Salah satu roman paling tersohor di dunia adalah Romeo dan Juliet, sebuah kisah cinta tragedi dari Italia yang ditulis oleh William Shakespeare ini sudah menjadi legenda di dunia kisah-kisah romansa. Saking hebatnya, kisah ini tetap menarik, dan dapat bersaing dibanding dengan romance-romance zaman sekarang. Terbukti, film yang menceritakan romansa ini dibuat beberapa kali atau mungkin sekedar pesta drama yang baru-baru ini malah mengundang kontroversi. Selain itu, ada pula adaptasi dalam bentuk animenya.
Seorang santri Pondok Pesantren Putra Al-Fattah yang tertarik dengan kisah romansa legendaris tersebut juga mengadaptasikannya dalam versi imajinasinya sendiri. Ia menambahkan bumbu fantasy dalam kisah yang ia jadikan novel berjudul “Siluman Wadon”.
Novel “Siluman Wadon” menceritakan tentang seorang remaja laki-laki bernama Irfan dari keluarga pemburu tersohor di dunia, Jaeger Family. Suatu hari, ketika dirinya sedang pergi berkemah dengan kawannya di sebuah hutan, mereka bertemu dengan seekor siluman. Namun, berbeda dengan berbagai macam siluman yang ditaklukkan kakek neneknya dan kisah-kisah seram yang disampaikan, siluman yang ada dihadapan mereka cantik menawan.
Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang remaja yang menjadi harapan besar dari keluarga besarnya yang kebencian terhadap siluman sudah mendarah daging. Namun, remaja tersebut malah jatuh cinta dengan siluman. Lantas, bagaimana dia memperjuangkan kisah cintanya tersebut? Apakah dia berhasil memberikan pemahaman pada keluarga besarnya bahwa tidak semua siluman mengerikan? Semua pertanyaan-pertanyaan itu akan dijawab dalam novel “Siluman Wadon”.
Novel ini sangat mengasyikan. Sang penulis menggunakan bahasa yang tidak terlalu sederhana sehingga cerita menjadi monoton, tapi juga tidak terlalu sulit sehingga pembaca akan sukar dalam memahami cerita. K-San - begitulah nama penanya - menuangkan bahasa yang pas sehingga para pembaca dapat menikmati dan mengimajinasikan fantasi dengan nyaman. Selain itu, keseruan dalam novel ini terus berkesinambungan. Sehingga tanpa disadari, pembaca tiba-tiba sudah sampai di penghujung cerita.
Walaupun begitu, novel ini memiliki beberapa kekurangan, seperti typo yang ditemukan di beberapa halaman. Selain itu, Fiki Ishbahul Haq, santri Al-Fattah yang membantu K-San dalam mengedit novel tersebut menyatakan bahwa K-San sebenarnya bisa membuat karakter di dalam cerita lebih hidup dengan memberikan mereka dialek yang khas.
K-San mengatakan, walau bergenre fantasy dan dibungkus dengan kisah romansa ala-ala Romeo dan Juliet, tujuannya dalam menulis novel “Siluman Wadon” adalah untuk menyampaikan pada pembaca bahwa kekuatan terbesar seorang manusia adalah cinta. Pelajaran ini didapatkan K-San bukan dari menonton kisah-kisah romansa seperti Romeo dan Juliet. Malahan, ia mendapatkannya di pondok tercinta, Pondok Pesantren Putra Al-Fattah.
Di Pondok Pesantren Putra Al-Fattah, santri-santri diajarkan untuk mencintai Allah, Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, guru-guru, dan hal-hal luar biasa lainnya. Biasa disebut dengan mahabbah, dan dijadikan sebagai slogan utama Pondok Pesantren Putra Al-Fattah. المحبة طريقتنا K-San mengaku bahwa dirinya terus menerus terpukau dengan kisah-kisah keutamaan dan keajaiban mahabbah yang disampaikan oleh Agus H. Aniq Muhammad Makki B.Sc. MA.
Novel “Siluman Wadon” ini tersedia di Toko Mubarokatan Thoyyibah di Jl. Menara No.13, Pejaten, Langgardalem, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59315. Atau, bisa dengan menghubungi Instagram sang Penulis @kaji_k.san.
Semoga, karya Santri Al-Fattah ini dapat memberikan manfaat untuk Bangsa, Negara, dan Agama. Serta menjadi barokah untuk semuanya.
Resentator : F-aza
0 comments: