kembali menjadi kafir, sehingga kalian saling membunuh satu sama lain.”


  • Dua wasiat nabi kepada kaum muslimin pada masa itu: Jangan kembali kafir dan jangan saling bunuh-membunuh

  • Perbedaan antara الْاِنْصَات dan إسْتِمَاع :

  •  إسْتِمَاع : Kamu sengaja mendengarkan suatu pelajaran dengan tujuan agar bisa memahami pelajaran tersebut. Tapi kamu mendengarkannya bisa sambil dengan melakukan kegiatan lain, entah itu ngobrol, membalas chat, atau yang lainnya. Intinya kamu bisa memahami pelajaran tersebut dengan diselingi kegiatan lain.

  • الْاِنْصَات : Kamu memang benar-benar mendengarkan suatu pelajaran tanpa diselingi kegiatan lain. Jadi الْاِنْصَات berada di atas إسْتِمَاع .

  • Imam Sufyan Ats tsauri menuturkan beberapa tahapan ilmu: Yang pertama mendengarkan dengan cara إسْتِمَاع, yang kedua mendengarkan dengan cara الْاِنْصَات, yang ketiga menghafal ilmu yang sudah dipelajari, yang ketiga mengamalkan ilmu itu sendiri, yang kelima mengajarkan ilmu tersebut baik melalui media ajar mengajar atau berbentuk tulisan seperti buku.

  • Imam Muthorif memberikan penjelasan tentang الْاِنْصَات lebih mudah yaitu, seorang pelajar yang melihat gurunya saat mengajar itu dinamakan الْاِنْصَات, tapi jika tidak melihat gurunya itu dinamakan إسْتِمَاع.





Sunday, June 9, 2024

Kisah Sahabat Salman Al Farisi Masuk Islam


Banyak cerita sahabat yang masuk islam yang salah satunya adalah Salman Al Farisi. Beliau merupakan orang persia (bukan orang arab) yang merupakan anak dari seorang pendeta penyembah api. Beliau termasuk orang yang taat dalam segala hal sangking taatnya beliau dipercayai oleh ayahnya untuk menjaga api biar tidak mati, karena api tersebut dipergunakan untuk sesembahan.

Ayahnya adalah pendeta yang kaya raya dan memiliki kebun kurma puluhan hektar. Singkat cerita, suatu hari ayahnya jatuh sakit dan beliau disuruh ayahnya untuk mengecek kebun-kebun nya. kemudian beliau pergi ke kebun, tapi ditengah perjalanan beliau melihat ada nyanyian di gereja dan beliau tertarik dengan nyanyian tersebut. Sangking tertariknya beliau sampai menyelinap untuk masuk ke gereja itu dan ikut jamaah nasrani. Kemudian beliau bertanya kepada jamaahnya, “Ini agama apa?” Dan dijawab oleh orang nasrani “ini agama Kristen.” Beliau bertanya lagi “Darimana datangnya?”. Dan dijawab oleh orang nasrani “Dari Palestina.” Kemudian setelah diberi saran oleh jamaah kristen tadi beliau nekat untuk belajar agama nasrani oleh pendeta yang terkenal yang berada di Turki dengan cara kabur dari rumah.

Beliau di Turki mengabdi kepada pendeta yang alim yang bener-benar alim kitab Injil dan kaya raya. Tapi sayangnya pendeta tersebut kurang baik karena ketika ada orang yang ingin tobat atas dosa-dosanya, pendeta tersebut menyarankan penebusan dosa dengan cara membayar ke pendeta tersebut. Pendeta itu menerima terus-menerus bayaran dari orang-orang, tapi bayaran tersebut tidak dipergunakan  untuk kebutuhan gereja tapi disimpan dengan dibelikan emas dan dikubur didalam tanah. Orang yang mengubur emas tersebut adalah Salman Al Farisi. Ketika pendeta tersebut meninggal ada banyak orang yang hadir. Seketika itu Salman Al Farisi berkata “Kamu tahu orang ini (pendeta) adalah orang jahat”, kemudian jamaah tadi berkata “jahat bagaimana?”, dijawab oleh Salman Al Farisi “coba gali saja tanah itu”. Dan jamaah seketika kaget dan berkata “Ini apa-apaan?”, dijawab oleh Salman Al Farisi “Ini adalah emas hasil penebusan dosa yang kalian berikan.”

