Wednesday, March 12, 2025

Esensi Datangnya Bulan Ramadhan

 Esensi Datangnya Bulan Ramadhan

Sebenarnya, apa sih berpuasa di bulan suci Ramadhan ini?


Apakah hanya sekedar menahan lapar, dahaga, dan dari berbagai hal-hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari?


Pengertian di atas memang definisi dari berpuasa. Namun, kurang memenuhi esensi dari puasa, yang di mana bertujuan untuk melemahkan syahwat, meningkatkan taqwa, mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan di dalamnya. Karena pada faktanya, banyak dari umat Muslim yang hanya menahan lapar dan dahaga, tapi tidak dibarengi dengan menahan diri dari berbagai perbuatan maksiat. Sehingga pahala puasanya terus berkurang, dan hanya mendapatkan lapar dan dahaga selama seharian. Sesuai dengan hadits Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, 

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi –yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).


Masalah lainnya adalah, banyak dari muslimin yang berbuka dengan sangat megah, memuaskan perutnya setelah seharian kelaparan. Hal ini tentu kurang sesuai dengan esensi puasa yang menahan dari hawa nafsu dan meningkatkan taqwa. Apalagi beberapa dari muslimin merasa bebas setelah berbuka, seperti tidak mengapa berkata-kata kasar, berbohong, dan beberapa perbuatan maksiat yang di akhir zaman ini sudah menjadi hal yang lumrah.


Padahal, di bulan Ramadhan ini, yang hanya ada satu bulan dari setahun, bukan hanya saat puasa yang kebaikannya tumpah ruah. Maka sebaiknya, ketimbang merasa terbebas dari aturan-aturan larangan maksiat di saat puasa, muslimin sebaiknya memanfaatkan waktu untuk menambah kebaikan-kebaikannya yang dilipatgandakan di bulan Ramadhan ini. Terlebih lagi, pada malam harinya, ada satu malam dari bulan Ramadhan yang misterius, yang hanya Allah tahu kapan malam tersebut. Malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, Malam Lailatul Qadar.


Oleh : Muhammad Hasan (K-San)


Previous Post
Next Post

0 comments: