Sunday, October 27, 2024

Menjadi Orang Ahlul Fadl

 Menjadi Orang Ahlul Fadl

Dalam kehidupan di dunia ini, kita selalu dituntut untuk selalu berbuat baik dalam semua hal, terlebih dalam beribadah dan taat kepada Allah SWT. Dengan beribadah kepada Allah, maka kita akan selamat di dunia dan akhirat. Begitu juga sebaliknya, jika kita masih jauh dari Allah bahkan selalu terjerumus dalam kemaksiatan, maka kita akan rugi mulai di dunia apalagi di akhirat kelak, na’udzubillah min dzalik.


Dalam kehidupan Akhirat kelak, manusia akan dibagi menjadi 2 kelompok. Yang pertama adalah Ahlul Fadl atau bisa disebut orang yang mendapat keutamaan dan balasan dari Allah di Akhirat. Ciri ciri orang yang kelak termasuk golongan Ahlul Fadl bisa dilihat dari ketaatannya kepada Allah SWT dan kecintaannya terhadap Rasulullah selama di dunia. Yang kedua disebut Ahlul ‘Adl atau bisa disebut orang yang layak mendapat hukuman dari Allah di Akhirat. Ciri-ciri orang yang kelak akan menjadi golongan ahlu Adl bisa dilihat dari banyaknya maksiat kepada allah dan kebencian mereka kepada Rasulullah selama di dunia,  na’udzubillah min dzalik.


Agar kita bisa menjadi golongan Ahlul Fadl kelak di akhirat, maka alangkah baiknya kita selalu mengikuti dan ittiba’ li sunnatin Nabi SAW. Banyak sekali sunnah nabi yang bisa kita contoh dalam kehidupan di dunia. Apa saja itu?


1. Selalu bersyukur dan tidak lupa ketika diberi nikmat oleh Allah SAW. Ketika nabi sedang bersama sayyidah aisyah, beliau sholat sampai kaki beliau bengkak dan pecah, melihat itu aisyah berkata, bahwa Rasulullah adalah nabi dan kekasih Allah, maka untuk apa melakukan sholat sampai seperti itu? Jawaban Rasulullah adalah beliau melakukan sholat sampai pecah kakinya hanya karena ingin menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah SWT karena telah diberi nikmat yang luar biasa. Jadi sebagai hamba Allah, ketika kita diberi nikmat hendaknya kita selalu bersyukur dan ingat bahwa yang memberi semua nikmat adalah Allah swt, karena Allah juga maha pencabut nikmat. Ketika sehat hendaknya kita tidak lupa dengan beribadah kepadanya, karena sewaktu-waktu Allah juga bisa membuat kita sakit jika Allah berkehendak.


2. Tidak membenci kepada siapapun. walaupun banyak sekali orang atau sebagian orang yang kita kenal banyak melakukan kemaksiatan, banyak dosa dan bahkan dzolim kepada sesama maka jangan sampai ada rasa kebencian dalam hati kita, terlebih dengan saudara kita seiman yang islam, karena jika kita membenci terhadap saudara seiman kita, ingatlah bahwa mereka juga termasuk golongan umat rasulullah saw, dan rasulullah tidak akan ridho satu saja umatnya yang masuk neraka jahannam hanya karena saling membenci satu sama lain. Habib Ali pernah berkata : “Tidak ada rasa benci sedikitpun dalam diriku, sekalipun kepada orang yang tidak suka kepadaku, dan Aku tidak akan bermalam kecuali aku berdoa ampunan untuk semua orang, bahkan orang yang memusuhiku


3. Selalu banyak Bersholawat kepada Rasulullah. Dalam sebuah cerita tentang keutamaan sholawat, seorang sahabat pernah bertanya kepada rasulullah saw, “ya rasulallah berapa waktu yang harus aku sisihkan untuk bersholawat kepadamu, apakah seperempat hari? terserah, tapi jika kamu tambah lebih bagus, kalau setengah hari ya rasulallah? terserah, tapi jika kamu tambah lebih bagus, kalau dua pertiga hati ya rasulallah? jawaban Rasulallah masih sama dan sahabat tersebut akhirnya berkata “jika begitu maka akan aku jadikan semua waktuku, hanya untuk sholawat kepadamu ya Rasulallah.” Rasulullah tersenyum dan berkata :”Kalau begitu semua keinginan dan hajat hajatmu akan terpenuhi, dan semua dosamu akan diampuni.” Begitu besar fadhilah yang bisa kita dapat dengan bersholawat kepada nabi Muhammad SAW.


Ya allah jadikanlah kami orang yang selalu bersholawat kepada nabi, yang mana sholawat kami membuat rasa cinta kepada nabi semakin bertambah, dan sholawat yang menjadikan hati mempunyai hubungan kuat dengan Nabi SAW. Aamiin ya robbal alamin.


Oleh: Wafiq


Tuesday, October 22, 2024

Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan

        


Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober di Indonesia. Penetapan hari ini bertujuan untuk menghormati peran santri dan kiai dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga nilai-nilai Islam di tanah air. Peringatan ini pertama kali dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015.

Sejarah Hari Santri

Hari Santri berawal dari Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama, yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini mengajak umat Islam untuk berjuang melawan penjajahan, dan santri berperan penting dalam perjuangan tersebut. Banyak santri yang ikut berjuang secara aktif, menunjukkan bahwa mereka bukan hanya belajar agama, tetapi juga siap berkorban untuk tanah air.

Makna Hari Santri

Makna di Hari Santri sangat mendalam dan beragam, antara lain:

  1. Penghormatan terhadap Santri: Menghargai peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan.

  2. Pelestarian Nilai Agama: Menekankan pentingnya pendidikan agama dan akhlak dalam membentuk karakter bangsa yang bermoral.

  3. Persatuan Umat: Mendorong solidaritas di antara umat Islam untuk bersatu dalam membangun bangsa, mengingatkan akan pentingnya kolaborasi.

  4. Komitmen Sosial: Mengajak santri untuk aktif dalam kegiatan sosial, memperkuat peran mereka dalam masyarakat.

  5. Refleksi Spiritual: Menjadi waktu untuk merenungkan makna keikhlasan, pengorbanan, dan dedikasi dalam mengabdi kepada masyarakat dan negara.

Di Balik Hari Santri

Hari Santri, yang diperingati setiap 22 Oktober, tidak hanya sekadar hari perayaan, tetapi juga menyimpan banyak kisah dan makna yang mendalam. Mari kita telusuri lebih jauh tentang latar belakang dan makna di balik peringatan ini.

Peran Santri dalam Masyarakat

Di balik peran mereka sebagai pejuang, santri juga memiliki kontribusi signifikan dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah melahirkan banyak tokoh bangsa yang berpengaruh, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial. Santri diharapkan menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai positif bagi masyarakat.

Makna Spiritual dan Sosial

Peringatan Hari Santri juga memiliki makna spiritual yang dalam. Ini adalah waktu untuk merenungkan pentingnya pendidikan agama, akhlak, dan tanggung jawab sosial. Santri diajarkan untuk tidak hanya memahami ilmu agama, tetapi juga untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


Oleh: Alip


Wednesday, October 16, 2024

Cerpen STY Part 2


“Tok tok tok”

“Tok tok tok”

“Gun kamu di dalam?” Suara Ibu Guntur dari balik pintu.

“Gun kamu di dalam kan?” Tanya ibu untuk kedua kalinya karena tidak ada respon dari dalam.

CTARR! CTARR! CTARR! Suara petir menyambar. Keadaan di luar rumah yang semakin menjadi jadi, menjadikan Ibu Guntur semakin panik.

“TOK TOK TOK” Ibu Guntur memperkeras ketukan ketukan pintu.

“Kok nggak ada jawaban sih?” Batin Ibu Guntur dalam hati.

Setelah lama tidak ada respon dari dalam, Ibu Guntur pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Guntur. 

Klek, kreeek……..

Dengan kondisi yang gelap gulita dan hanya disinari dengan cahaya petir yang menyambar, Ibu Guntur mencoba untuk mendekati kasur dimana Guntur berada.

“Loh kok ada bagas?” Batin si ibu setelah mendekati kasur.

“Gass…. kok kamu disini?” Bilang si ibu dengan membangunkan Bagas.

Setelah Ibu Guntur mencoba untuk membangunkan Bagas berkali kali, Akhirnya Bagas bangun dan menatap Ibu Guntur dengan tatapan kosong.

“Kamu kenapa kok ada disini? Juga Guntur kenapa kok berteriak?”

Karena masih dalam keadaan syok dengan kejadian tadi, Bagas belum bisa membuka mulut untuk menceritakan kepada si ibu. Dengan kondisi yang masih penasaran dengan apa yang terjadi, ibunya pun membiarkan Bagas untuk kembali tidur.

Keesokan harinya.

“Ibu aku berangkat kuliah dulu ya” ucap Bagas.

“Iya hati-hati gas” Jawab ibu.

“Adek beneran nggak berangkat sekolah bu?”

“Iya, badannya panas semua tadi, ibu juga khawatir kok tiba-tiba panas banget. Apa mungkin kejadian tadi malam? Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam gas? Kok kamu juga ada di kamarnya Guntur?”

Bagas terdiam dengan pertanyaan yang beruntun dari Ibunya. Bagas kebingungan harus bercerita dari mana, Bagas sendiri juga masih tidak percaya dengan kejadian tadi malam yang menimpanya. Bagas harus mencari tahu sendiri dengan apa yang terjadi.

“Emm… nggak papa kok buk, nggak terjadi apa-apa, Bagas tadi malam cuman nemenin adek buat tidur” Elak Bagas.

“Hmm… ya udah kalo nggak terjadi apa-apa, sudah kamu berangkat sana” Balas Ibunya dengan masih ada kecurigaan di hati Ibunya.

“Kok kayaknya Bagas menyembunyikan sesuatu” Batin Ibu.

Setelah Bagas berpamitan dengan ibunya dan melihat kondisi adeknya yang masih tertidur pulas dengan badan yang masih sangat panas, dia pun berangkat kuliah dengan sepeda motor miliknya.

Sesampainya di kampus dia langsung memasuki kelasnya. Dengan pikiran yang masih syok dengan kejadian tadi malam, dia berusaha untuk bersikap biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Walaupun dia tahu bahwa tubuhnya juga sedang tidak begitu sehat.

“Hei broo.. kenapa kok mukamu pucat gitu?” Tanya temannya Ilham saat menghampiri tempat duduknya Bagas.

“Nggak papa kok, cuman agak lemes aja.”

“Ehh gitu, kalo nggak kuat nggak usah dipaksa gas, nanti malam juga ada kuliah malam, dibuat istirahat aja”

“Iya nanti aku coba istirahat sebentar, tapi ini aku masih kuat kok” Jawab Bagas dengan mengukir senyuman sedikit terpaksa agar ilham percaya.

“Oke deh, sehat-sehat bro.. ehh pak dosen sudah datang aku kembali dulu bro”

“Oke”

Jam 10.00 kuliah pagi telah usai, Bagas berniat ingin segera pulang ke rumah dan beristirahat, ia berharap tubuhnya kembali membaik dan bisa berangkat kuliah malam. Dia cepat-cepat menuju ke parkiran motor dan tanpa sengaja dia bertemu dengan Ilham.

“Gas nanti malam ikut nobar timnas yok, di markas” 

“Ehh… nanti malam bukanya ada kelas malam? Kamu nggak ikut?” Tanya Bagas.

“Emm mungkin aku nggak ikut dulu, lagian kelas malam juga paling-paling dosennya nggak datang, ya sudah daripada menunggu sesuatu yang belum pasti mendingan nobar timnas dulu wkwkwk” Balas Ilham.

“Aku ikut kelas malam dulu, nanti kalo emang dosennya nggak datang, aku langsung ke markas.”

“Oke lah, emang kamu anak rajin dan disiplin wkwk” Ilham tertawa dengan tidak berdosanya

“Nyenyenye, dahlah aku mau pulang dulu, mau istirahat.”

“Oke broo…” 

Bagas menaiki motornya dan bergegas pulang.

Assalamualaikum Bagas pulang”

Waalaikum salam, iyaa” Jawab ibunya.

“Bu, kondisi Guntur gimana?” Tanya bagas dengan sedikit khawatir.

“Masih panas gas, Guntur juga nggak mau makan dari pagi, Guntur cuman ngalamun terus, sama tiba-tiba nangis sendiri” 

Bagas sangat khawatir setelah diberitahu oleh ibunya tentang kondisi Guntur, ia pun memberanikan diri untuk melihat kondisi adiknya.

Sesampainya di kamar guntur, bagas terkejut dengan keadaan guntur. Benar apa yang dikatakan Ibunya, Guntur sangat berantakan keadaannya, tatapan kosong menghadap ke atas dengan mata yang sembab, mungkin terlalu banyak menangis. Bagas pun memberanikan diri untuk mengajak guntur berbicara.

“Tur, kamu nggak papa kan?” Tanya bagas dengan sedikit gemetar.

“Arga kakk” Bagas dibuat terkejut dengan perkataan guntur?

“Arga kenapa tur? Dia sudah tenang disana”

“Dia tadi kesini kakk” Bagas dibuat terkejut lagi dengan perkataan guntur. Bagas bingung harus berbuat apa.

“Udah ndak papa, mungkin kamu cuman mengingau, istirahat dulu sama makan, hilangin pikiran-pikiran negatif, okee”

“Iya kakk, tapi Guntur takut”

“Ndak usah takut ada kakak sama ibu disini, sudah kamu tidur aja dulu kakak mau keluar”

“Iya kak”

Setelah Guntur memejamkan mata, Bagas pun keluar, ia juga membutuhkan istirahat. Saat dia memasuki kamarnya, handphone berdering, ada pesan masuk dari nomor yang tidak diketahui.

“Siapa ini?” Batin Bagas.

“Gas nanti kamu beneran nggak ikut nonton?”

“Ini Ilham nomer baru, save oke”

“Ohh Ilham ternyata” Batin Bagas.

“Nggak ikut” Jawab bagas.

Oke deh nanti kalo bisa ke markas datang oke”

“OKe”

Setelah membalas pesan dari ilham, bagas beranjak untuk tidur, memulihkan tenaga untuk kuliah malam nanti.

Bagas berangkat ke kuliah.

Suasana kelas pada malam hari memang sangat berbeda dengan kelas pagi hari. Hanya beberapa orang yang masuk, termasuk Bagas. Sudah satu jam lebih Bagas menunggu dosen yang tak kunjung datang. Dalam tunggunya tiba-tiba Bagas melihat mahasiswa baru masuk kelas.

“Ehh bukannya itu Ilham?” Tanya Bagas dalam batin. “Tapi dia kan tadi bilang mau nobar di markas?”

Bagas mau menemuinya tapi dia ragu, khawatir kalo ternyata bukan Ilham. Dia membuka handphonenya, berniat untuk menchating Ilham.

“Ham kamu katanya nobar timnas” tidak menunggu lama ilham pun menjawabnya.

“Iya emang, kamu mau kesini?”

“Bukan begitu, kamu ini di markas?”

“Iya”

“Lah terus yang disini ini siapa? Mirip kamu ham, kukira kamu tadi” bagas membalas chatting dari Ilham dengan gemeteran.

“Bentar ham, aku kirimin fotonya” Bagas pun mengirim foto orang yang mirip dengan Ilham kepada ilham.

“Ehh… iya gas mirip aku, ini siapa cahh?” Kaget Ilham.

“Kok aku merinding gini”

“Ya sudah kamu tenang dulu nanti ke habis kuliah kamu kerumahku, cerita”

“Oke, nanti aku ke rumahmu”

Setelah Bagas mengakhiri chattingan dengan ilham, ia pun langsung beranjak untuk keluar kelas. Percuma nunggu dosen paling juga tidak datang.


  Di depan rumah Ilham.

“Ham, aku sudah di depan rumahmu”

“Masuk aja, langsung ke kamarku, sudah ada makanan banyak ini” balas Ilham.

Bagas Pun masuk ke rumah Ilham dan menuju ke kamar Ilham. Setelah masuk kekamar Ilham, dia melihat banyak sekali makanan yang terpampang. Tapi dia dibuat bingung dengan wajah Ilham yang sangat pucat, tapi dia tidak berani untuk bertanya. Seperti ada perasaan yang yang mencegahnya untuk bertanya.

“Duduk gas, silahkan dimakan”

“Oke”

Bagas beranjak duduk dan mulai makan makanan yang ada.

“Jadi, gimana gas ceritanya?” Tanya Ilham dengan suara yang serak dan berat.

Bagas kaget, tapi dia cepat-cepat menghilangkan rasa kagetnya dan bercerita.

“Jadi tadi gini…”

TING, Suara dering notif dari handphone Bagas.

