Saturday, August 31, 2024
Saturday, August 17, 2024
Dibalik Makna Kemerdekaan
Semua orang Indonesia tahu bahwa negara ini (Indonesia) merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang mana diproklamirkan oleh Presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, hingga saat ini, telah memasuki tahun ke-79, Hari kemerdekaan Indonesia memiliki makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Proklamasi ini merupakan hasil dari perjuangan panjang dan merupakan puncak dari serangkaian perjuangan melawan penjajah. Kemerdekaan merupakan kata yang sering diucapkan tanpa memahami maknanya. Kemerdekaan berarti bangsa Indonesia memperoleh kebebasan yang seutuhnya, bebas dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa asing. Sementara itu, definisi kemerdekaan menurut KBBI sendiri ialah sebuah kebebasan, lepas, tidak mendapat tekanan dari luar, tidak terjajah, dan lain-lain.
Di era modern ini, kemerdekaan diartikan sebagai kebebasan dari ketidaksetaraan dan diskriminasi. Usaha untuk meraih kemerdekaan Indonesia secara tidak langsung mengajarkan pentingnya edukasi bagi generasi penerus bangsa. Apa makna kemerdekaan yang sesungguhnya? Apakah hanya sebatas bebas melakukan apa saja? Jika kita mengingat bagaimana kerasnya perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan kehidupan yang merdeka, kita bisa belajar soal kegigihan dalam mengejar hidup yang lebih baik. Tantangan yang kita hadapi kini bukan lagi perkara penjajahan maupun medan perang, melainkan musuh tidak kasat mata seperti ancaman kesehatan, rasa malas dan kebiasaan boros.
Makna kemerdekaan bagi Indonesia adalah bebas dari penjajah, tetapi apa makna kemerdekaan bagimu? Mari kita renungkan, bagaimana visi hidup yang lebih baik? Apapun itu, tetaplah berjuang keras agar bisa mencapai semua tujuan hidup yang mampu membawa kita menuju masa depan yang lebih baik. Di masa penjajahan dulu, cita-cita Tanah Air adalah untuk merdeka. Sementara cita-cita Indonesia sekarang adalah untuk bisa menjadi poros ekonomi dunia yang kuat dan maju dalam berbagai macam hal. Intinya, cita-cita seharusnya bisa terukur dan realistis. Indonesia telah melihat banyak jasa para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan, bersikukuh membangun negeri, menjunjung tinggi keadilan, dan memulihkan Tanah Air dari ancaman seperti pandemi. Kita tidak boleh lengah dan harus pantang menyerah seperti para pahlawan kebanggaan kita.
Berikut sekilas Makna kemerdekaan yang patut dicontoh oleh para generasi muda.
1. Jangan Takut Coba Hal Baru
Hidup didunia itu hanya sekali, maka dari itu mari kita jalani dengan semaksimal mungkin. Begitulah kira-kira prinsip hidup yang dipegang oleh para pejuang bangsa. Makna kemerdekaan yang harus selalu kita resapi adalah berani untuk mengambil keputusan sulit dan mencoba hal baru. Rasa takut untuk memulai dan mengambil risiko bila dibiarkan begitu saja akan melumpuhkan semangatmu. Jadi Kumpulkan keberanian saat kita yakin bahwa ini adalah hal yang positif bagi diri sendiri dan sekitar.
2. Saling Toleransi dengan Sesama
Sejak era penjajahan dulu, masyarakat Indonesia merangkul satu sama lain terlepas dari perbedaan yang ada pada waktu itu. Inilah makna kemerdekaan yang khas dan hanya ada di Indonesia, saling toleransi dengan sesama. Meski fisik kita berbeda, kita sama-sama mencintai Tanah Air dan meneriakkan semangat “Merdeka!”
3. Indonesia Bisa, Indonesia Hebat
Selama 79 tahun Indonesia merdeka, sayangnya masih banyak generasi muda dan terdahulu yang memandang sebelah mata potensi bangsanya sendiri. Padahal, Indonesia telah mencetak banyak prestasi.
4. Selalu Berjuang Demi Hidup yang Lebih Baik
Makna kemerdekaan adalah bebas dari penindasan dan tekanan dari sang penjajah (orang lain). Ketika kita selalu berjuang untuk menjadi lebih baik dan tidak hanya ingin berada di zona nyaman saja maka semangat dan rasa berjuang kita akan sangat manfaat untuk kita sendiri maupun orang lain.
Jadi, dalam menggugah makna sejati kemerdekaan dan membawanya menuju masa depan yang lebih cerah, kita harus menggabungkan nilai-nilai ini dalam tindakan sehari-hari. Dengan inklusivitas, inovasi, tanggung jawab, pemahaman kritis, dan penghargaan terhadap sejarah, kita dapat merintis jalan menuju masyarakat yang lebih harmonis, berkeadilan, dan merdeka.
Oleh : Shofil
Monday, August 12, 2024
My Home Is My Castle
Judulnya aja udah kece apalagi isinya slebeww, seperti yang tertulis di judul “My Home Is My Castle” yang artinya rumahku adalah istanaku. Rumah adalah sebuah bangunan yang pasti dihuni oleh seseorang kecuali rumah hantu, dan juga rumah adalah tempat dimana kita bisa bersenda gurau dengan keluarga, saling menyayangi dan lain-lain. Itulah yang diingat seorang santri baru yang belum lama mondok, pasti yang ada dibenak pikirannya adalah HP, game, orang tua, teman dan lain sebagainya.
Maka ketika pondok ada jadwal libur pasti orang tua kita sangat bahagia melihat anaknya yang telah lama dinanti, tapi yang agak aneh itu ketika kita pulang bukanya membahagiakan orang tua malah kita pergi jalan-jalan bersama teman, pasti rasanya pulangnya ke rumah agak kurang baik ya kann…, orang yang asalnya dinanti-nanti tapi setelah sampai rumah malah pergi lagi, yang dinanti orang tua itu kita bro kalian kalau ingin jajan pasti dikasih uang, ketika mau apa saja pasti diusahakan karena ini semua adalah wujud sayangnya orang tua kepada kita.
Jalan-jalan boleh tapi juga harus ada waktu yang kita luangkan untuk keluarga kita, sebab ketika kita berkumpul dengan keluarga maka ada hikmah atau sebuah nasehat yang mana sangat bermanfaat bagi kita. syukur-syukur ketika kembali ke pondok pikiran menjadi fresh dan bisa belajar dengan giat, sungguh-sungguh dan semangat.
Oleh : Nawa
Friday, August 9, 2024
Rangkuman Ngaji Gus Aniq
Kitab : Tajridus Shorih
Pengarang : Imam Zainuddin Ahmad Bin Abdul Latif Az-Zubaidi
Cetakan : DKI Beirut
Hadits : 103 dan 104
Halaman : 40
Dikutip dari kajian kitab tajridus shorih pada tanggal 8 Juli 2024 di pondok pesantren Al-Fattah Kudus oleh beliau Gus Aniq Muhammad Makki, B. Sc., MA.
Selengkapnya bisa dilihat disini :Hadits 103, Ngaji Kitab Tajridus Shorih
:Hadits 104, Ngaji Kitab Tajridus Shorih
Hadits 103
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْقِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ؟ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً، فَقَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلٍ اللهِ.
Dari Abu Musa berkata, “Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang disebut perang fisabilillah (di jalan Allah)? Sebab diantara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang karena fanatik?” Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena orang yang bertanya tersebut berdiri. Beliau lalu menjawab, “Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia berperang di jalan Allah ‘azza wajalla.
Dari hadits diatas ada pelajaran, jika ada orang yang bertanya dan dia bertanya dalam kondisi berdiri, maka seorang kyai atau ustadz tidak diwajibkan untuk ikut berdiri hanya karena untuk mengimbangi seorang yang bertanya tersebut. Tapi kyai atau ustadz masih diperbolehkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Dari cerita hadits tersebut kenapa kok ada orang yang bertanya sambil berdiri? Mungkin saat itu Nabi Muhammad sedang berada di majelis yang ramai dan mungkin orang yang bertanya tersebut berada di bagian belakang majelis.
Bertanya dalam keadaan berdiri itu boleh-boleh saja selama tidak terindikasi dengan sifat takabur (sombong).
Hadits 104
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَا أَنَا أمْشِي مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ فِي خرب الْمَدِينَةِ وَهُوَ يَتَوَكَّلْ عَلَى عَسِيبٍ . مَعَهُ فَمَرَّ بِنَفَرٍ مِنَ الْيَهُودِ فَقَالَ: ، بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ سَلُوهُ عَنِ الرُّوحِ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا تَسْأَلُوهُ لَا يَجِيءُ فِيهِ بِشَيْءٍ تَكْرَهُونَهُ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَنَسْأَلَنَّهُ ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ فَقَالَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ مَا الرُّوحُ ؟ فَسَكَتَ فَقُلْتُ إِنَّهُ يُوحَى إِلَيْهِ فَقُمْتُ ، فَلَمَّا ا الْجَلَى عَنْهُ قَالَ : ﴿وَيَسْتَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ) (الإسراء : ١٨٥)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, ketika aku berjalan bersama nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di sekitar pinggiran kota madinah, saat itu beliau membawa tongkat dari batang pohon kurma. Beliau lalu melewati kumpulan orang yahudi, maka sesama mereka saling berkata, “Tanyakanlah kepadanya tentang ruh!” Sebagian yang lain berkata, “Janganlah kalian bicara dengannya hingga ia akan mengatakan sesuatu yang kalian tidak menyukainya.” Lalu sebagian yang lain berkata, “Sungguh, kami akan benar-benar bertanya kepadanya.” Maka berdirilah seorang laki-laki dari mereka seraya bertanya, “Wahai Abul Qasim, ruh itu apa?” Beliau diam. Maka akupun bergumam, “Sesungguhnya beliau sedang menerima wahyu.” Ketika orang itu berpaling, beliau pun membaca: ‘(Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”) ’ (Qs. Al-Isra’:85)
Apabila ada seorang alim yang mendapat pertanyaan dan dia tidak mengetahui jawabannya maka orang alim tersebut dilarang untuk buru-buru menjawab pertanyaan itu. Karena dikhawatirkan seorang alim tersebut menjawabnya dengan tanpa ilmu, yang mana akan berbahaya bagi masyarakat. Maka lebih baik untuk diam dan mencari dahulu jawaban dari pertanyaan tersebut.
Para ulama berbeda pendapat tentang الرُّوحُ pada hadits tersebut, tapi jumhur ulama mengatakan yang dimaksud dengan الرُّوحُ yaitu sesuatu yang membuat jasad manusia dan jasad hewan menjadi bergerak.
Nyawa manusia
Nyawa hewan
Malaikat Jibril
Nabi Isa
Al-Qur’an
Wahyu
Sesosok malaikat yang akan berdiri sendiri saat hari kiamat
Nama malaikat yang memiliki 11.000 sayap dan 11.000 wajah.
Makhluk yang kelakuannya mirip manusia (alien)
Tapi jumhur ulama mengatakan, yang dimaksud dengan الرُّوحُ yaitu sesuatu yang membuat jasad manusia dan jasad hewan bisa bergerak.
Hikmah kenapa Allah SWT. Tidak menjawab pertanyaan dari orang yahudi tentang ruh tersebut, yaitu untuk menunjukkan betapa lemahnya kita dihadapan Allah. Karena ilmu kita tidak ada apa-apanya dibandingkan ilmu yang dimiliki Allah.
Beberapa faedah dari hadits tersebut:
Seorang alim atau seorang kyai itu boleh ditanya saat keadaan berjalan ataupun berdiri, apabila tidak memberatkan atau mengganggu beliau.
Adab atau sopan santunnya Abdullah bin Mas’ud pada hadits tersebut, yaitu memasang badan saat nabi mendapatkan wahyu.
Berusaha untuk diam jika tidak tahu jawaban dari pertanyaan atau melemparkan pertanyaan tersebut kepada orang lain.
Ada sebagian ilmu yang hanya Allah yang tahu.
Friday, August 2, 2024
Review Novel Siluman Wadon
Salah satu roman paling tersohor di dunia adalah Romeo dan Juliet, sebuah kisah cinta tragedi dari Italia yang ditulis oleh William Shakespeare ini sudah menjadi legenda di dunia kisah-kisah romansa. Saking hebatnya, kisah ini tetap menarik, dan dapat bersaing dibanding dengan romance-romance zaman sekarang. Terbukti, film yang menceritakan romansa ini dibuat beberapa kali atau mungkin sekedar pesta drama yang baru-baru ini malah mengundang kontroversi. Selain itu, ada pula adaptasi dalam bentuk animenya.
Seorang santri Pondok Pesantren Putra Al-Fattah yang tertarik dengan kisah romansa legendaris tersebut juga mengadaptasikannya dalam versi imajinasinya sendiri. Ia menambahkan bumbu fantasy dalam kisah yang ia jadikan novel berjudul “Siluman Wadon”.
Novel “Siluman Wadon” menceritakan tentang seorang remaja laki-laki bernama Irfan dari keluarga pemburu tersohor di dunia, Jaeger Family. Suatu hari, ketika dirinya sedang pergi berkemah dengan kawannya di sebuah hutan, mereka bertemu dengan seekor siluman. Namun, berbeda dengan berbagai macam siluman yang ditaklukkan kakek neneknya dan kisah-kisah seram yang disampaikan, siluman yang ada dihadapan mereka cantik menawan.
Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang remaja yang menjadi harapan besar dari keluarga besarnya yang kebencian terhadap siluman sudah mendarah daging. Namun, remaja tersebut malah jatuh cinta dengan siluman. Lantas, bagaimana dia memperjuangkan kisah cintanya tersebut? Apakah dia berhasil memberikan pemahaman pada keluarga besarnya bahwa tidak semua siluman mengerikan? Semua pertanyaan-pertanyaan itu akan dijawab dalam novel “Siluman Wadon”.
Novel ini sangat mengasyikan. Sang penulis menggunakan bahasa yang tidak terlalu sederhana sehingga cerita menjadi monoton, tapi juga tidak terlalu sulit sehingga pembaca akan sukar dalam memahami cerita. K-San - begitulah nama penanya - menuangkan bahasa yang pas sehingga para pembaca dapat menikmati dan mengimajinasikan fantasi dengan nyaman. Selain itu, keseruan dalam novel ini terus berkesinambungan. Sehingga tanpa disadari, pembaca tiba-tiba sudah sampai di penghujung cerita.
Walaupun begitu, novel ini memiliki beberapa kekurangan, seperti typo yang ditemukan di beberapa halaman. Selain itu, Fiki Ishbahul Haq, santri Al-Fattah yang membantu K-San dalam mengedit novel tersebut menyatakan bahwa K-San sebenarnya bisa membuat karakter di dalam cerita lebih hidup dengan memberikan mereka dialek yang khas.
K-San mengatakan, walau bergenre fantasy dan dibungkus dengan kisah romansa ala-ala Romeo dan Juliet, tujuannya dalam menulis novel “Siluman Wadon” adalah untuk menyampaikan pada pembaca bahwa kekuatan terbesar seorang manusia adalah cinta. Pelajaran ini didapatkan K-San bukan dari menonton kisah-kisah romansa seperti Romeo dan Juliet. Malahan, ia mendapatkannya di pondok tercinta, Pondok Pesantren Putra Al-Fattah.
Di Pondok Pesantren Putra Al-Fattah, santri-santri diajarkan untuk mencintai Allah, Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, guru-guru, dan hal-hal luar biasa lainnya. Biasa disebut dengan mahabbah, dan dijadikan sebagai slogan utama Pondok Pesantren Putra Al-Fattah. المحبة طريقتنا K-San mengaku bahwa dirinya terus menerus terpukau dengan kisah-kisah keutamaan dan keajaiban mahabbah yang disampaikan oleh Agus H. Aniq Muhammad Makki B.Sc. MA.
Novel “Siluman Wadon” ini tersedia di Toko Mubarokatan Thoyyibah di Jl. Menara No.13, Pejaten, Langgardalem, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59315. Atau, bisa dengan menghubungi Instagram sang Penulis @kaji_k.san.
Semoga, karya Santri Al-Fattah ini dapat memberikan manfaat untuk Bangsa, Negara, dan Agama. Serta menjadi barokah untuk semuanya.
Resentator : F-aza