Asal Usul Kebiasaan Makan 3 Kali Sehari
1. Zaman Prasejarah: Pola Makan Tidak Teratur
Pada masa prasejarah, manusia purba tidak memiliki jadwal makan yang tetap. Mereka berburu dan mengumpulkan makanan sesuai kebutuhan serta ketersediaan sumber daya. Pola makan mereka lebih mirip dengan pola puasa dan pesta, di mana mereka makan dalam jumlah besar setelah berburu atau menemukan makanan, lalu bertahan tanpa makan dalam waktu yang lama.
2. Peradaban Kuno: Makan Sekali atau Dua Kali Sehari
Dalam peradaban awal seperti Mesir, Yunani, dan Romawi, makan dua kali sehari lebih umum. Bangsa Yunani kuno biasanya makan ringan di pagi hari (ariston) dan makan besar di sore atau malam hari (deipnon). Bangsa Romawi juga umumnya hanya makan dua kali sehari, dengan makan utama di siang atau sore hari.
3. Abad Pertengahan: Dua Kali Sehari Masih Dominan
Di Eropa pada Abad Pertengahan, kebiasaan makan dua kali sehari tetap bertahan. Orang-orang biasa makan pagi (sekitar tengah hari) dan makan malam di sore atau menjelang malam. Sarapan sering dianggap sebagai kebiasaan kelas pekerja atau anak-anak, sementara kaum bangsawan atau biarawan cenderung menghindari sarapan karena alasan keagamaan.
4. Revolusi Industri: Munculnya Pola Makan 3 Kali Sehari
Pada abad ke-18 dan ke-19, Revolusi Industri membawa perubahan besar dalam pola makan. Para pekerja di pabrik membutuhkan energi untuk bekerja dalam jadwal yang lebih ketat, sehingga sarapan menjadi lebih penting. Makan siang menjadi waktu istirahat di tengah hari, sementara makan malam menjadi momen berkumpul setelah bekerja. Pola ini semakin mengakar di masyarakat Barat dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
5. Pengaruh Kolonialisme dan Globalisasi
Kebiasaan makan tiga kali sehari mulai menyebar ke berbagai budaya lain karena pengaruh kolonialisme dan globalisasi. Negara-negara yang dulunya memiliki kebiasaan makan dua kali atau lebih fleksibel mulai menyesuaikan diri dengan standar Eropa dan Amerika.
Kesimpulan
Pola makan tiga kali sehari bukanlah sesuatu yang alami atau universal, tetapi lebih merupakan hasil dari perkembangan budaya dan kebutuhan sosial. Sebelum era modern, banyak masyarakat memiliki jadwal makan yang lebih fleksibel. Namun, karena perubahan gaya hidup, industrialisasi, dan globalisasi, makan tiga kali sehari akhirnya menjadi norma di banyak tempat di dunia.
Oleh : Alp