“Ehh, sebentar ham ada chat”

Bagas membuka hp-nya, ia mengira ada pesan masuk, melainkan cuman notif ada yang nge-live IG. 

DEGG

Bagas terkejut tidak karuan, ternyata yang nge-live IG tadalah Ilham.

“Sial, terus yang didepanku siapa?” Umpat Bagas, karena akhir-akhir ini dia mendapatkan kejadian-kejadian yang janggal.

Bagas tidak berani menoleh, dia mencoba untuk mengirim pesan kepada Ilham lewat IG.

“Ham, kamu ini dimana?”

“Aku sedang ke luar kota sama bapakku. Tadi tiba-tiba setelah pulang kuliah pagi aku diajak bapakku ke luar kota, jadi nggak bisa ikut nobar di markas, emang kenapa?”

Bagas mencoba untuk mengontrol dirinya yang sedang gemetaran tidak karuan. Dia mencoba memberanikan diri untuk melihat ke depan.

DEGG

Ilham tidak ada di depannya, dan makanan-makanan yang Bagas makan tadi ternyata telur busuk. Bagas merasakan perutnya mulai mual dan ingin muntah. Ia pun berlari menuju kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya.

Di kamar mandi.

HUEKK, HUEKK

“Sebenarnya apa yang terjadi sih, bangsat!” Amuk Bagas sembari memukul-mukul tembok. “Ada apa sebenarnya?” Batin Bagas dengan perasaan takut, tubuhnya mulai gemetaran. Dia harus keluar dari rumah ini secepatnya.

JEPPP, tiba-tiba listrik padam.

Bagas tidak bisa melakukan apa-apa, dia masih syok dengan kejadian yang bertubi-tubi menimpanya. Tiba-tiba bagas merasakan ada yang memegang lengannya.


Dan.........bersambung.


Oleh :Barok 



 


Friday, October 11, 2024

Mengenal Si Jenius Dari Timur Yang Bersemayam di Kota Kretek


Mengenal  Si Jenius Dari Timur Yang Bersemayam di Kota Kretek

Sosrokartono, yang nama lengkapnya adalah Raden Mas Panji Sosrokartono (1877–1952), adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang terkenal karena menjadi seorang sarjana, diplomat, dan penganut keyakinan spiritual. Ia adalah kakak dari R.A. Kartini, seorang pahlawan wanita emansipasi Indonesia yang sering menginspirasi perjuangan kemerdekaan.

Latar Belakang dan Pendidikan

Sosrokartono dilahirkan di Jepara pada 10 April 1877. Ia berasal dari keluarga priyayi Jawa yang berpendidikan tinggi. Ia sangat cerdas sejak kecil dan dikirim ke Eropa untuk belajar. Sosrokartono belajar bahasa dan sastra di Universitas Leiden, yang merupakan salah satu perguruan tinggi paling terkenal di Belanda pada saat itu. Dia mahir berbicara sejumlah bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Latin, Yunani, Arab, dan bahkan beberapa bahasa lokal Indonesia.

Karir sebagai Diplomat dan Wartawan

Sosrokartono adalah wartawan untuk The New York Herald di Perancis selama Perang Dunia I. Ia memiliki kesempatan untuk meliput banyak peristiwa penting dan berinteraksi dengan para tokoh dunia selama posisi ini, termasuk pertemuan diplomatik internasional. Dia sangat berharga sebagai penerjemah di konferensi-konferensi internasional karena kemampuannya berbicara banyak bahasa. Selain menjadi wartawan, Sosrokartono juga menjadi diplomat dan membantu dalam perundingan internasional di mana ia membantu dalam mediasi dan penyelesaian konflik. Ia dihormati karena wawasannya yang luas, kecerdasannya yang luar biasa, dan kontribusinya yang signifikan dalam diplomasi untuk mempertahankan prinsip keadilan dan kemanusiaan.

Spiritualitas dan Pengabdian

Setelah sekian lama berkecimpung di dunia internasional, Sosrokartono kembali ke Indonesia dan memilih jalan hidup yang berbeda. Ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorang spiritualis. Sosrokartono dikenal sebagai pribadi yang sangat religius, penuh kebijaksanaan, dan memiliki kemampuan spiritual yang tinggi. Ia membuka pengobatan di Bandung, di mana ia memberikan pengobatan tanpa meminta bayaran, dan dikenal dengan sebutan "Kiai Haji", meskipun ia bukan ulama dalam arti formal.