Tapi sisi baik dari pendeta ini adalah ketika dia mau meninggal, dia berpesan kepada Salman Al Farisi dan menyuruhnya untuk pergi ke Syiria agar belajar kepada pendeta yang benar-benar alim, sholih, dan kaya raya. Disana beliau bukan hanya sekedar mengabdi kepada pendeta tapi juga digaji. Dari gaji itu beliau sampai bisa membeli beberapa ekor kambing dan sapi. Dan disamping itu tuan gurunya berkata bahwa sekarang sudah muncul nabi akhir zaman yang berada di Makkah dari suku Quraisy dan mungkin akan hijrah ke Madinah. Kalau kamu bisa, usahakan kesana sebab kamu akan mendapatkan agama yang benar. Akhirnya setelah ditunggu-tunggu kapan akan ke Madinah, ada rombongan dari orang Arab yang lewat gerejanya. Kemudian beliau bisa berhubungan dengan mereka dan beliau bertanya.


Salman Al Farisi: “Dari mana?”


Rombongan Arab: “Dari makkah.”


Salman Al Farisi: “Apakah saya boleh ikut?”


Rombongan Arab: “Boleh tapi ada syaratnya.”


Salman Al Farisi: “Minta apa kamu?”


Rombongan Arab: “Kamu punya apa?”


Salman Al Farisi:  “ini ada beberapa kambing dan sapi.”


Rombongan Arab: “Kalau begitu jual atau kasih ke saya semua.”


kemudian beliau ikut rombongan tadi,tapi sayangnya beliau tertipu lagi. Beliau dijual sebagai budak dan berganti-ganti tuan dari Syiria, Yordania, hingga akhirnya sampai di Madinah. Di Madinah beliau beruntung mengabdi kepada orang yahudi yang kaya dan baik. Disana beliau selalu menunggu kapan nabi akhir zaman itu datang ke Madinah. Sampai ketika mendengar nabi datang ke Madinah dan mendengar thola'al badru alaina dilantunkan. Ketika itu beliau sedang memanjat pohon kurma dan sangking senangnya beliau hampir jatuh dari pohon. Setelah beliau turun dari pohon, beliau meminta kepada tuannya beberapa kurma untuk diberikan kepada temannya (Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya). Setelah diberi kurma oleh tuannya beliau menuju ke Quba.

Beliau memprediksi bahwa ciri-ciri nabi adalah tidak menerima sedekah, kemudian beliau mendatangi nabi dan sahabat dan berkata, “Saya lihat anda dan teman-teman kelaparan, ini ada sedekah untuk anda dan teman-teman.” Kemudian nabi  berkata kepada sahabat, “Silahkan makan, saya tidak makan.” Dan keesokan harinya beliau mendatangi nabi kembali dan memberikan hadiah. Seketika itu nabi ikut makan bersama sahabat yang lain. 

Dan karena masih penasaran dengan nabi. Beliau ingin melihat cap kenabian secara langsung dengan mengikuti nabi dari belakang secara diam-diam. karena nabi sudah mengetahui gerak gerik Salman Al Farisi kemudian nabi membuka punggungnya dan seketika itu salman Al Farisi langsung mencium dan bersyahadat kepada nabi. Akhirnya beliau pulang dan disuruh nabi untuk meminta dibebaskan oleh tuanya. Tuannya mengabulkan permintaan itu dengan pekerjaan berupa menanam beberapa ribu biji kurma. Akhirnya para sahabat disuruh nabi membantu untuk menanam biji kurma tersebut agar sahabat Salman Al Farisi bisa merdeka.   


Dikutip dari kajian kitab At Tibyan oleh beliau KH. Ahmadi Abdul Fattah, Lc., MA. Pada tanggal 4 Juni 2024.

Oleh: Shofil