Sosrokartono mengajarkan pentingnya cinta kasih, pengabdian, dan perdamaian. Dia banyak dihormati oleh berbagai kalangan di Indonesia, baik oleh tokoh nasionalis maupun masyarakat umum, karena pandangan hidupnya yang sederhana dan mendalam.

Warisan

Meskipun tidak setenar adiknya, R.A. Kartini, Sosrokartono memiliki peran penting dalam perjalanan intelektual dan spiritual bangsa Indonesia. Ia adalah contoh tokoh yang mampu menjembatani dunia Barat dan Timur, serta memadukan pengetahuan modern dengan kebijaksanaan tradisional. Sosrokartono meninggal pada tahun 1952 dan dimakamkan di Kudus. Warisan Sosrokartono terus hidup dalam penghormatan terhadap pengabdiannya di dunia intelektual dan spiritual, serta kontribusinya terhadap kemanusiaan dan peradaban di Indonesia.

Oleh :Najibul Faiz


Monday, October 7, 2024

Meneladani Akhlak Rasulullah dan Membanggakan Beliau dalam Kehidupan Sehari-hari.



Di bulan Maulid ini, kita kembali diingatkan pada kehadiran sosok paling mulia dalam sejarah umat manusia, Nabi Muhammad ﷺ. Beliau diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, dengan membawa cahaya kebenaran dan akhlak yang luhur. Bagi kita sebagai umat Islam, peringatan Maulid Nabi bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum untuk merenungi dan meneladani kehidupan Rasulullah ﷺ.


1. Meneladani Akhlak Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ adalah teladan yang sempurna dalam segala aspek kehidupan. Akhlak beliau begitu mulia hingga Allah SWT memujinya dalam Al-Qur'an:


وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ


"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur."

Sebagai umatnya, kita harus berusaha meniru sifat-sifat beliau dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah ﷺ dikenal dengan sifat sabar, jujur, amanah, dan penuh kasih sayang kepada sesama. Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti berkata jujur dalam setiap ucapan, bersikap sabar ketika menghadapi ujian, dan berbuat baik kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan meneladani akhlak beliau, kita tidak hanya mengikuti jejak yang mulia, tetapi juga menunjukkan kepada dunia betapa indahnya ajaran Islam.


2. Dengan Memperbanyak Shalawat

Salah satu cara paling sederhana namun penuh berkah untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah ﷺ adalah dengan memperbanyak shalawat. Allah SWT berfirman:


إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّۖ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا


"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."

Shalawat bukan hanya bentuk penghormatan kita kepada Rasulullah ﷺ, tetapi juga jalan untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Setiap kali kita mengucapkan shalawat, Allah SWT akan melimpahkan rahmat kepada kita sepuluh kali lipat. Ini adalah salah satu cara kita menjaga hubungan spiritual dengan Rasulullah ﷺ, sekaligus menumbuhkan cinta yang mendalam kepada beliau.


3. Membanggakan Rasulullah ﷺ dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga nama baik Rasulullah ﷺ dan ajaran yang beliau bawa. Cara terbaik untuk membanggakan beliau adalah dengan menjadi Muslim yang baik dalam setiap aspek kehidupan. Rasulullah ﷺ bersabda:


إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا


"Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian."

Marilah kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah umat yang mencintai dan mengikuti jejak Rasulullah ﷺ dengan menjaga akhlak kita, memperlakukan sesama dengan baik, dan menyebarkan kedamaian serta kebaikan dimanapun kita berada.

Imam al-Ghazali dalam kitabnya "Ihya’ Ulumuddin" menegaskan bahwa mengikuti akhlak Rasulullah ﷺ adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Beliau menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam meneladani Nabi ﷺ, karena niat yang benar akan membawa kita kepada kebaikan yang sesungguhnya.

Di bulan Maulid ini, marilah kita bertekad untuk semakin mendekatkan diri kepada Rasulullah ﷺ dengan meneladani akhlaknya, memperbanyak shalawat, dan menjadi umat yang mampu membanggakan beliau dalam setiap langkah kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk mengikuti jejak beliau dan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Amin. Ala kulli hal semoga dapat menambahkan mahabbah kita kepada Rasulullah ﷺ.


Oleh : Falah